26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Sore Ini, Gerhana Matahari Sebagian Landa Jawa dan Sumatera

Peta jalur gerhana matahari sebagian, pada Kamis (1/9).
Peta jalur gerhana matahari sebagian, pada Kamis (1/9).

JAKARYA, SUMUTPOS.CO – Gerhana matahari sebagian, bukan gerhana matahari cincin, dapat diamati sebagian penduduk Pulau Jawa dan Pulau Sumatera pada hari ini, Kamis, 1 September.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan jalur gerhana matahari cincin sejatinya bakal dapat diamati di Samudera Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudera Hindia.

Namun, menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, Indonesia berada di luar jalur tersebut sehingga gerhana matahari cincin tidak bisa dilihat.

“Gerhana matahari cincin terjadi ketika bulan hanya menutupi bagian tengah matahari sehingga terlihat seperti cincin. Tapi kawasan di luar jalur gerhana matahari cincin tersebut, termasuk Indonesia, hanya melihat gerhana matahari sebagian. Wilayah Indonesia termasuk bagian akhir dari bayangan gerhana matahari tersebut sehingga hanya terlihat tipis, itu pun tampak saat matahari tenggelam,” kata Thomas.

Berdasarkan perhitungan BMKG, gerhana sebagian ini akan teramati dari 124 kota dan kabupaten di 10 provinsi, yaitu Sumatera Barat bagian Selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan bagian Tenggara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian Barat.

Namun, waktu kejadian gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda. Kontak pertama gerhana matahari di Indonesia adalah di Pacitan, Jawa Timur, yang terjadi pada pukul 17:26 WIB untuk selanjutnya menyebar ke daerah lainnya.

Puncak gerhana akan pertama kali teramati di Seai, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada pukul 17:52 WIB.

Penduduk Indonesia hanya dapat mengamati gerhana matahari sebagian pada Kamis (1/9), bukan gerhana matahari cincin.
Penduduk Indonesia hanya dapat mengamati gerhana matahari sebagian pada Kamis (1/9), bukan gerhana matahari cincin.

Akhir proses gerhana teramati paling awal di Talang Ubi, Sumatera Selatan, pada pukul 17:59 WIB dan paling akhir di Kepahiang, Bengkulu, pada pukul 18:06 WIB.

Moedji Raharto, astronom yang menjadi staf pengajar di jurusan astronomi Institut Teknologi Bandung, mengatakan gerhana matahari cincin merupakan fenomena alam yang terjadi secara berkala.

“Bentuk orbit bumi mengelilingi matahari berbentuk elips sehingga jarak antara bumi dengan matahari selalu berubah. Demikian juga jarak antara bulan dan matahari berubah-ubah. Ketika bulan tampak lebih kecil dan menutupi matahari di bagian tengah sehingga matahari terlihat seperti cincin, itu bukan karena bulan mengecil tapi efek jarak yang membuatnya terlihat seperti itu,” ujarnya.

Karena gerhana matahari, baik yang penuh, sebagian, maupu cincin, adalah fenomena alam yang terjadi berkala, Moedji mengatakan khalayak Indonesia akan dapat mengamati gerhana matahari cincin pada 26 September 2019 mendatang.

”Nanti akan melintas di kawasan Pulau Sumatera. Ditunggu saja,” ujarnya. (bbc)

Peta jalur gerhana matahari sebagian, pada Kamis (1/9).
Peta jalur gerhana matahari sebagian, pada Kamis (1/9).

JAKARYA, SUMUTPOS.CO – Gerhana matahari sebagian, bukan gerhana matahari cincin, dapat diamati sebagian penduduk Pulau Jawa dan Pulau Sumatera pada hari ini, Kamis, 1 September.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan jalur gerhana matahari cincin sejatinya bakal dapat diamati di Samudera Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudera Hindia.

Namun, menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, Indonesia berada di luar jalur tersebut sehingga gerhana matahari cincin tidak bisa dilihat.

“Gerhana matahari cincin terjadi ketika bulan hanya menutupi bagian tengah matahari sehingga terlihat seperti cincin. Tapi kawasan di luar jalur gerhana matahari cincin tersebut, termasuk Indonesia, hanya melihat gerhana matahari sebagian. Wilayah Indonesia termasuk bagian akhir dari bayangan gerhana matahari tersebut sehingga hanya terlihat tipis, itu pun tampak saat matahari tenggelam,” kata Thomas.

Berdasarkan perhitungan BMKG, gerhana sebagian ini akan teramati dari 124 kota dan kabupaten di 10 provinsi, yaitu Sumatera Barat bagian Selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan bagian Tenggara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian Barat.

Namun, waktu kejadian gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda. Kontak pertama gerhana matahari di Indonesia adalah di Pacitan, Jawa Timur, yang terjadi pada pukul 17:26 WIB untuk selanjutnya menyebar ke daerah lainnya.

Puncak gerhana akan pertama kali teramati di Seai, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada pukul 17:52 WIB.

Penduduk Indonesia hanya dapat mengamati gerhana matahari sebagian pada Kamis (1/9), bukan gerhana matahari cincin.
Penduduk Indonesia hanya dapat mengamati gerhana matahari sebagian pada Kamis (1/9), bukan gerhana matahari cincin.

Akhir proses gerhana teramati paling awal di Talang Ubi, Sumatera Selatan, pada pukul 17:59 WIB dan paling akhir di Kepahiang, Bengkulu, pada pukul 18:06 WIB.

Moedji Raharto, astronom yang menjadi staf pengajar di jurusan astronomi Institut Teknologi Bandung, mengatakan gerhana matahari cincin merupakan fenomena alam yang terjadi secara berkala.

“Bentuk orbit bumi mengelilingi matahari berbentuk elips sehingga jarak antara bumi dengan matahari selalu berubah. Demikian juga jarak antara bulan dan matahari berubah-ubah. Ketika bulan tampak lebih kecil dan menutupi matahari di bagian tengah sehingga matahari terlihat seperti cincin, itu bukan karena bulan mengecil tapi efek jarak yang membuatnya terlihat seperti itu,” ujarnya.

Karena gerhana matahari, baik yang penuh, sebagian, maupu cincin, adalah fenomena alam yang terjadi berkala, Moedji mengatakan khalayak Indonesia akan dapat mengamati gerhana matahari cincin pada 26 September 2019 mendatang.

”Nanti akan melintas di kawasan Pulau Sumatera. Ditunggu saja,” ujarnya. (bbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/