26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Kulit Manusia Jadi Sampul Buku

Buku ‘Des destinees de l’ame’ buatan 1800-an diyakini menggunakan kulit wanita pasien kejiwaan yang mati karena stroke.

Pernahkah Anda membayangkan kulit manusia diperlakukan seperti kulit kambing atau ular untuk bahan sebuah barang? Walau mengerikan namun sebuah buku yang dilapisi kulit manusia itu benar-benar ada.

Ilustrasi//sumut pos
Ilustrasi//sumut pos

Buku dengan sampul kulit manusia itu berada di Universitas Harvard. Para ilmuwan yang berada di sana telah “benar-benar yakin” bahwa sampul Des destinees de l’ame adalah kulit manusia. Diduga kuat kulit itu berasal dari seorang wanita pasien kejiwaan yang mati karena serangan stroke.

Ilmuwan meneliti sampul itu menggunakan teknik peptide mass fingerprinting untuk memastikan jenis kulit yang digunakan. Sedangkan dua buku lainnya yang diteliti ternyata berasal dari kulit domba. Kurator perpustakaan Harvard mengatakan bahwa jasad wanita yang jadi korban itu tidak diambil keluarganya setelah mati.

Untunglah, buku tersebut sudah berusia ratusan tahun lalu yang diyakini dibuat pada era 1800-an. Di masa itu sudah jadi hal biasa menggunakan kulit para kriminal untuk membuat buku pengakuan dosa mereka. Praktek ini disebut bibliopegy anthropodermic.

Buku itu ditulis oleh novelis Perancis bernama Arsene Houssaye sebagai “kumpulan esai untuk merenungkan jiwa manusia”. Dalam isi tulisan juga menjelaskan alasan menggunakan kulit manusia sebagai sampulnya.

“Dengan melihatnya secara seksama, Anda dapat melihat pori-pori kulitnya,” tulis isi dalam buku itu. “Sebuah buku tentang jiwa manusia pantas disampul oleh kulit manusia.” (bbs/tom)

Buku ‘Des destinees de l’ame’ buatan 1800-an diyakini menggunakan kulit wanita pasien kejiwaan yang mati karena stroke.

Pernahkah Anda membayangkan kulit manusia diperlakukan seperti kulit kambing atau ular untuk bahan sebuah barang? Walau mengerikan namun sebuah buku yang dilapisi kulit manusia itu benar-benar ada.

Ilustrasi//sumut pos
Ilustrasi//sumut pos

Buku dengan sampul kulit manusia itu berada di Universitas Harvard. Para ilmuwan yang berada di sana telah “benar-benar yakin” bahwa sampul Des destinees de l’ame adalah kulit manusia. Diduga kuat kulit itu berasal dari seorang wanita pasien kejiwaan yang mati karena serangan stroke.

Ilmuwan meneliti sampul itu menggunakan teknik peptide mass fingerprinting untuk memastikan jenis kulit yang digunakan. Sedangkan dua buku lainnya yang diteliti ternyata berasal dari kulit domba. Kurator perpustakaan Harvard mengatakan bahwa jasad wanita yang jadi korban itu tidak diambil keluarganya setelah mati.

Untunglah, buku tersebut sudah berusia ratusan tahun lalu yang diyakini dibuat pada era 1800-an. Di masa itu sudah jadi hal biasa menggunakan kulit para kriminal untuk membuat buku pengakuan dosa mereka. Praktek ini disebut bibliopegy anthropodermic.

Buku itu ditulis oleh novelis Perancis bernama Arsene Houssaye sebagai “kumpulan esai untuk merenungkan jiwa manusia”. Dalam isi tulisan juga menjelaskan alasan menggunakan kulit manusia sebagai sampulnya.

“Dengan melihatnya secara seksama, Anda dapat melihat pori-pori kulitnya,” tulis isi dalam buku itu. “Sebuah buku tentang jiwa manusia pantas disampul oleh kulit manusia.” (bbs/tom)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/