28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Inovasi Kesehatan Kulit, Cream Antiaging Ekstrak Daun Acem-acem

KARO, SUMUTPOS.CO – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara (USU) menjalani program Dosen USU Pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat Sumut. Dengan melakukan edukasi inovasi kesehatan kulit merupakan trend bisnis yang cukup marak beberapa tahun belakangan ini.

Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat FKM USU, Dr. Eka Lestari Mahyuni, S.K.M menjelaskan selama ini, produk yang dihasilkan umumnya mengandung bahan kimia yang adakalanya memberi dampak negative bagi penggunanya.

“Berbeda dengan inovasi yang dihasilkan tim PPM USU yang memanfaatkan bahan alam yaitu daun acem-acem (Oxalis dehradunensis Raizada) yang telah diteliti dapat meningkatkan kelembaban kulit dan efektif menghilangkan flek pada wajah,” ucap Eka dalam keterangan tertulis, Rabu (31/8).

Eka mengatakan bahwa edukasi dan pelatihan dilakukan melalui kegiatan pengabdian masyarakat dengan sumber dana PNBP USU. Dengan menggabungkan antara Desa Sumber Mufakat, Kecamatan Kabanjahe sebagai mitra lokasi penghasil daun dan Desa Karang Gading Kecamatan Secanggang sebagai mitra yang sudah pernah memanfaatkan serta menguji produk inovasi tim PPM.

“Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberdayakan kelompok petani wanita yang ada di Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat dan Desa Sumber Mufakat, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo,” sebut Eka.

Dalam kegiatan ini, Eka bersama Prof. Dr. Urip Harahap, serta melibatkan 5 orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Lanjut, Eka mengatakan di Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat, disatukan dalam kegiatan sosialisasi dan FGD yang difasilitasi melalui virtual zoom meeting yang diadakan pada 2 Agustus 2022. Zoom tersebut dihadiri oleh kedua kepala desa yaitu kepala Desa Karang Gading, Bapak Bahrul dan Kepala Desa sumber Mufakat, Bapak Drs. Dinis Karo-Karo serta Kelompok Wanita Tani Tangguh dari Desa Karang Gading Secanggang dan petani wanita Karo serta perangkat Desa Sumber Mufakat Kabanjahe.

Peserta yang hadir pada virtual zoom meeting ini telah dipilih dan akan berperan sebagai agen pelaku usaha yang akan berwirausaha cream antiaging ekstrak daun acem-acem. Kegiatan ini juga dilakukan melalui streaming tim PPM (https://youtu.be/1BnGSSf781M).

“Kegiatan PPM ini, bertujuan untuk memberdayakan petani dalam memanfaatkan krim antiaging ekstrak daun acem acem agar petani juga dapat memperoleh manfaat cream yang dapat melembabkan kulit, mengecilkan pori serta mengurangi flek dan keriput pada wajah akibat paparan sinar matahari dan radikal bebas,” jelasnya.

Eka mengatakan walaupun petani selalu pergi ke ladang tapi petani juga dapat mempertahankan kesehatan kulitnya sehingga akan tetap cantik dan awet muda.

Tim PPM bersama dengan mahasiswa mendampingi dan mengedukasi masyarakat petani sehingga dari hasil penjualan cream antiaging dapat menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat petani.

Eka menjelaskan bahwa petani umumnya jarang memperhatikan kesehatan kulitnya, bahkan merasa kesusahan karena akan selalu terpapar matahari dan radikal bebas selama melakukan aktivitas di ladang.

“Dengan adanya cream antiaging yang telalui melalui penelitian skala laboratorium terbukti dapat memperbaiki kondisi kulit petani yang umumnya banyak terkena flek hitam ataupun wajah kusam dan kering. Ekstrak daun acem acem yang ada di dalam formula cream antiaging ini memiliki kandungan air yang banyak dan telah terbukti secara signifikan memiliki khasiat sebagai moisturizer hingga mencapai hampir 300%,” jelasnya.

Tidak hanya itu, dari hasil uji dengan sampel cream ini juga mampu memudarkan flek hitam pada wajah secara signifikan sekalipun flek tersebut sudah termasuk kategori dermatitis kontak seperti yang dialami petani. Kemampuan antiaging yang memudarkan kerutan dan besar pori pada wajah juga dapat diatasi dengan penggunaan cream antiaging secara rutin, dengan kadar ekstrak 5% dan 7% memberikan efek yang cukup signifikan dalam penggunaan cream antiaging ini.

“Upaya hilirisasi produk inovasi merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang dilakukan tim PPM USU dengan mengedukasi dan melatih petani wanita yang sering terpapar dengan pestisida, sinar matahari dan radikal bebas selama melakukan aktivitas pertanian,” sebut Eka.(gus)

KARO, SUMUTPOS.CO – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara (USU) menjalani program Dosen USU Pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat Sumut. Dengan melakukan edukasi inovasi kesehatan kulit merupakan trend bisnis yang cukup marak beberapa tahun belakangan ini.

Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat FKM USU, Dr. Eka Lestari Mahyuni, S.K.M menjelaskan selama ini, produk yang dihasilkan umumnya mengandung bahan kimia yang adakalanya memberi dampak negative bagi penggunanya.

“Berbeda dengan inovasi yang dihasilkan tim PPM USU yang memanfaatkan bahan alam yaitu daun acem-acem (Oxalis dehradunensis Raizada) yang telah diteliti dapat meningkatkan kelembaban kulit dan efektif menghilangkan flek pada wajah,” ucap Eka dalam keterangan tertulis, Rabu (31/8).

Eka mengatakan bahwa edukasi dan pelatihan dilakukan melalui kegiatan pengabdian masyarakat dengan sumber dana PNBP USU. Dengan menggabungkan antara Desa Sumber Mufakat, Kecamatan Kabanjahe sebagai mitra lokasi penghasil daun dan Desa Karang Gading Kecamatan Secanggang sebagai mitra yang sudah pernah memanfaatkan serta menguji produk inovasi tim PPM.

“Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberdayakan kelompok petani wanita yang ada di Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat dan Desa Sumber Mufakat, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo,” sebut Eka.

Dalam kegiatan ini, Eka bersama Prof. Dr. Urip Harahap, serta melibatkan 5 orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Lanjut, Eka mengatakan di Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat, disatukan dalam kegiatan sosialisasi dan FGD yang difasilitasi melalui virtual zoom meeting yang diadakan pada 2 Agustus 2022. Zoom tersebut dihadiri oleh kedua kepala desa yaitu kepala Desa Karang Gading, Bapak Bahrul dan Kepala Desa sumber Mufakat, Bapak Drs. Dinis Karo-Karo serta Kelompok Wanita Tani Tangguh dari Desa Karang Gading Secanggang dan petani wanita Karo serta perangkat Desa Sumber Mufakat Kabanjahe.

Peserta yang hadir pada virtual zoom meeting ini telah dipilih dan akan berperan sebagai agen pelaku usaha yang akan berwirausaha cream antiaging ekstrak daun acem-acem. Kegiatan ini juga dilakukan melalui streaming tim PPM (https://youtu.be/1BnGSSf781M).

“Kegiatan PPM ini, bertujuan untuk memberdayakan petani dalam memanfaatkan krim antiaging ekstrak daun acem acem agar petani juga dapat memperoleh manfaat cream yang dapat melembabkan kulit, mengecilkan pori serta mengurangi flek dan keriput pada wajah akibat paparan sinar matahari dan radikal bebas,” jelasnya.

Eka mengatakan walaupun petani selalu pergi ke ladang tapi petani juga dapat mempertahankan kesehatan kulitnya sehingga akan tetap cantik dan awet muda.

Tim PPM bersama dengan mahasiswa mendampingi dan mengedukasi masyarakat petani sehingga dari hasil penjualan cream antiaging dapat menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat petani.

Eka menjelaskan bahwa petani umumnya jarang memperhatikan kesehatan kulitnya, bahkan merasa kesusahan karena akan selalu terpapar matahari dan radikal bebas selama melakukan aktivitas di ladang.

“Dengan adanya cream antiaging yang telalui melalui penelitian skala laboratorium terbukti dapat memperbaiki kondisi kulit petani yang umumnya banyak terkena flek hitam ataupun wajah kusam dan kering. Ekstrak daun acem acem yang ada di dalam formula cream antiaging ini memiliki kandungan air yang banyak dan telah terbukti secara signifikan memiliki khasiat sebagai moisturizer hingga mencapai hampir 300%,” jelasnya.

Tidak hanya itu, dari hasil uji dengan sampel cream ini juga mampu memudarkan flek hitam pada wajah secara signifikan sekalipun flek tersebut sudah termasuk kategori dermatitis kontak seperti yang dialami petani. Kemampuan antiaging yang memudarkan kerutan dan besar pori pada wajah juga dapat diatasi dengan penggunaan cream antiaging secara rutin, dengan kadar ekstrak 5% dan 7% memberikan efek yang cukup signifikan dalam penggunaan cream antiaging ini.

“Upaya hilirisasi produk inovasi merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang dilakukan tim PPM USU dengan mengedukasi dan melatih petani wanita yang sering terpapar dengan pestisida, sinar matahari dan radikal bebas selama melakukan aktivitas pertanian,” sebut Eka.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/