SUMUTPOS.CO – Manusia pagi, mereka yang aktif mulai pagi hari, lebih mungkin untuk berlaku curang dan tak etis malam harinya, begitu kesimpulan sebuah penelitian.
Para psikolog menemukan bahwa “kaum pagi” dan “kaum malam” memiliki tingkat kejujuran yang berbeda.
Profesor Sunita Sah mengatakan ada hubungan antara pilihan etis dengan “jam internal”.
Penelitian dilakukan oleh para akademisi di Johns Hopkins dan Universitas Washington dan Prof Sunita Sah adalah asisten profesor untuk etika bisnis di Universitas Georgetown sekaligus peneliti di Harvard.
Penelitian menguji perilaku hampir 200 orang yang diikut-sertakan dalam tes dan permainan pemecahan masalah tanpa menyadari bahwa yang sedang diukur adalah kejujuran.
‘BURUNG HANTU’ LEBIH JUJUR
Studi “Moralitas Lark (burung pagi) dan burung hantu,” menguji hubungan antara pengambilan keputusan etik dan “kronotipe.”
Kronotipe adalah istilah yang mengacu pada “jam internal” manusia, kapan seseorang paling mengantuk atau kapan paling berenergi.
Kaum Lark (burung pagi,) adalah mereka yang bangun awal dan berenergi di hari terang, sedang kaum “burung hantu” adalah mereka yang bangun siang dan lebih berenergi di sore dan malam hari karenanya tidur lebih larut.
Ditemukan kaitan yang sangat kuat antara kejujuran dengan kronotipe masing-masing: kaum pagi lebih mungkin bersikap etis di pagi hari, sementara kaum malam lebih mungkin jujur di malam hari.
Tetapi tingkat kejujuran dititikberatkan tatkala mereka berada di luar wilayah waktu yang mereka sukai.
Studi itu membantah kesan umum bahwa “kaum malam hari” lebih mungkin berperilaku tak pantas.
“Penelitian itu mempersoalkan pandangan umum, bahwa ‘manusia malam’ cenderung mesum,” simpul penelitian itu. (BBC)