25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Kawasan Mentawai Rawan Gempa Beresiko Tsunami

Duta Besar Amerika Serikat, Robert Blake, menyampaikan, Amerika Serikat bangga memiliki kemitraan yang mendalam dan berskala luas dengan Indonesia.

”Presiden Obama telah menekankan pentingnya kedua negara bekerja sama untuk mendorong kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan kami melihat banyak peluang, baik antarpemerintah maupun antarindividu untuk bekerjasama secara lebih besar yang dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat Indonesia dan pemahaman ilmiah secara global. Salah satu prioritas baru dan penting untuk kami adalah untuk mendukung kegiatan Presiden Jokowi yang berhubungan dengan kemaritiman. Kami senang bahwa LSM Amerika, Schmidt Ocean Institute, telah memberikan jalur kreatif untuk memfasilitasi kerjasama penelitian antara ilmuwan Indonesia dan internasional tentang permasalahan penting yang berhubungan dengan bumi dan kelautan,” katanya.

Dr. Haryadi Permana, Direktur Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, menambahkan, dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai sifat-sifat tektonik, kita dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk mengurangi risiko gempa bumi besar. ”Kita tidak ingin bencana yang sangat dasyat seperti di Aceh terjadi lagi di Padang atau di kota-kota lain yang berisiko tinggi,” katanya.

Semua informasi dan data yang diperoleh dari ekspedisi ini, termasuk peta dasar laut beresolusi tinggi, akan dibagikan secara publik dengan ilmuwan lain dan organisasi penelitian. Terlebih lagi, hasil ekspedisi ini akan menciptakan gambar terperinci dari zona terkunci yang dikenal dengan Zona Patahan Mentawai (Mentawai Gap). Tidak ada satu orang pun yang dapat memprediksi kapan gempa bumi akan terjadi di wilayah ini, namun ketika terjadi, peneliti dapat memetakan lokasi dan mengidentifikasi kunci perubahan. Ekspedisi internasional akan menghasilkan masukan-masukan penting untuk studi gempa bumi dalam laut dan kemampuannya untuk menyebabkan tsunami.

SOI merasa senang bermitra dengan LIPI dan institusi lain di Indonesia seperti Kemeterian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim), Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Informasi Geospasial (BIG), and Pemerintah Provinsi Sumatra Barat.

Ketika berada di Padang, LIPI dan SOI bekerjasama dengan Konsulat Amerika Serikat di Medan akan mengadakan kegiatan buka puasa (Iftar) dan tur ke beberapa kapal. Selain itu, Konsul Amerika, Robert Ewing, dan Manajer Kommunikasi SOI, Carlie Wiener, akan mengadakan serangkaian sesi outreach dan kegiatan buka puasa dengan mahasiswa membahas pentingnya kerjasama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi internasional. Sesi ini akan diadakan di Universitas Lampung (UNILA) pada tanggal 18 Juni dan berlajut ke Padang di Universitas Andalas dan Universitas Muhammadiyah pada tanggal 22 Juni. (rel/mea)

Duta Besar Amerika Serikat, Robert Blake, menyampaikan, Amerika Serikat bangga memiliki kemitraan yang mendalam dan berskala luas dengan Indonesia.

”Presiden Obama telah menekankan pentingnya kedua negara bekerja sama untuk mendorong kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan kami melihat banyak peluang, baik antarpemerintah maupun antarindividu untuk bekerjasama secara lebih besar yang dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat Indonesia dan pemahaman ilmiah secara global. Salah satu prioritas baru dan penting untuk kami adalah untuk mendukung kegiatan Presiden Jokowi yang berhubungan dengan kemaritiman. Kami senang bahwa LSM Amerika, Schmidt Ocean Institute, telah memberikan jalur kreatif untuk memfasilitasi kerjasama penelitian antara ilmuwan Indonesia dan internasional tentang permasalahan penting yang berhubungan dengan bumi dan kelautan,” katanya.

Dr. Haryadi Permana, Direktur Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, menambahkan, dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai sifat-sifat tektonik, kita dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk mengurangi risiko gempa bumi besar. ”Kita tidak ingin bencana yang sangat dasyat seperti di Aceh terjadi lagi di Padang atau di kota-kota lain yang berisiko tinggi,” katanya.

Semua informasi dan data yang diperoleh dari ekspedisi ini, termasuk peta dasar laut beresolusi tinggi, akan dibagikan secara publik dengan ilmuwan lain dan organisasi penelitian. Terlebih lagi, hasil ekspedisi ini akan menciptakan gambar terperinci dari zona terkunci yang dikenal dengan Zona Patahan Mentawai (Mentawai Gap). Tidak ada satu orang pun yang dapat memprediksi kapan gempa bumi akan terjadi di wilayah ini, namun ketika terjadi, peneliti dapat memetakan lokasi dan mengidentifikasi kunci perubahan. Ekspedisi internasional akan menghasilkan masukan-masukan penting untuk studi gempa bumi dalam laut dan kemampuannya untuk menyebabkan tsunami.

SOI merasa senang bermitra dengan LIPI dan institusi lain di Indonesia seperti Kemeterian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim), Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Informasi Geospasial (BIG), and Pemerintah Provinsi Sumatra Barat.

Ketika berada di Padang, LIPI dan SOI bekerjasama dengan Konsulat Amerika Serikat di Medan akan mengadakan kegiatan buka puasa (Iftar) dan tur ke beberapa kapal. Selain itu, Konsul Amerika, Robert Ewing, dan Manajer Kommunikasi SOI, Carlie Wiener, akan mengadakan serangkaian sesi outreach dan kegiatan buka puasa dengan mahasiswa membahas pentingnya kerjasama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi internasional. Sesi ini akan diadakan di Universitas Lampung (UNILA) pada tanggal 18 Juni dan berlajut ke Padang di Universitas Andalas dan Universitas Muhammadiyah pada tanggal 22 Juni. (rel/mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/