Lindquist dan timnya mengadakan rekonstruksi genome mitochondrial dari setiap jenis beruang dan berhasil menemukan banyak informasi tentang hewan-hewan pemakan daging itu dan asal usul mereka.
“Beruang coklat yang hidup di dataran tinggi Tibet dan beruang-beruang coklat dari pegunungan Himalaya bagian barat, agaknya berasal dari dua species yang berbeda,” kata Lindquist kepada AFP.
“Kedua jenis beruang itu hidup terpisah sejak 650,000 tahun yang lalu, pada zaman es, walaupun kawasan tempat tinggal mereka tidak terpisah begitu jauh,” tambahnya.
Sepanjang abad ke-20 dongeng-dongeng tentang manusia salju Yeti itu terus beredar di Barat. Dalam buku yang mengisahkan perjalanannya melewati Celah Lhagba La dekat Puncak Everest pada tahun 1921, Letnan Kolonel Charles Howard-Bury menyebut jejak yang ditinggalkan Yeti itu “tampak seperti jejak kaki manusia.”
Laporan yang dimuat Royal Geographical Society tahun 1925 menyebut tentang “sosok seperti manusia” yang berjalan melewati gletser di pegunungan Himalaya, menambah serunnya spekulasi tentang manusia raksasa yang misterius itu. (afp/voa)
Lindquist dan timnya mengadakan rekonstruksi genome mitochondrial dari setiap jenis beruang dan berhasil menemukan banyak informasi tentang hewan-hewan pemakan daging itu dan asal usul mereka.
“Beruang coklat yang hidup di dataran tinggi Tibet dan beruang-beruang coklat dari pegunungan Himalaya bagian barat, agaknya berasal dari dua species yang berbeda,” kata Lindquist kepada AFP.
“Kedua jenis beruang itu hidup terpisah sejak 650,000 tahun yang lalu, pada zaman es, walaupun kawasan tempat tinggal mereka tidak terpisah begitu jauh,” tambahnya.
Sepanjang abad ke-20 dongeng-dongeng tentang manusia salju Yeti itu terus beredar di Barat. Dalam buku yang mengisahkan perjalanannya melewati Celah Lhagba La dekat Puncak Everest pada tahun 1921, Letnan Kolonel Charles Howard-Bury menyebut jejak yang ditinggalkan Yeti itu “tampak seperti jejak kaki manusia.”
Laporan yang dimuat Royal Geographical Society tahun 1925 menyebut tentang “sosok seperti manusia” yang berjalan melewati gletser di pegunungan Himalaya, menambah serunnya spekulasi tentang manusia raksasa yang misterius itu. (afp/voa)