30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pria Beristri 39 Jadi Incaran Caleg

EUFORIA pemilu tahun ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Tiga negara lain juga melangsungkan pesta demokrasi tersebut
Yaitu, India, Afghanistan, dan Korea Utara (Korut). Negara-negara memiliki kisah sendiri-sendiri. Baik itu tentang konsep pemilihan, perebutan kekuasaan, maupun ingar-bingar perayaannya.

Pria beristri 39
Pria beristri 39

Misalnya di India, Pemilu belum selesai. Meski berlangsung Senin lalu (7/4), negeri yang dikenal dengan film Bollywood-nya itu melangsungkan pemilu terbesar di dunia. Sebanyak 814 juta penduduk diperkirakan memberikan suara untuk memilih pemimpin India lima tahun ke depan. Karena banyaknya pemilih itu, pemilu di negeri tersebut tidak bisa dilakukan secara serentak. Namun, dibagi sembilan tahap.

Pelaksanaannya pun tidak hanya sehari, namun lima hari dan baru selesai (12/4). Sebanyak 930 ribu tempat pemungutan suara (TPS) juga dibentuk untuk memfasilitasi pengambilan suara. Penghitungan suara akan dilakukan 16 Mei. Salah satu yang mengakibatkan jumlah pemilih di India membengkak ialah belum berjalannya program keluarga berencana (KB). Buntutnya, dalam satu keluarga, pemilih bisa mencapai 5–10 orang.

Salah seorang pemilih yang terbilang tidak biasa adalah Zionnghaka Chana. Pria penganut poligami itu memiliki 39 istri dan 127 anak cucu. Chana yang tinggal di Mizoram itu menjadi perhatian khusus bagi calon legislatif (caleg) yang akan mencalonkan diri. Sebab, keluarganya punya tradisi unik. “Ketika kami memilih, kami selalu mendukung satu kandidat yang sama dalam satu partai,” jelas pria 70 tahun itu.

Itu berarti caleg maupun partai yang dipilih bisa mendapat 167 suara sekaligus. Tidak jelas apakah Partai Kongres, Partai Hindu Nasionalis, atau Bharatiya Janata Party (BJP) yang dipilih keluarga tersebut. Sama dengan di Indonesia, para pemilih di India juga mendapat banyak iming-iming. Dengan sekadar menunjukkan jari yang bertinta tanda sudah mencoblos, mereka bisa mendapatkan diskon di berbagai tempat.

Misalnya, di restoran, spa, dan pompa bensin. Gagasan itu dicetuskan kelompok yang menamakan diri Pemuda India. Mereka menggandeng Asosiasi Perdagangan dan Perindustrian di India. Dengan slogan ‘tunjukkan jari dan harga akan turun’, mereka mencoba mengajak seluruh warga India untuk menentukan nasib bangsa. (tia/jpnn/val)

EUFORIA pemilu tahun ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Tiga negara lain juga melangsungkan pesta demokrasi tersebut
Yaitu, India, Afghanistan, dan Korea Utara (Korut). Negara-negara memiliki kisah sendiri-sendiri. Baik itu tentang konsep pemilihan, perebutan kekuasaan, maupun ingar-bingar perayaannya.

Pria beristri 39
Pria beristri 39

Misalnya di India, Pemilu belum selesai. Meski berlangsung Senin lalu (7/4), negeri yang dikenal dengan film Bollywood-nya itu melangsungkan pemilu terbesar di dunia. Sebanyak 814 juta penduduk diperkirakan memberikan suara untuk memilih pemimpin India lima tahun ke depan. Karena banyaknya pemilih itu, pemilu di negeri tersebut tidak bisa dilakukan secara serentak. Namun, dibagi sembilan tahap.

Pelaksanaannya pun tidak hanya sehari, namun lima hari dan baru selesai (12/4). Sebanyak 930 ribu tempat pemungutan suara (TPS) juga dibentuk untuk memfasilitasi pengambilan suara. Penghitungan suara akan dilakukan 16 Mei. Salah satu yang mengakibatkan jumlah pemilih di India membengkak ialah belum berjalannya program keluarga berencana (KB). Buntutnya, dalam satu keluarga, pemilih bisa mencapai 5–10 orang.

Salah seorang pemilih yang terbilang tidak biasa adalah Zionnghaka Chana. Pria penganut poligami itu memiliki 39 istri dan 127 anak cucu. Chana yang tinggal di Mizoram itu menjadi perhatian khusus bagi calon legislatif (caleg) yang akan mencalonkan diri. Sebab, keluarganya punya tradisi unik. “Ketika kami memilih, kami selalu mendukung satu kandidat yang sama dalam satu partai,” jelas pria 70 tahun itu.

Itu berarti caleg maupun partai yang dipilih bisa mendapat 167 suara sekaligus. Tidak jelas apakah Partai Kongres, Partai Hindu Nasionalis, atau Bharatiya Janata Party (BJP) yang dipilih keluarga tersebut. Sama dengan di Indonesia, para pemilih di India juga mendapat banyak iming-iming. Dengan sekadar menunjukkan jari yang bertinta tanda sudah mencoblos, mereka bisa mendapatkan diskon di berbagai tempat.

Misalnya, di restoran, spa, dan pompa bensin. Gagasan itu dicetuskan kelompok yang menamakan diri Pemuda India. Mereka menggandeng Asosiasi Perdagangan dan Perindustrian di India. Dengan slogan ‘tunjukkan jari dan harga akan turun’, mereka mencoba mengajak seluruh warga India untuk menentukan nasib bangsa. (tia/jpnn/val)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/