26 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Manfaatkan Medsos Sebagai Media Bisnis Kreatif Saat Pandemi

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO—Masyarakat diajak manfaatkan media sosial (medsos) menjadi sarana berkomunikasi untuk pengenalan budaya dan wawasan yang efektif memangkas jarak dan waktu, dengan prinsip menjaga norma dan etika digital.

WEBINAR: Gubsu Edy Rahmayadi bersama narasumber Webinar Literasi Digital di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara pada 30 Juli 2021. (IST)

“Manfaatkan juga medsos sebagai media bisnis kreatif di tengah pandemi Covid-19 ini. Manfaatkan medsos menjadi sarana dan media dalam berdakwah, belajar, dan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang positif, serta sebagai sarana untuk berkolaborasi menghasilkan karya positif,” kata Welmar Olfan Basten Barat, saat menjadi pemateri dalam Webinar Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara pada 30 Juli 2021.

Ketua Program Studi Manajemen Pengelolaan Sumberdaya Perairan pada UKN HBPNP ini, berbicara di sesi Etika Digital dengan mengangkat tema “Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial”.

Pernyataan Welmar ini dipertegas Muhammad Ridwan Arif, Praktisi Digital Parenting dan RTIK Indonesia, pada sesi Kecakapan Digital bertajuk “Digital Skill and Online Learning”. Dijelaskannya digital skill merupakan kemampuan individu dalam memahami, mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi.

“Aplikasi pembelajaran daring meliputi zoom, google meet, Whatsapp, dan microsoft teams,” sebutnya.

Ia berikan tips pembelajaran online antara lain, siapkan ruangan khusus, buatlah kesepakatan bersama dan konsisten, buat perencanaan belajar, pilih media dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan, siapkan media pendukung dan alternatif media lainnya, bekali diri dengan wawasan cakap, etis, aman dan budaya bermedia digital, serta luangkan waktu untuk beraktivitas fisik dan berinteraksi sosial.

I Gede Putu Krisna Juliharta, Wakil Kerja III STMIK Primakara dan Ketua RTIK Bali, di sesi Keamanan Digital, menimpali cara menjaga keamanan di berbagai aplikasi di medsos, antara lain gunakan password atau sandi yang kuat, gunakan secara berbeda di setiap akun platform digital yang dimiliki, dan perbarui secara berkala.

“Pahami dan pastikan pengaturan privasi di setiap akun platform digital yang dimiliki sesuai dengan tingkat keamanan yang dibutuhkan. Hati-hati mengunggah data pribadi di platform digital karena keamanan data pribadi tidak selalu terjamin. Serta hindari untuk membagikan data pribadi kita, seperti tempat tinggal lahir, nama ibu kandung, dan password berbagai akun platform digital,” katanya melalui materi bertajuk “Yuk Pahami Fitur Keamanan di Berbagai Aplikasi Media Sosial”.

Sementara di sesi Budaya Digital, Basar Lolo Siahaan, seorang akademisi memberikan materi bertajuk “Literasi Bagi Tenaga Pendidik di Era Digital”.

Ia membahas peran litersi digital dalam dunia pendidikan antara lain, mengedukasi warga sekolah, terutama siswa dalam memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi. Menemukan, mengevaluasi, menggunakan, mengelola, dan membuat informasi secara bijak dan kreatif.

“Dapat menggunakan media digital secara bijak, kreatif, dan bertanggungjawab, mengetahui aspek-aspek dan konsekuensi yang berlaku. Serta mempermudah dan meningkatkan literasi yang lebih interaktif antara peserta didik dan anak didik,” katanya.

Disebutnya, faktor yang memengaruhi perkembangan literasi digital mencakup usia, gender, tingkat pendidikan, domisili, pengaruh hoax, dan penggunaan internet yang intensif. Tantangan dunia digital antara lain perubahan karakter pada peserta didik, pola tingkah laku dan perilaku sosial, serta eksistensi budaya.

“Serta membawa manusia ke masa depan yang lebih baik. Kemajuan teknologi tidak akan menghilangkan peran guru, peran guru sangat dibutuhkan untuk suatu pembelajaran yang berhasil guna bagi anak didik,” pungkasnya.

Webinar diakhiri Fiorencia Grecella, seorang Beauty Influencer yang menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat masing-masing narasumber.

Sebagai keynote speaker, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sebelumnya memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.

Diketahui, program ini bertujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan literasi digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 kota/kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI/Polri, orangtua, pelajar, penggiat usaha, pendakwah dan sebagainya.

Empat kerangka digital yang diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture di mana masing-masing kerangka mempunyai beragam tema. (rel/dek)

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO—Masyarakat diajak manfaatkan media sosial (medsos) menjadi sarana berkomunikasi untuk pengenalan budaya dan wawasan yang efektif memangkas jarak dan waktu, dengan prinsip menjaga norma dan etika digital.

WEBINAR: Gubsu Edy Rahmayadi bersama narasumber Webinar Literasi Digital di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara pada 30 Juli 2021. (IST)

“Manfaatkan juga medsos sebagai media bisnis kreatif di tengah pandemi Covid-19 ini. Manfaatkan medsos menjadi sarana dan media dalam berdakwah, belajar, dan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang positif, serta sebagai sarana untuk berkolaborasi menghasilkan karya positif,” kata Welmar Olfan Basten Barat, saat menjadi pemateri dalam Webinar Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara pada 30 Juli 2021.

Ketua Program Studi Manajemen Pengelolaan Sumberdaya Perairan pada UKN HBPNP ini, berbicara di sesi Etika Digital dengan mengangkat tema “Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial”.

Pernyataan Welmar ini dipertegas Muhammad Ridwan Arif, Praktisi Digital Parenting dan RTIK Indonesia, pada sesi Kecakapan Digital bertajuk “Digital Skill and Online Learning”. Dijelaskannya digital skill merupakan kemampuan individu dalam memahami, mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi.

“Aplikasi pembelajaran daring meliputi zoom, google meet, Whatsapp, dan microsoft teams,” sebutnya.

Ia berikan tips pembelajaran online antara lain, siapkan ruangan khusus, buatlah kesepakatan bersama dan konsisten, buat perencanaan belajar, pilih media dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan, siapkan media pendukung dan alternatif media lainnya, bekali diri dengan wawasan cakap, etis, aman dan budaya bermedia digital, serta luangkan waktu untuk beraktivitas fisik dan berinteraksi sosial.

I Gede Putu Krisna Juliharta, Wakil Kerja III STMIK Primakara dan Ketua RTIK Bali, di sesi Keamanan Digital, menimpali cara menjaga keamanan di berbagai aplikasi di medsos, antara lain gunakan password atau sandi yang kuat, gunakan secara berbeda di setiap akun platform digital yang dimiliki, dan perbarui secara berkala.

“Pahami dan pastikan pengaturan privasi di setiap akun platform digital yang dimiliki sesuai dengan tingkat keamanan yang dibutuhkan. Hati-hati mengunggah data pribadi di platform digital karena keamanan data pribadi tidak selalu terjamin. Serta hindari untuk membagikan data pribadi kita, seperti tempat tinggal lahir, nama ibu kandung, dan password berbagai akun platform digital,” katanya melalui materi bertajuk “Yuk Pahami Fitur Keamanan di Berbagai Aplikasi Media Sosial”.

Sementara di sesi Budaya Digital, Basar Lolo Siahaan, seorang akademisi memberikan materi bertajuk “Literasi Bagi Tenaga Pendidik di Era Digital”.

Ia membahas peran litersi digital dalam dunia pendidikan antara lain, mengedukasi warga sekolah, terutama siswa dalam memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi. Menemukan, mengevaluasi, menggunakan, mengelola, dan membuat informasi secara bijak dan kreatif.

“Dapat menggunakan media digital secara bijak, kreatif, dan bertanggungjawab, mengetahui aspek-aspek dan konsekuensi yang berlaku. Serta mempermudah dan meningkatkan literasi yang lebih interaktif antara peserta didik dan anak didik,” katanya.

Disebutnya, faktor yang memengaruhi perkembangan literasi digital mencakup usia, gender, tingkat pendidikan, domisili, pengaruh hoax, dan penggunaan internet yang intensif. Tantangan dunia digital antara lain perubahan karakter pada peserta didik, pola tingkah laku dan perilaku sosial, serta eksistensi budaya.

“Serta membawa manusia ke masa depan yang lebih baik. Kemajuan teknologi tidak akan menghilangkan peran guru, peran guru sangat dibutuhkan untuk suatu pembelajaran yang berhasil guna bagi anak didik,” pungkasnya.

Webinar diakhiri Fiorencia Grecella, seorang Beauty Influencer yang menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat masing-masing narasumber.

Sebagai keynote speaker, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sebelumnya memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.

Diketahui, program ini bertujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan literasi digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 kota/kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI/Polri, orangtua, pelajar, penggiat usaha, pendakwah dan sebagainya.

Empat kerangka digital yang diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture di mana masing-masing kerangka mempunyai beragam tema. (rel/dek)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/