26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Serangan Internet ‘Ransomware’ Meluas ke Seluruh Dunia

Screenshot pesan virus ‘Ransomware’ pada jaringan komputer Dinas Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris atau NHS (foto: dok).

SUMUTPOS.CO – Serangan siber berskala raksasa yang menggunakan alat peretas yang diyakini dikembangkan oleh Badan Keamanan Nasional (National Security Agency, NSA) AS telah menyerang sejumlah institusi dan organisasi di dunia.

Otoritas terkait di berbagai negara telah berupaya mengamankan jaringan komputernya dengan memperbaharui sistem dari kemungkinan serangan peretas.

Pada April lalu, kelompok peretas yang dikenal sebagai The Shadow Brokers mengklaim telah mencuri alat peretas tersebut dan merilisnya secara online.

Microsoft telah merilis sebuah piranti khusus untuk mencegah serangan peretas pada Maret lalu, tetapi belum terealisasi karena banyak sistem yang mungkin belum diperbarui.

Ada laporan yang menyebutkan serangan peretas itu telah melanda 99 negara, di antaranya Inggris, AS, Cina, Rusia, Spanyol dan Italia.

Perusahaan keamanan dunia maya, Avast, mengatakan telah melihat serangan siber sebanyak 75.000 di seluruh dunia. Mereka menyebut serangan itu bernama WCry atau WannaCry.

“Ini serangan berskala raksasa,” kata ahli keamanan dunia maya dari Avast, Jakub Kroustek.

Banyak peneliti mengatakan bahwa insiden serangan siber ini sepertinya saling terkait, tetapi kemungkinan ini bukan serangan terkoordinasi terhadap target tertentu.

Departemen Kesehatan di Inggris dan Skotlandia tampaknya termasuk institusi yang dilaporkan terkena serangan siber paling parahg parah dari program WannaCry yang dimiliki oleh staf NHS.

Serangan peretas muncul di komputer melalui email dan tautannya, yang jika dibuka akan mengunci semua file di dalam perangkat jaringan komputer.

Akibat serangan ini, sejumlah aktivitas di rumah sakit di Inggris dan Skotlandia harus ditunda atau dibatalkan. Seorang pekerja kesehatan mengatakan kepada BBC bahwa serangan siber iniakan merugikan para pasien.

Sejumlah laporan menyebutkan Rusia adalah salah-satu negara yang paling terdampak dari serangan siber ini dibandingkan negara-negara lainnya.

Kementerian dalam negeri Rusia menyatakan telah “melokalisasi virus” menyusul “serangan terhadap komputer pribadi yang menggunakan sistem operasi Windows”.

Sejumlah anggota masyarakat telah mengunggah foto layar komputernya yang terdampak serangan peretas, termasuk mesin tiket kereta api lokal di Jerman dan laboratorium komputer di sebuah universitas di Italia.

Beberapa perusahaan di Spanyol – termasuk perusahaan telekomunikasi Telefonica dan perusahaan listrik Iberdrola – merasakan dampak dari serangan siber tersebut.

Ada laporan yang menyebutkan agar para staf di sejumlah perusahaan diberitahu untuk mematikan komputer mereka.

Perusahan telkom Portugal, perusahaan jasa pengiriman FedEx, serta jaringanan telepon seluler terbesar kedua di Rusia juga mengklaim bahwa mereka terdampak.

Screenshot pesan virus ‘Ransomware’ pada jaringan komputer Dinas Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris atau NHS (foto: dok).

SUMUTPOS.CO – Serangan siber berskala raksasa yang menggunakan alat peretas yang diyakini dikembangkan oleh Badan Keamanan Nasional (National Security Agency, NSA) AS telah menyerang sejumlah institusi dan organisasi di dunia.

Otoritas terkait di berbagai negara telah berupaya mengamankan jaringan komputernya dengan memperbaharui sistem dari kemungkinan serangan peretas.

Pada April lalu, kelompok peretas yang dikenal sebagai The Shadow Brokers mengklaim telah mencuri alat peretas tersebut dan merilisnya secara online.

Microsoft telah merilis sebuah piranti khusus untuk mencegah serangan peretas pada Maret lalu, tetapi belum terealisasi karena banyak sistem yang mungkin belum diperbarui.

Ada laporan yang menyebutkan serangan peretas itu telah melanda 99 negara, di antaranya Inggris, AS, Cina, Rusia, Spanyol dan Italia.

Perusahaan keamanan dunia maya, Avast, mengatakan telah melihat serangan siber sebanyak 75.000 di seluruh dunia. Mereka menyebut serangan itu bernama WCry atau WannaCry.

“Ini serangan berskala raksasa,” kata ahli keamanan dunia maya dari Avast, Jakub Kroustek.

Banyak peneliti mengatakan bahwa insiden serangan siber ini sepertinya saling terkait, tetapi kemungkinan ini bukan serangan terkoordinasi terhadap target tertentu.

Departemen Kesehatan di Inggris dan Skotlandia tampaknya termasuk institusi yang dilaporkan terkena serangan siber paling parahg parah dari program WannaCry yang dimiliki oleh staf NHS.

Serangan peretas muncul di komputer melalui email dan tautannya, yang jika dibuka akan mengunci semua file di dalam perangkat jaringan komputer.

Akibat serangan ini, sejumlah aktivitas di rumah sakit di Inggris dan Skotlandia harus ditunda atau dibatalkan. Seorang pekerja kesehatan mengatakan kepada BBC bahwa serangan siber iniakan merugikan para pasien.

Sejumlah laporan menyebutkan Rusia adalah salah-satu negara yang paling terdampak dari serangan siber ini dibandingkan negara-negara lainnya.

Kementerian dalam negeri Rusia menyatakan telah “melokalisasi virus” menyusul “serangan terhadap komputer pribadi yang menggunakan sistem operasi Windows”.

Sejumlah anggota masyarakat telah mengunggah foto layar komputernya yang terdampak serangan peretas, termasuk mesin tiket kereta api lokal di Jerman dan laboratorium komputer di sebuah universitas di Italia.

Beberapa perusahaan di Spanyol – termasuk perusahaan telekomunikasi Telefonica dan perusahaan listrik Iberdrola – merasakan dampak dari serangan siber tersebut.

Ada laporan yang menyebutkan agar para staf di sejumlah perusahaan diberitahu untuk mematikan komputer mereka.

Perusahan telkom Portugal, perusahaan jasa pengiriman FedEx, serta jaringanan telepon seluler terbesar kedua di Rusia juga mengklaim bahwa mereka terdampak.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/