Memang kita berhak iri melihat Filipina dan India. Dua negara itu tumbuh 7 persen tahun ini. Luar biasa. Filipina, yang begitu ruwetnya, bisa tumbuh 7 persen. Filipina memang beruntung. Punya presiden yang kuat sekali: Ninoy Aquino. Mungkin karena dia bujangan. Tidak punya istri dan anak. Mungkin karena dia memang bersih. Mungkin karena dia satu-satunya presiden yang ibunya juga presiden. Yang jelas, dia memang hebat. Tahun lalu saya diterima sebagai tamunya di Istana Malacanang dan saya akui kehebatannya. Pokoknya, orang Filipina berkesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu murni faktor kekuatan presidennya. Faktor-faktor di luar itu hampir tidak ada bedanya dengan kita.
Tapi, kita juga tidak usah terlalu iri. Setinggi-tinggi pertumbuhan ekonomi Filipina, masih jauh dari kita. Secepat-cepat Filipina mengejar kita, masih tertinggal jauh di belakang kita. Asal kita juga terus berlari.
Kita masih bersyukur karena banyak negara yang tumbuhnya lebih jeblok daripada kita: Brasil, Malaysia, Thailand, dan banyak lagi.
Memang ada gemesnya. Coba tahu pertumbuhan ekonomi Malaysia begitu buruknya, kita bisa nyalip di tikungan. Sayang, saat negara pesaing kita itu sangat melambat, kita sendiri juga melambat.
Hope-nya: Masih akan ada tikungan lain di depan. Yuk kita salip di tikungan itu. (*)