SUMUTPOS.CO – Dua ilmuwan Norwegia memenangkan penghargaan Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran -untuk karya mereka yang diterbitkan dalam bahasa Inggris.
Sejarawan sains Michael Gordin menjelaskan mengapa mereka menulis dalam bahasa Inggris dan bukannya bahasa Norwegia.
Dewasa ini, jika seorang ilmuwan akan menciptakan istilah baru, besar kemungkinan ilmuwan tersebut akan menggunakan bahasa Inggris.
Selain itu, jika ilmuwan akan menerbitkan penemuan baru, umumnya pun dalam bahasa Inggris.
Dulu keadaan tidak seperti ini.
“Jika pada tahun 1900 seseorang mengatakan kepada Anda, ‘Coba tebak bahasa apa yang akan menjadi bahasa universal sains pada tahun 2000’, Anda akan pertama-tama tertawa pada mereka. Sebab jelas tidak ada satu bahasa dominan dalam sains, namun sebuah bahasa yang merupakan campuran antara Prancis, Jerman dan Inggris adalah jawaban yang tepat,” kata profesor sejarah modern dan kontemporer dari universitas Princeton Michael Gordin.
Gordin akan segera menerbitkan buku, Scientific Babel, yang mengulas sejarah bahasa dan ilmu pengetahuan.
Dia mengatakan bahasa Inggris bukan merupakan bahasa yang umum digunakan pada tahun 1900.
Saat itu, bahasa yang lazim digunakan dalam keilmuan adalah bahasa Jerman.
Lantas, bagaimana bahasa Inggris menjadi bahasa yang dominan dalam sains, sehingga bahkan mengalahkan dominasi bahasa Jerman?
PERANG DUNIA PERTAMA
Setelah Perang Dunia Pertama, ilmuwan Belgia, Prancis dan Inggris memboikot ilmuwan dari Jerman dan Austria.
Mereka tidak diperbolehkan menghadiri berbagai konferensi dan tidak dapat mempublikasikan karya mereka dalam jurnal Eropa Barat.
“Akibatnya, terdapat dua komunitas sains. Yang satu yang berbahasa Jerman dan satu komunitas di Eropa Barat berbahasa Inggris dan Prancis,” jelas Gordin.
Dampak lain dari Perang Dunia Pertama terjadi di Amerika Serikat. Tahun 1917 ketika Amerika Serikat berperang, di negara tersebut terdapat gelombang anti-Jerman.
“Betapapun, sebagian besar warga di Amerika Serikat masih menguasai Jerman,” kata Gordin.
Di Ohio, Wisconsin dan Minnesota banyak sekali penduduk berbahasa Jerman. Perang Dunia Pertama mengubah semua itu.
“Bahasa Jerman dianggap sebagai tindakan kriminal di 23 negara. Anda tidak diizinkan untuk berbicara dengan bahasa Jerman di depan umum, Anda tidak diperbolehkan untuk menggunakannya dalam siaran radio dan Anda tidak diizinkan untuk mengajarkannya kepada anak di bawah usia 10,” jelas Gordin.
Akibatnya banyak ilmuwan yang kurang memahami bahasa-bahasa asing.
Saat itu, menurut Gordin, sains di Amerika Serikat juga mulai mengambil alih dominasi dunia.
“Jadi Anda dapat melihat bagaimana sekarang kata-kata tertentu langsung dijadikan bahasa Inggris seperti kata online, transistor dan microchip,” tutup Gordin. (BBC)