25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Facebook akan Sediakan Peta Data Bencana Alam

Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Arsip
Silhouette seorang pria dengan latar belakang layar video yang menampilkan logo Facebook dalam foto ilustrasi yang diambil di kota Zenica, Bosnia tengah, tanggal 14 Agustus 2013.

SUMUTPOS.CO – Dalam rangka penanganan bencana, Facebook bekerja sama dengan tiga organisasi bantuan dunia akan menyediakan peta bencana dengan data yang mendekati waktu nyata yang mengandung informasi vital pada saat bencana melanda dan setelahnya.

Facebook tengah bekerja sama dengan tiga organisasi bantuan dunia untuk menyediakan peta bencana – mendekati data waktu nyata tentang keberadaan orang, arah pergerakan mereka, dan apakah mereka berada dalam bahaya di jam-jam dan hari-hari setelah banjir, kebakaran atau gempa bumi.

Raksasa jejaring sosial – dengan jumlah pengguna yang mendekati 2 milyar orang, atau sekitar 25 persen dari populasi dunia – menyatakan perusahaan tersebut telah sepakat untuk menyediakan peta kepada UNICEF, Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, dan World Food Program, lembaga PBB yang bertanggung jawab untuk penyediaan pangan.

“Kami sangat senang dengan kesepakatan ini,” ujar Toby Wicks, seorang ahli data strategis di UNICEF. “Facebook memiliki data dalam jumlah yang sangat besar.”

Perusahaan tersebut akan menyediakan peta data secara agregat. Tak satupun informasi dari pengguna Facebook yang akan diungkapkan, ujar perusahaan tersebut.

Setelah bencana melanda, “hal pertama yang anda butuhkan adalah data, yang sangat langka dan mudah punah,” ujar Molly Jackman, seorang manajer kebijakan publik di Facebook. Namun Facebook, khususnya di kawasan dengan konsentrasi pengguna yang tinggi, dapat “menyajikan gambaran yang lebih lengkap tentang keberadaan orang-orang,” ujarnya.

 

JENIS-JENIS PETA

Facebook akan menawarkan kepada organisasi-organisasi dunia tersebut tiga jenis peta bencana yang akan diperbaharui sesering mungkin.

Peta kepadatan Facebook menunjukkan keberadaan orang sebelumnya, selama, dan sesudah bencana. Selain menggunakan citra satelit dan perkiraan populasi, peta-peta ini juga diambil dari para pengguna Facebook yang telah mengaktifkan penyetelan data lokasi keberadaan mereka.

Peta pergerakan Facebook menunjukkan cara pergerakan orang selama dan sesudah bencana melanda, dan dapat membantu organisasi-organisasi tersebut untuk mengarahkan sumberdayanya. Contohnya, Facebook menciptakan peta setelah terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,8 SR di Kaikoura, Selandia Baru, tahun lalu untuk menunjukkan kemana orang-orang bergerak pada hari-hari setelah gempa bumi melanda.

Peta fitur Safety Check milik Facebook mengandalkan para pengguna Facebook yang menggunakan fitur tersebut untuk menginformasikan keselamatan mereka kepada para sahabat dan handai taulan mereka. Facebook akan membuat peta yang menunjukkan dimana orang-orang menunjukkan diri mereka selamat dan dimana bantuan pertolongan mungkin dibutuhkan.

Contohnya, setelah bencana, “kita mungkin tahu di mana letak rumahnya, namun kita tidak tahu dimana keberadaan para penghuninya,” ujar Dale Kunce, pimpinan untuk teknologi komunikasi informasi dan analitik untuk Palang Merah Amerika.

“Reaksi pertama kita mungkin untuk menghampiri daerah dimana terjadi kerusakan,” ujar Kunce. “Namun mungkin sebagian besar orang berada 10 mil jauhnya dari kawasan itu, tinggal bersama keluarga mereka ketika mereka melaporkan keselamatan mereka. Jadi tempat yang harus kita hampiri mungkin dimana mereka berada. Kami sangat senang melihat kemungkinan dan potensi yang ada.”

 

PERKIRAAN SINGKAT

Wicks, dari UNICEF, mengatakan kemitraan ini masih berada pada tahap-tahap awal, namun perkiraan singkat harian tentang keberadaan penduduk berpotensi untuk membantu organisasinya dalam merencanakan bantuan setelah terjadinya bencana. Contohnya, mendapatkan informasi tentang seberapa dekat mereka dari fasilitas kesehatan atau berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk dapat mencapai klinik pengobatan dapat membantu dalam membuat keputusan seperti kemana harus mengerahkan layanan kesehatan saat bencana melanda.

Peta data akan paling bermanfaat di tempat-tempat dimana konektivitas internet tinggi dan di kawasan-kawasan di mana ada banyak pengguna Facebook, ujar Wicks.

“Apakah semua data ini mewakili populasi yang ingin kita layani?” tanya Wicks. “Itu adalah pertanyaan yang utama.”

Facebook menyatakan perusahaan itu berniat agar organisasi-organisasi lain dan pemerintah, termasuk organisasi-organisasi lokal, menjadi bagian dari program ini. (voaindonesia)

Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Arsip
Silhouette seorang pria dengan latar belakang layar video yang menampilkan logo Facebook dalam foto ilustrasi yang diambil di kota Zenica, Bosnia tengah, tanggal 14 Agustus 2013.

SUMUTPOS.CO – Dalam rangka penanganan bencana, Facebook bekerja sama dengan tiga organisasi bantuan dunia akan menyediakan peta bencana dengan data yang mendekati waktu nyata yang mengandung informasi vital pada saat bencana melanda dan setelahnya.

Facebook tengah bekerja sama dengan tiga organisasi bantuan dunia untuk menyediakan peta bencana – mendekati data waktu nyata tentang keberadaan orang, arah pergerakan mereka, dan apakah mereka berada dalam bahaya di jam-jam dan hari-hari setelah banjir, kebakaran atau gempa bumi.

Raksasa jejaring sosial – dengan jumlah pengguna yang mendekati 2 milyar orang, atau sekitar 25 persen dari populasi dunia – menyatakan perusahaan tersebut telah sepakat untuk menyediakan peta kepada UNICEF, Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, dan World Food Program, lembaga PBB yang bertanggung jawab untuk penyediaan pangan.

“Kami sangat senang dengan kesepakatan ini,” ujar Toby Wicks, seorang ahli data strategis di UNICEF. “Facebook memiliki data dalam jumlah yang sangat besar.”

Perusahaan tersebut akan menyediakan peta data secara agregat. Tak satupun informasi dari pengguna Facebook yang akan diungkapkan, ujar perusahaan tersebut.

Setelah bencana melanda, “hal pertama yang anda butuhkan adalah data, yang sangat langka dan mudah punah,” ujar Molly Jackman, seorang manajer kebijakan publik di Facebook. Namun Facebook, khususnya di kawasan dengan konsentrasi pengguna yang tinggi, dapat “menyajikan gambaran yang lebih lengkap tentang keberadaan orang-orang,” ujarnya.

 

JENIS-JENIS PETA

Facebook akan menawarkan kepada organisasi-organisasi dunia tersebut tiga jenis peta bencana yang akan diperbaharui sesering mungkin.

Peta kepadatan Facebook menunjukkan keberadaan orang sebelumnya, selama, dan sesudah bencana. Selain menggunakan citra satelit dan perkiraan populasi, peta-peta ini juga diambil dari para pengguna Facebook yang telah mengaktifkan penyetelan data lokasi keberadaan mereka.

Peta pergerakan Facebook menunjukkan cara pergerakan orang selama dan sesudah bencana melanda, dan dapat membantu organisasi-organisasi tersebut untuk mengarahkan sumberdayanya. Contohnya, Facebook menciptakan peta setelah terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,8 SR di Kaikoura, Selandia Baru, tahun lalu untuk menunjukkan kemana orang-orang bergerak pada hari-hari setelah gempa bumi melanda.

Peta fitur Safety Check milik Facebook mengandalkan para pengguna Facebook yang menggunakan fitur tersebut untuk menginformasikan keselamatan mereka kepada para sahabat dan handai taulan mereka. Facebook akan membuat peta yang menunjukkan dimana orang-orang menunjukkan diri mereka selamat dan dimana bantuan pertolongan mungkin dibutuhkan.

Contohnya, setelah bencana, “kita mungkin tahu di mana letak rumahnya, namun kita tidak tahu dimana keberadaan para penghuninya,” ujar Dale Kunce, pimpinan untuk teknologi komunikasi informasi dan analitik untuk Palang Merah Amerika.

“Reaksi pertama kita mungkin untuk menghampiri daerah dimana terjadi kerusakan,” ujar Kunce. “Namun mungkin sebagian besar orang berada 10 mil jauhnya dari kawasan itu, tinggal bersama keluarga mereka ketika mereka melaporkan keselamatan mereka. Jadi tempat yang harus kita hampiri mungkin dimana mereka berada. Kami sangat senang melihat kemungkinan dan potensi yang ada.”

 

PERKIRAAN SINGKAT

Wicks, dari UNICEF, mengatakan kemitraan ini masih berada pada tahap-tahap awal, namun perkiraan singkat harian tentang keberadaan penduduk berpotensi untuk membantu organisasinya dalam merencanakan bantuan setelah terjadinya bencana. Contohnya, mendapatkan informasi tentang seberapa dekat mereka dari fasilitas kesehatan atau berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk dapat mencapai klinik pengobatan dapat membantu dalam membuat keputusan seperti kemana harus mengerahkan layanan kesehatan saat bencana melanda.

Peta data akan paling bermanfaat di tempat-tempat dimana konektivitas internet tinggi dan di kawasan-kawasan di mana ada banyak pengguna Facebook, ujar Wicks.

“Apakah semua data ini mewakili populasi yang ingin kita layani?” tanya Wicks. “Itu adalah pertanyaan yang utama.”

Facebook menyatakan perusahaan itu berniat agar organisasi-organisasi lain dan pemerintah, termasuk organisasi-organisasi lokal, menjadi bagian dari program ini. (voaindonesia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/