26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Pengguna Safari Bisa Tuntut Google terkait Privasi

Pengguna Safari mengatakan Google melangkahi pengaturan privasi yang sudah dipasang.
Pengguna Safari mengatakan Google melangkahi pengaturan privasi yang sudah dipasang.

SUMUTPOS.CO – Raksasa internet Google kalah di pengadilan banding dalam usahanya menghalangi konsumen untuk mendapatkan hak menuntut di Inggris sehubungan dengan tuduhan penyalahgunaan pengaturan privasi.

Satu kelompok pengguna menyatakan Google melangkahi pengaturan privasi di mesin penjelajah internet Safari demi memasang cookie pelacak di komputer mereka agar bisa menjadikan mereka sebagai sasaran iklan.

Google mengatakan mereka ‘kecewa dengan keputusan pengadilan’.

Namun salah seorang penggugat ke pengadilan menyebutkan hal ini sebagai ‘kemenangan Daud atas Goliat’.

Kasus ini berputar di sekitar apa yang disebut Safari workaround, yang dituduh membuat Google dapat menghindari pengaturan privasi standar Safari untuk memasang cookie, yang bekerja mengumpulkan data seperti kebiasaan berinternet, kelas sosial, ras, suku, tanpa sepengetahuan pengguna.

 

Timbulkan Pertanyaan Serius

Safari adalah peramban atau mesin penjelajah internet yang digunakan komputer Apple, iPad, dan perangkat lainnya sementara cookie merupakan file teks kecil yang disimpan di peramban yang dapat merekam informasi mengenai aktivitas online dan membantu sejumlah pekerjaan layanan online.

Google sudah mencoba untuk menghalangi tuntutan di pengadilan dengan menyebutkannya bukan merupakan perkara karena konsumen tidak mengalami kerugian finansial.

Dalam keputusannya, pengadilan banding mengatakan, “Klaim ini menimbulkan pertanyaan serius sehingga perlu didengarkan dalam pemeriksaan pengadilan.

“Mereka khawatir tentang apa yang dituduhkan sebagai pelacakan dan pemeriksaan informasi secara rahasia dan tertutup, sering kali pada hal-hal yang bersifat sangat pribadi… mengenai dan diasosiasikan dengan penggunaan internet para pengadu, serta penggunaan informasi selama sekitar sembilan bulan kemudian. Kasus ini berkaitan dengan kecemasan dan stress yang timbul karena intrusi atas otonomi.” (BBC)

Pengguna Safari mengatakan Google melangkahi pengaturan privasi yang sudah dipasang.
Pengguna Safari mengatakan Google melangkahi pengaturan privasi yang sudah dipasang.

SUMUTPOS.CO – Raksasa internet Google kalah di pengadilan banding dalam usahanya menghalangi konsumen untuk mendapatkan hak menuntut di Inggris sehubungan dengan tuduhan penyalahgunaan pengaturan privasi.

Satu kelompok pengguna menyatakan Google melangkahi pengaturan privasi di mesin penjelajah internet Safari demi memasang cookie pelacak di komputer mereka agar bisa menjadikan mereka sebagai sasaran iklan.

Google mengatakan mereka ‘kecewa dengan keputusan pengadilan’.

Namun salah seorang penggugat ke pengadilan menyebutkan hal ini sebagai ‘kemenangan Daud atas Goliat’.

Kasus ini berputar di sekitar apa yang disebut Safari workaround, yang dituduh membuat Google dapat menghindari pengaturan privasi standar Safari untuk memasang cookie, yang bekerja mengumpulkan data seperti kebiasaan berinternet, kelas sosial, ras, suku, tanpa sepengetahuan pengguna.

 

Timbulkan Pertanyaan Serius

Safari adalah peramban atau mesin penjelajah internet yang digunakan komputer Apple, iPad, dan perangkat lainnya sementara cookie merupakan file teks kecil yang disimpan di peramban yang dapat merekam informasi mengenai aktivitas online dan membantu sejumlah pekerjaan layanan online.

Google sudah mencoba untuk menghalangi tuntutan di pengadilan dengan menyebutkannya bukan merupakan perkara karena konsumen tidak mengalami kerugian finansial.

Dalam keputusannya, pengadilan banding mengatakan, “Klaim ini menimbulkan pertanyaan serius sehingga perlu didengarkan dalam pemeriksaan pengadilan.

“Mereka khawatir tentang apa yang dituduhkan sebagai pelacakan dan pemeriksaan informasi secara rahasia dan tertutup, sering kali pada hal-hal yang bersifat sangat pribadi… mengenai dan diasosiasikan dengan penggunaan internet para pengadu, serta penggunaan informasi selama sekitar sembilan bulan kemudian. Kasus ini berkaitan dengan kecemasan dan stress yang timbul karena intrusi atas otonomi.” (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/