27 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Penis Baru dengan Harga Bermiliar

Ujicoba pun akan dilanjutkan dengan pasien lainnya: anak muda yang kemaluannya ikut terbakar. Saat terjadi tabrakan mobil. Dia sudah antre di rumah sakit. Tinggal tunggu donor yang cocok dengan badannya. Bukan cocok dalam hal ukuran. Atau warna. Tapi golongan darah, syaraf dan segala macam kesamaan lainnya.

Kementerian pertahanan pun serius memikirkan ini. Perang memang bisa membuat tentara kehilangan tangan. Atau kaki. Tapi kehilangan penis susahnya berlipat. Untuk dirinya. Dan istrinya. Dan harga dirinya. Dan kejantanannya.

Maka begitu ujicoba untuk kalangan sipil ini dianggap sempurna, sasaran berikutnya adalah veteran perang. Dokter-dokter tentara akan diajari melakukannya. Antara tahun 2011-2013 saja, tentara yang seperti itu mencapai 1.376 orang.

Manning termasuk beruntung. Bank organ di dekat Boston memiliki stok penis yang cocok. Di AS pun semula sulit dapat pasokan penis. Orang dengan mudah mendonorkan ginjal atau liver. Tapi penis? Tidak. Keluarga, terutama istri, banyak yang keberatan. Jangankan mendonorkan, meminjamkan pun akan keberatan.

Tim dokter begitu berterima kasih pada Manning. Yang mau bercerita blak-blakan. Bahkan mau difoto. Biasanya orang malu. Apalagi disebut pakai penis yang bukan aslinya. Manning sendiri tahu itu. Bahkan dia tidak memberitahu ibu dan tiga saudaranya (satu laki-laki, dua perempuan). Mereka diberitahu setelah terjadi.

“Saya bicara ini bukan untuk gagah-gagahan,” ugar Manning. “Tapi betapa banyak anak muda yang malu karena tidak punya penis lagi. Ayolah,” tambahnya memberi semangat.

Tentu, kelak, bukan hanya untuk korban kecelakaan. Atau korban perang. Bisa jadi ini new hope juga untuk yang setengah laki-laki. Hanya biayanya yang masih mahal: sekitar Rp 5 miliar.

Maka bagi yang masih memiliki aslinya, dan masih berfungsi baik, bersyukurlah. Diam-diam ternyata anda memiliki harta karun senilai Rp5 miliar di dalam celana. (*)

Ujicoba pun akan dilanjutkan dengan pasien lainnya: anak muda yang kemaluannya ikut terbakar. Saat terjadi tabrakan mobil. Dia sudah antre di rumah sakit. Tinggal tunggu donor yang cocok dengan badannya. Bukan cocok dalam hal ukuran. Atau warna. Tapi golongan darah, syaraf dan segala macam kesamaan lainnya.

Kementerian pertahanan pun serius memikirkan ini. Perang memang bisa membuat tentara kehilangan tangan. Atau kaki. Tapi kehilangan penis susahnya berlipat. Untuk dirinya. Dan istrinya. Dan harga dirinya. Dan kejantanannya.

Maka begitu ujicoba untuk kalangan sipil ini dianggap sempurna, sasaran berikutnya adalah veteran perang. Dokter-dokter tentara akan diajari melakukannya. Antara tahun 2011-2013 saja, tentara yang seperti itu mencapai 1.376 orang.

Manning termasuk beruntung. Bank organ di dekat Boston memiliki stok penis yang cocok. Di AS pun semula sulit dapat pasokan penis. Orang dengan mudah mendonorkan ginjal atau liver. Tapi penis? Tidak. Keluarga, terutama istri, banyak yang keberatan. Jangankan mendonorkan, meminjamkan pun akan keberatan.

Tim dokter begitu berterima kasih pada Manning. Yang mau bercerita blak-blakan. Bahkan mau difoto. Biasanya orang malu. Apalagi disebut pakai penis yang bukan aslinya. Manning sendiri tahu itu. Bahkan dia tidak memberitahu ibu dan tiga saudaranya (satu laki-laki, dua perempuan). Mereka diberitahu setelah terjadi.

“Saya bicara ini bukan untuk gagah-gagahan,” ugar Manning. “Tapi betapa banyak anak muda yang malu karena tidak punya penis lagi. Ayolah,” tambahnya memberi semangat.

Tentu, kelak, bukan hanya untuk korban kecelakaan. Atau korban perang. Bisa jadi ini new hope juga untuk yang setengah laki-laki. Hanya biayanya yang masih mahal: sekitar Rp 5 miliar.

Maka bagi yang masih memiliki aslinya, dan masih berfungsi baik, bersyukurlah. Diam-diam ternyata anda memiliki harta karun senilai Rp5 miliar di dalam celana. (*)

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

Terpopuler

Artikel Terbaru

/