SUMUTPOS.CO – Studi peneliti di Universitas Miami itu menunjukkan debu kaya zat besi dari padang pasir Afrika yang luas itu – yang terbawa sejauh 8.000 kilometer melalui atmosfer melintasi Lautan Atlantik – “memberikan gizi” bagi bakteri khusus yang menghasilkan zat karbonat kalsium untuk membentuk kepulauan Bahama dalam 100 juta tahun terakhir.
Dipimpin oleh ahli geolog kelautan Peter Swart, para ilmuwan menemukan konsentrasi tinggi dua unsur khas padang pasir Sahara dalam sampel dasar laut sepanjang Great Bahama Bank. Sedimen di sana diciptakan oleh cyanobacteria, yang menurut Swart perlu 10 kali lebih banyak zat besi dibanding fotosintesis lain. Proses itu menghasilkan kalsium karbonat yang kini mengelilingi rantai kepulauan Bahama.
Hasil penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Geology. (VOA)
SUMUTPOS.CO – Studi peneliti di Universitas Miami itu menunjukkan debu kaya zat besi dari padang pasir Afrika yang luas itu – yang terbawa sejauh 8.000 kilometer melalui atmosfer melintasi Lautan Atlantik – “memberikan gizi” bagi bakteri khusus yang menghasilkan zat karbonat kalsium untuk membentuk kepulauan Bahama dalam 100 juta tahun terakhir.
Dipimpin oleh ahli geolog kelautan Peter Swart, para ilmuwan menemukan konsentrasi tinggi dua unsur khas padang pasir Sahara dalam sampel dasar laut sepanjang Great Bahama Bank. Sedimen di sana diciptakan oleh cyanobacteria, yang menurut Swart perlu 10 kali lebih banyak zat besi dibanding fotosintesis lain. Proses itu menghasilkan kalsium karbonat yang kini mengelilingi rantai kepulauan Bahama.