Telkomsel berpartisipasi dalam ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF Direx) 2011, di kota Tinutuan Manado, Sulawesi Utara dalam bentuk penyediaan kapasitas dan kualitas jaringan serta kesiapan tim penanggulangan bencana Telkomsel (TERRA). Dalam event ini, Telkomsel tergabung bersama KEMKOMINFO melakukan unjuk kerja simulasi recovery telekomunikasi pada saat terjadinya bencana. Tahun ini Indonesia dan Jepang ditunjuk sebagai Ketua Bersama dalam ARF Direx 2011.
Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengatakan,“Telkomsel mendukung penuh dan menjamin kelancaran event ini dalam wujud penyediaan kapasitas dan kualitas jaringan. Selain itu kami juga berpartisipasi dalam bentuk penyediaan peralatan dan menerjunkan personil TERRA dalam simulasi latihan penanganan bencana. Kita sadari bersama bahwa keberadaan telekomunikasi sangat vital, terutama di daerah yang mengalami bencana. Sambungan telekomunikasi sangat membantu baik bagi para korban dan pengungsi serta seluruh kru yang bertugas mengevakuasi dan me-recovery daerah bencana”.
Telkomsel di bawah komando Kemkominfo menerjunkan sekitar 21 personil untuk mendukung latihan penanggulangan bencana yang menjamin ketersediaan jaringan Telekomunikasi dan media center dalam recovery bencana. Mengalokasikan budget lebih dari 20 Milyar, Telkomsel menyediakan 6 unit Combat Mobile BTS yang terdiri dari Mobil, Generator, Tower 36 m, Handphone set, laptop, Software Network dan Minilink. Telkomsel juga memfasilitasi penyediaan Media Center dengan wifi router untuk 5 user masing-masing satu unit di desa Wori dan dua unit di Hotel Ritzy.
Untuk lebih mengoptimalkan media center yang disediakan, Telkomsel juga melengkapi dengan perangkat telepon USO yang terdiri dari 1 set fixed wireless telephone, 1 KBU, Simcard Telkomsel berikut pulsanya.
Tim TERRA (Telkomsel Emergencies Response & Recovery Activities) yang merupakan unit penanggulangan bencana Telkomsel, secara aktif terlibat dalam simulasi penanganan bencana ini. Keberadaan tim TERRA tersebar di seluruh wilayah kerja Telkomsel. Ketika terjadi bencana, maka unit ini yang akan langsung turun melakukan aksi gerak cepat di lapangan.
Selama ini Telkomsel telah menunjukkan peran aktifnya dalam membantu recovery bencana seperti bencana alam Wasior, Mentawai dan Merapi. Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkomsel focus pada recovery cepat dalam perbaikan jaringan telekomunikasi dan penyediaan layanan telpon gratis bagi para korban dan pengungsi. Kendati demikian, Telkomsel tetap memberikan bantuan terhadap lingkungan daerah bencana melalui program TERRA. Komitmen tanggung jawab social (CSR) ini mengantarkan Telkomsel mendapatkan ‘Best CSR for Indonesia Awards 2010’ untuk kategori Mitigasi Bencana.
“Telkomsel berkomitmen untuk turut membantu dan membangun bangsa Indonesia. Dengan program CSR yang berkesinambungan, kami berharap dapat membantu pemerintah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan masyarakat Indonesia. Karena Telkomsel milik Indonesia dan Telkomsel Paling Indonesia,” lanjut Sarwoto.
ARF Direx merupakan latihan penanggulangan bencana alam yang melibatkan kerja sama antara Negara-negara Internasional dan Regional. Latihan penanggulanan bencana yang akan digelar dalam acara ini meliputi perbaikan akses jalan dan jembatan, penyediaan kebutuhan air bersih, support logistic, penyediaan dapur umum, bantuan kesehatan, tempat penampungan pengungsi dan korban serta recovery jaringan telekomunikasi termasuk media center.
Acara yang berlangsung dari tanggal 15 s/d 19 Maret rencananya akan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan diikuti oleh sekitar 3.500 peserta dri 26 negara di antaranya Jepang, Amerika, Korea Selatan, China, Singapura dan Uni Eropa. Latihan bersama dalam menanggulangi bencana ini dimaksudkan agar terjalin koordinasi dan tindakan recovery yang lebih efektif dan sistematis.
Bersamaaan dengan penyelengaaraan ARF Direx ini, Telkomsel juga menggelar kegiatan CSR dalam bidang pendidikan yaitu Pelatihan ICT Guru dan Gathering ICT Siswa. Acara ini diselenggarakan di Manado pada 14 dan 16 Maret 2011, yang melibatkan 200 Guru Mata Pelajaran Matematika dan 750 siswa SMU dari beberapa kabupaten di Manado.