30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Asteroid Terbesar Berpapasan dengan Bumi Bisa Terlihat dari Indonesia

Foto: ESA
Badan Antariksa Eropa (ESA) merilis citra asteroid Didymos pada 2015 lalu. Umumnya asteroid yang melintas dekat bumi berukuran kecil, namun asteroid Florence yang berdiameter 4,4 kilometer adalah yang terbesar dalam satu abad terakhir.

SUMUTPOS.CO – Khalayak Indonesia masih akan dapat mengamati momen ketika asteroid Florence berpapasan dengan bumi, walau benda langit itu telah mencapai jarak terdekatnya pada 1 September lalu.

Avivah Yamani dari media astronomi Langit Selatan mengatakan khalayak Indonesia berkesempatan menyaksikan asteroid Florence hingga 13 September.

“Setelah tanggal 1 September, publik masih bisa melihat asteroid Florence namun dengan kecerlangan yang semakin redup. Asteroid itu tidak terlalu terang karena dia sudah menjauh,” paparnya kepada BBC Indonesia.

 

Periode waktu untuk melihat asteroid Florence, menurut Avivah, adalah dari pukul 18.38 WIB hingga satu jam setelah tengah malam. Karena asteroid itu bergerak menjauh, maka periode waktu untuk melihatnya kian sempit. “Semakin menuju tanggal 13, kesempatan mengamatinya semakin sebentar,” katanya.

Avivah menyebut kendala pengamatan adalah asteroid Florence tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

“Kita harus memakai teropong atau teleskop. Kendala kedua, sulit melihatnya dari perkotaan karena terhalang kubah cahaya yang ditimbulkan lampu-lampu jalan, rumah, dan pertokoan. Paling bagus menyaksikannya dari pegunungan yang jauh dari kota,” kata perempuan yang mengenyam pendidikan sarjana jurusan astronomi di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Asteroid Florence, lanjut Avivah, bisa diamati di timur atau timur laut. Benda langit itu akan terus bergerak menuju rasi Sagitta dilanjutkan ke Vulpecula, Cygnus, Draco sebelum akhirnya menghilang dari pandangan pengamat di Indonesia.

Pada 1 September lalu, asteroid yang dinamai Florence itu mencapai jarak terdekat dengan bumi, yaitu sekitar 7 juta kilometer atau setara dengan 18 kali jarak bumi dan bulan. Dengan diameter 4,4 kilometer, asteroid itu adalah yang terbesar yang melintas dekat bumi dalam satu abad terakhir.

“Florence adalah asteroid terbesar yang berpapasan dengan planet kita dalam jarak sedekat ini sejak (badan antariksa Amerika Serikat) NASA memulai program untuk melacak dan menelusuri asteroid di sekitar bumi,” kata Paul Chodas, manajer pusat kajian obyek dekat bumi di NASA.

Saat melintas dekat bumi, asteroid Florence tidak akan bersinggungan dengan orbit bumi sehingga tidak menjadi ancaman bagi manusia.

Meski demikian, kata Avivah, pemantauan orbit-orbit asteroid ini terus dilakukan. Jika obyek luar angkasa sebesar asteroid Florence mengenai bumi dampaknya diperkirakan bakal besar.

 

Berdasarkan catatan NASA, terakhir kalinya bumi berpapasan dengan asteroid sebesar itu ialah pada 1890 lampau. NASA juga memprediksi peristiwa semacam ini baru akan terjadi lagi pada tahun 2500 mendatang.

Florence pertama kali dicermati oleh Schelte J. “Bobby” Bus dari Siding Springs, Australia, pada 1981 lalu. Dia memberi nama asteroid tersebut ‘Florence’ untuk menghormati Florence Nightingale, pelopor perawat modern.

Asteroid Florence yang memantulkan 20% dari sinar matahari dapat disaksikan dari bumi dengan teleskop yang mumpuni. (Bbc)

Foto: ESA
Badan Antariksa Eropa (ESA) merilis citra asteroid Didymos pada 2015 lalu. Umumnya asteroid yang melintas dekat bumi berukuran kecil, namun asteroid Florence yang berdiameter 4,4 kilometer adalah yang terbesar dalam satu abad terakhir.

SUMUTPOS.CO – Khalayak Indonesia masih akan dapat mengamati momen ketika asteroid Florence berpapasan dengan bumi, walau benda langit itu telah mencapai jarak terdekatnya pada 1 September lalu.

Avivah Yamani dari media astronomi Langit Selatan mengatakan khalayak Indonesia berkesempatan menyaksikan asteroid Florence hingga 13 September.

“Setelah tanggal 1 September, publik masih bisa melihat asteroid Florence namun dengan kecerlangan yang semakin redup. Asteroid itu tidak terlalu terang karena dia sudah menjauh,” paparnya kepada BBC Indonesia.

 

Periode waktu untuk melihat asteroid Florence, menurut Avivah, adalah dari pukul 18.38 WIB hingga satu jam setelah tengah malam. Karena asteroid itu bergerak menjauh, maka periode waktu untuk melihatnya kian sempit. “Semakin menuju tanggal 13, kesempatan mengamatinya semakin sebentar,” katanya.

Avivah menyebut kendala pengamatan adalah asteroid Florence tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

“Kita harus memakai teropong atau teleskop. Kendala kedua, sulit melihatnya dari perkotaan karena terhalang kubah cahaya yang ditimbulkan lampu-lampu jalan, rumah, dan pertokoan. Paling bagus menyaksikannya dari pegunungan yang jauh dari kota,” kata perempuan yang mengenyam pendidikan sarjana jurusan astronomi di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Asteroid Florence, lanjut Avivah, bisa diamati di timur atau timur laut. Benda langit itu akan terus bergerak menuju rasi Sagitta dilanjutkan ke Vulpecula, Cygnus, Draco sebelum akhirnya menghilang dari pandangan pengamat di Indonesia.

Pada 1 September lalu, asteroid yang dinamai Florence itu mencapai jarak terdekat dengan bumi, yaitu sekitar 7 juta kilometer atau setara dengan 18 kali jarak bumi dan bulan. Dengan diameter 4,4 kilometer, asteroid itu adalah yang terbesar yang melintas dekat bumi dalam satu abad terakhir.

“Florence adalah asteroid terbesar yang berpapasan dengan planet kita dalam jarak sedekat ini sejak (badan antariksa Amerika Serikat) NASA memulai program untuk melacak dan menelusuri asteroid di sekitar bumi,” kata Paul Chodas, manajer pusat kajian obyek dekat bumi di NASA.

Saat melintas dekat bumi, asteroid Florence tidak akan bersinggungan dengan orbit bumi sehingga tidak menjadi ancaman bagi manusia.

Meski demikian, kata Avivah, pemantauan orbit-orbit asteroid ini terus dilakukan. Jika obyek luar angkasa sebesar asteroid Florence mengenai bumi dampaknya diperkirakan bakal besar.

 

Berdasarkan catatan NASA, terakhir kalinya bumi berpapasan dengan asteroid sebesar itu ialah pada 1890 lampau. NASA juga memprediksi peristiwa semacam ini baru akan terjadi lagi pada tahun 2500 mendatang.

Florence pertama kali dicermati oleh Schelte J. “Bobby” Bus dari Siding Springs, Australia, pada 1981 lalu. Dia memberi nama asteroid tersebut ‘Florence’ untuk menghormati Florence Nightingale, pelopor perawat modern.

Asteroid Florence yang memantulkan 20% dari sinar matahari dapat disaksikan dari bumi dengan teleskop yang mumpuni. (Bbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/