32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Begitu Detil, Kita Bisa Hitung Kursi Kosong di Bumi

Roket Atlas 5 membawa satelit yang diluncurkan dari Pangkalan Udara Vandenberg di California.
Roket Atlas 5 membawa satelit yang diluncurkan dari Pangkalan Udara Vandenberg di California.

SUMUTPOS.CO – Peluncur sebesar 60 meter, dibangun dan diterbangkan oleh United Launch Alliance, sebuah kemitraan antara Lockheed Martin Corp dan Boeing Co, meluncur pada pukul 11:30 a.m. waktu setempat (1830 GMT) dan menuju ke arah selatan ke Samudera Pasifik.

Sekitar 20 menit kemudian, bagian atas roket tersebut meletakkan satelit WorldView-3 seberat 2.800kg ke orbit polar 600km. Di ketinggian tersebut, WorldView-3 bisa melihat pohon-pohon di hutan dan mengidentifikasi mobil-mobil lewat kaca depan mobil.

“Bayangkan Anda berada di San Francisco. Dengan kemampuan satelit ini kita bisa melihat home plate atau tempat pemukul di Dodger Stadium di Los Angeles. Kita bisa melihat para pemain di lapangan … Kita bahkan bisa menghitung kursi-kursi kosong,” Vice President DigitalGlobe Neil Anderson mengatakan dalam sebuah wawancara langsung melalui siaran web.

DigitalGlobe yang berbasis di Longmont, Colorado telah menjual gambar dan data Bumi kepada badan-badan pemerintahan, perusahaan komersial, kelompok agrikultur dan organisasi penelitian sejak 2000. WorldView-3 akan menjadi anggota keenam jaringan orbit perusahaan tersebut.

Selain bisa melihat gambar-gambar berdiameter 30 cm, satelit senilai 500 juta dolar, yang dibuat oleh Ball Corp, mempunyai sensor-sensor baru yang bisa melihat melalui asap dan kabut atmosfer.

“Kami bisa memberitahu jenis pohon apa yang ada di hutan … Kami bisa memberitahu tanaman apa yang tumbuh, apakah mereka tumbuh dengan baik, apakah rusak, apa isi pelembab yang ada di dalam tanah. Kami bisa mengetahui benda-benda yang diciptakan oleh manusia. Kami bisa mengetahui jenis jalanan. Kami bisa melihat isi mineral yang ada di dalam tanah,” kata Anderson.

DigitalGlobe bukan satu-satunya perusahaan di bidang remote-sensing. Google pada bulan Juni mengumumkan perusahaan tersebut membeli Skybox Imaging milik Mountain View, California, dan berencana untuk mengoperasikan pasukan satelit-satelit kecil yang bisa menangkap foto-foto dan video resolusi tinggi.

Startup Silicon Valley lainnya, yang dimiliki oleh Planet Labs, meluncurkan satelit pengambilan gambar seukuran kotak sepatu dari Stasiun Angkasa Internasional. Perusahaan tersebut berencana mengoperasikan sekumpulan 131 satelit hingga pertengahan 2015. Pemerintah AS juga mempunyai program Landsat, yang mulai pada tahun 1972. (VOA)

Roket Atlas 5 membawa satelit yang diluncurkan dari Pangkalan Udara Vandenberg di California.
Roket Atlas 5 membawa satelit yang diluncurkan dari Pangkalan Udara Vandenberg di California.

SUMUTPOS.CO – Peluncur sebesar 60 meter, dibangun dan diterbangkan oleh United Launch Alliance, sebuah kemitraan antara Lockheed Martin Corp dan Boeing Co, meluncur pada pukul 11:30 a.m. waktu setempat (1830 GMT) dan menuju ke arah selatan ke Samudera Pasifik.

Sekitar 20 menit kemudian, bagian atas roket tersebut meletakkan satelit WorldView-3 seberat 2.800kg ke orbit polar 600km. Di ketinggian tersebut, WorldView-3 bisa melihat pohon-pohon di hutan dan mengidentifikasi mobil-mobil lewat kaca depan mobil.

“Bayangkan Anda berada di San Francisco. Dengan kemampuan satelit ini kita bisa melihat home plate atau tempat pemukul di Dodger Stadium di Los Angeles. Kita bisa melihat para pemain di lapangan … Kita bahkan bisa menghitung kursi-kursi kosong,” Vice President DigitalGlobe Neil Anderson mengatakan dalam sebuah wawancara langsung melalui siaran web.

DigitalGlobe yang berbasis di Longmont, Colorado telah menjual gambar dan data Bumi kepada badan-badan pemerintahan, perusahaan komersial, kelompok agrikultur dan organisasi penelitian sejak 2000. WorldView-3 akan menjadi anggota keenam jaringan orbit perusahaan tersebut.

Selain bisa melihat gambar-gambar berdiameter 30 cm, satelit senilai 500 juta dolar, yang dibuat oleh Ball Corp, mempunyai sensor-sensor baru yang bisa melihat melalui asap dan kabut atmosfer.

“Kami bisa memberitahu jenis pohon apa yang ada di hutan … Kami bisa memberitahu tanaman apa yang tumbuh, apakah mereka tumbuh dengan baik, apakah rusak, apa isi pelembab yang ada di dalam tanah. Kami bisa mengetahui benda-benda yang diciptakan oleh manusia. Kami bisa mengetahui jenis jalanan. Kami bisa melihat isi mineral yang ada di dalam tanah,” kata Anderson.

DigitalGlobe bukan satu-satunya perusahaan di bidang remote-sensing. Google pada bulan Juni mengumumkan perusahaan tersebut membeli Skybox Imaging milik Mountain View, California, dan berencana untuk mengoperasikan pasukan satelit-satelit kecil yang bisa menangkap foto-foto dan video resolusi tinggi.

Startup Silicon Valley lainnya, yang dimiliki oleh Planet Labs, meluncurkan satelit pengambilan gambar seukuran kotak sepatu dari Stasiun Angkasa Internasional. Perusahaan tersebut berencana mengoperasikan sekumpulan 131 satelit hingga pertengahan 2015. Pemerintah AS juga mempunyai program Landsat, yang mulai pada tahun 1972. (VOA)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/