26 C
Medan
Saturday, October 26, 2024
spot_img

Medan Cahaya di Lokasi Medan Perang

Madinah di waktu malam lebih-lebih lagi. Anggaplah Anda naik mobil dari Jeddah atau Makkah menuju Madinah. Begitu tiba di Bir Ali (sepuluh menit sebelum masuk pusat Kota Madinah), siap-siaplah terpesona. Begitu Anda melintas di jalan Tariq Hijr, ada pemandangan magis yang menakjubkan. Keindahan Masjid Nabawi. Lengkap dengan cahaya mirip siangnya. Cahaya dengan tata warna yang elegan. Ditambah menara-menaranya. Ditambah bangunan sekitarnya. Ditambah lagi yang terbaru ini: latar belakangnya yang misterius.

Dulu tidak ada background itu. Hanya gelap. Kini ada yang baru: cahaya magis yang memantul ke hutan rimba. Apakah ada hutan baru di belakang masjid? Oh… Bukan. Bukan hutan. Itu seperti layar raksasa. Adakah dipasang layar raksasa sepanjang berkilo-kilometer di belakang masjid? Oh…. Bukan. Bukan layar.

Sekarang saya ingat. Di belakang masjid itu kan ada gunung. Terkenal dalam sejarah: Jabal Uhud. Sebuah bukit batu yang cukup tinggi yang memanjang di belakang Masjid Nabawi. Di kejauhan. Ternyata di sekeliling Gunung Uhud itu sekarang dipasangi lampu sorot dengan kekuatan besar. Tiap 50 meter. Sepanjang gunung. Berkilo-kilometer. Sorotnya mencapai gunung batu setinggi 1.000 meter itu. Yang saya kira hutan rimba tadi. Pencahayaan itu menimbulkan imajinasi yang berbeda-beda.

Maka dari arah Tariq Hijr ini Masjid Nabawi selalu berganti background: siang gunung batu, malam gunung cahaya.

Atau datanglah ke mal terbesar kedua di Madinah: Mal An Nur. Pesona Jabal Uhud di waktu malam ini juga bisa dinikmati dari mal modern itu. Maka kawasan gunung yang dulu dikenal sebagai medan perang itu (Perang Uhud) kini menjadi medan cahaya.

Masih ada ikon baru lain di Madinah: bandara baru dan stasiun kereta api yang baru. Bandaranya bagus sekali. Dengan sentuhan khas Arab. Pilar-pilarnya yang tinggi itu dibentuk dengan inspirasi pohon kurma. Modern menakjubkan.

Demikian juga stasiun kereta apinya. Indah di waktu siang. Lebih indah lagi di waktu malam. Saya tergoda ingin masuk ke dalamnya. Tapi belum bisa. Masih tutup. Mungkin baru akan beroperasi satu tahun lagi.

Itulah stasiun kereta supercepat Makkah-Madinah (450 km). Yang sedang dibangun oleh gabungan kekuatan Spanyol, Inggris, dan Tiongkok.

Tidak jauh dari situ ada juga proyek raksasa. Sedang dikerjakan. Seru-serunya. Lho saya ingat. Lokasi ini kan terminal bus untuk jamaah haji. Yang luas itu. Dulu. Dulu sekali. Ternyata lokasi itu kini untuk proyek hotel-hotel bintang lima yang mewah.

Itu akan istimewa. Dari lantai atas hotel itu nanti akan bisa melihat keindahan Masjid Nabawi. Lengkap dengan background gunung cahaya Uhud. Di waktu malam. (*)

Madinah di waktu malam lebih-lebih lagi. Anggaplah Anda naik mobil dari Jeddah atau Makkah menuju Madinah. Begitu tiba di Bir Ali (sepuluh menit sebelum masuk pusat Kota Madinah), siap-siaplah terpesona. Begitu Anda melintas di jalan Tariq Hijr, ada pemandangan magis yang menakjubkan. Keindahan Masjid Nabawi. Lengkap dengan cahaya mirip siangnya. Cahaya dengan tata warna yang elegan. Ditambah menara-menaranya. Ditambah bangunan sekitarnya. Ditambah lagi yang terbaru ini: latar belakangnya yang misterius.

Dulu tidak ada background itu. Hanya gelap. Kini ada yang baru: cahaya magis yang memantul ke hutan rimba. Apakah ada hutan baru di belakang masjid? Oh… Bukan. Bukan hutan. Itu seperti layar raksasa. Adakah dipasang layar raksasa sepanjang berkilo-kilometer di belakang masjid? Oh…. Bukan. Bukan layar.

Sekarang saya ingat. Di belakang masjid itu kan ada gunung. Terkenal dalam sejarah: Jabal Uhud. Sebuah bukit batu yang cukup tinggi yang memanjang di belakang Masjid Nabawi. Di kejauhan. Ternyata di sekeliling Gunung Uhud itu sekarang dipasangi lampu sorot dengan kekuatan besar. Tiap 50 meter. Sepanjang gunung. Berkilo-kilometer. Sorotnya mencapai gunung batu setinggi 1.000 meter itu. Yang saya kira hutan rimba tadi. Pencahayaan itu menimbulkan imajinasi yang berbeda-beda.

Maka dari arah Tariq Hijr ini Masjid Nabawi selalu berganti background: siang gunung batu, malam gunung cahaya.

Atau datanglah ke mal terbesar kedua di Madinah: Mal An Nur. Pesona Jabal Uhud di waktu malam ini juga bisa dinikmati dari mal modern itu. Maka kawasan gunung yang dulu dikenal sebagai medan perang itu (Perang Uhud) kini menjadi medan cahaya.

Masih ada ikon baru lain di Madinah: bandara baru dan stasiun kereta api yang baru. Bandaranya bagus sekali. Dengan sentuhan khas Arab. Pilar-pilarnya yang tinggi itu dibentuk dengan inspirasi pohon kurma. Modern menakjubkan.

Demikian juga stasiun kereta apinya. Indah di waktu siang. Lebih indah lagi di waktu malam. Saya tergoda ingin masuk ke dalamnya. Tapi belum bisa. Masih tutup. Mungkin baru akan beroperasi satu tahun lagi.

Itulah stasiun kereta supercepat Makkah-Madinah (450 km). Yang sedang dibangun oleh gabungan kekuatan Spanyol, Inggris, dan Tiongkok.

Tidak jauh dari situ ada juga proyek raksasa. Sedang dikerjakan. Seru-serunya. Lho saya ingat. Lokasi ini kan terminal bus untuk jamaah haji. Yang luas itu. Dulu. Dulu sekali. Ternyata lokasi itu kini untuk proyek hotel-hotel bintang lima yang mewah.

Itu akan istimewa. Dari lantai atas hotel itu nanti akan bisa melihat keindahan Masjid Nabawi. Lengkap dengan background gunung cahaya Uhud. Di waktu malam. (*)

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/