Bahkan, agar mimpinya dapat benar-benar terwujud, dr Oki juga menggalang kekuatan donatur dan relawan yang siap berjuang bersamanya. “Saya percaya ini bisa berdiri. Uangnya dari umat. Itu dibuktikan teman-teman yang sudah membangun rumah sakit di Palestina,” sambungnya.
Disinggung soal BPJS Kesehatan yang terbilang sangat membantu dalam biaya perobatan, dr Oki menilai, itu tidak begitu maksimal. Disebutnya, pada BPJS Kesehatan ada syarat yang kadang juga menyulitkan orang. Selain itu, lanjutnya, tidak semua perobatan, obat dan alat kesehatan ditanggung BPJS Kesehatan. Hal tersebut dia ketahui karena saat bekerja di RS Sinar Mas, dia ditugaskan di bidang asuransi.
Oki juga aktif di bidang sosial. Dia bersama komunitas dan beberapa lembaga NGO, memiliki program Save Paleatina dan Save Rohingya. Begitu juga dengan program training, diakuinya ada yang dibuatnya gratis, yakni untuk lingkungan masjid dan kampus. Untuk training di masjid dan kampus itu, tidak ada waktu rutin.
“Kalau lagi intens gerakan, bisa seminggu dua sampai kali kali. Tergantung semangat kawan-kawan di masjid dan kampus. Kita nawarin, kalau mereka respect, kita masuk dan maju untuk program,” lanjutnya.
Dalam menjalankan program ini, dr Oki mengaku memiliki tim yang dibagi pada beberapa program. Disebutnya, untuk masjid programnya berbeda, yakni “Go to Masjid”. Setiap masjid yang bekerjasama dengan mereka, para remaja masjidnya akan dibina, seperti cara pidato, fotograpy, nulis novel, silat dan lainnya.
“Agar mereka jadi eksis. Kita kasih wifi gratis juga di masjid agar anak muda senang ke masjid,” sambungnya.
Sedangkan program untuk kampus, kata Oki, adalah mindset sukses, lebih pada motivasi. Bagaimana agar mahasiswa tetap semangat kuliah dan setelah tamat kuliah bisa menjalani pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan potensi mereka. Dikatakannya, intinya yang bermain adalah peranan otak, di mana pada otak manusia ada 5 bagian, otak atas kanan, atas kiri, bawah kanan, bawah kiri dan tengah.
“Kita mengajarkan mereka menemukan, otak mereka lebih dominan ke mana ini. Akhirnya dia akan bekerja atau belajar sesuai dengan pasionnya. Sesuai dengan cara kerja otaknya, jadi tidak stres dalam menggapai mimpinya, ” tandas dr Oki. (*/adz)