30 C
Medan
Tuesday, April 30, 2024

Masih Berkabung, Jokowi Batal Buka Sail Nias 2019

ATRAKSI Tari Fataele atau tarian perang dari Desa Bawomataluo, Fanayama, Nias Selatan, menjadi bagian dari atraksi yang bakal ditampilkan di Sail Nias 2019.

NISEL, SUMUTPOS.CO – Presiden Jokowi dipastikan batal membuka Sail Nias 2019 yang akan berlangsung hari ini, Sabtu (14/9). Hal itu disampaikan Menkum HAM yang juga Ketua Umum Sail Nias 2019, Yasona Laoly.

“Bapak Presiden tidak bisa hadir, karena saat ini kita sedang berkabung. Di mana salah seorang tokoh nasional negarawan kita dan ilmuan yang membumi, yaitu Prof BJ Habibie yang wafat beberapa waktu lalu. Jadi Pak Presiden tidak bisan

hadir besok (hari ini),” tutur Yasona Laoly saat konferensi pers di media center Sail Nias di Pelabuhan Telukdalam, Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara, Jumat (13/9).

Lebih jelas, Yasona Laoly mengatakan, pembukaan Sail Nias akan dilakukan Menko Maritim RI, Luhut Binsar Panjaitan. “Besok, Pak Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, akan membuka secara langsung Sail Nias,” jelas Yasona Laoly.

Yasona Laoly berharap, media terus memberitakan dan mengkampanyekan Sail Nias. Karena event ini menjadi salah satu pemicu peningkatan perekonomian masyarakat terutama Sumatera Utara secara khusus Kepulauan Nias.

Kehadiran Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan menggantikan Presiden Joko Widodo pada acara pembukaan Sail Nias 2019 hari ini, juga dibenarkan Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin. “Dalam surat Setkab tertanggal 12 September 2019, Menko Bidang Kemaritiman telah ditunjuk untuk mewakili Presiden dalam acara Puncak Sail Nias tahun 2019,” bebernya.

Safri menyampaikan, kegiatan sail bertujuan untuk mengangkat keunikan masing-masing daerah pelaksana. “Tiap tahun pemerintah yang terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga menyelenggarakan kegiatan Sail, dan tahun ini, Sail Nias yang merupakan sail ke-11 mengangkat keunikan dari sisi potensi ombak untuk surfing,” ujarnya.

Dan untuk mengangkat potensi tersebut, menurut Safri, pemerintah menyelenggarakan perlombaan “Nias Pro International Surfing” yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pariwisata. Selain menyelenggarakan perlombaan selancar (surfing), pemerintah juga menggelar tur diplomatik yang diikuti oleh Dubes Negara-negara sahabat.

Menurut Safri, total ada 11 Duta Besar dari Rusia, Afganistan, Bosnia-Herzegovina, Slovakia, Lebanon, Srilangka, Peru, Italia, Ceko, Papua Nugini dan Panama yang hadir. “Kemlu sudah mengkoordinasikan dengan baik sehingga Dubes negara-negara besar sekelas Rusia dan Italia mau datang kesini karena merasa aman dan ingin melihat atraksi Hombo Batu secara langsung,” bebernya.

Oleh karena itu, Safri berharap agar pemerintah daerah bersedia mengembangkan lebih banyak penginapan yang berkonsep homestay. Namun hal yang tidak kalah penting adalah konsep pembangunan homestay yang didesign tahan gempa.

“Cuma aku ingatkan karena Nias berada di wilayah sabuk jalur yang kita katakan jalur di Samudera Hindia yang aktif secara tektonik sehingga bangunan yang dibuat kita harapkan tahan gempa agar bila ada gempa tidak menimbulkan trauma orang takut datang kesini,” tandasnya. (bbs/adz)

ATRAKSI Tari Fataele atau tarian perang dari Desa Bawomataluo, Fanayama, Nias Selatan, menjadi bagian dari atraksi yang bakal ditampilkan di Sail Nias 2019.

NISEL, SUMUTPOS.CO – Presiden Jokowi dipastikan batal membuka Sail Nias 2019 yang akan berlangsung hari ini, Sabtu (14/9). Hal itu disampaikan Menkum HAM yang juga Ketua Umum Sail Nias 2019, Yasona Laoly.

“Bapak Presiden tidak bisa hadir, karena saat ini kita sedang berkabung. Di mana salah seorang tokoh nasional negarawan kita dan ilmuan yang membumi, yaitu Prof BJ Habibie yang wafat beberapa waktu lalu. Jadi Pak Presiden tidak bisan

hadir besok (hari ini),” tutur Yasona Laoly saat konferensi pers di media center Sail Nias di Pelabuhan Telukdalam, Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara, Jumat (13/9).

Lebih jelas, Yasona Laoly mengatakan, pembukaan Sail Nias akan dilakukan Menko Maritim RI, Luhut Binsar Panjaitan. “Besok, Pak Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, akan membuka secara langsung Sail Nias,” jelas Yasona Laoly.

Yasona Laoly berharap, media terus memberitakan dan mengkampanyekan Sail Nias. Karena event ini menjadi salah satu pemicu peningkatan perekonomian masyarakat terutama Sumatera Utara secara khusus Kepulauan Nias.

Kehadiran Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan menggantikan Presiden Joko Widodo pada acara pembukaan Sail Nias 2019 hari ini, juga dibenarkan Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin. “Dalam surat Setkab tertanggal 12 September 2019, Menko Bidang Kemaritiman telah ditunjuk untuk mewakili Presiden dalam acara Puncak Sail Nias tahun 2019,” bebernya.

Safri menyampaikan, kegiatan sail bertujuan untuk mengangkat keunikan masing-masing daerah pelaksana. “Tiap tahun pemerintah yang terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga menyelenggarakan kegiatan Sail, dan tahun ini, Sail Nias yang merupakan sail ke-11 mengangkat keunikan dari sisi potensi ombak untuk surfing,” ujarnya.

Dan untuk mengangkat potensi tersebut, menurut Safri, pemerintah menyelenggarakan perlombaan “Nias Pro International Surfing” yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pariwisata. Selain menyelenggarakan perlombaan selancar (surfing), pemerintah juga menggelar tur diplomatik yang diikuti oleh Dubes Negara-negara sahabat.

Menurut Safri, total ada 11 Duta Besar dari Rusia, Afganistan, Bosnia-Herzegovina, Slovakia, Lebanon, Srilangka, Peru, Italia, Ceko, Papua Nugini dan Panama yang hadir. “Kemlu sudah mengkoordinasikan dengan baik sehingga Dubes negara-negara besar sekelas Rusia dan Italia mau datang kesini karena merasa aman dan ingin melihat atraksi Hombo Batu secara langsung,” bebernya.

Oleh karena itu, Safri berharap agar pemerintah daerah bersedia mengembangkan lebih banyak penginapan yang berkonsep homestay. Namun hal yang tidak kalah penting adalah konsep pembangunan homestay yang didesign tahan gempa.

“Cuma aku ingatkan karena Nias berada di wilayah sabuk jalur yang kita katakan jalur di Samudera Hindia yang aktif secara tektonik sehingga bangunan yang dibuat kita harapkan tahan gempa agar bila ada gempa tidak menimbulkan trauma orang takut datang kesini,” tandasnya. (bbs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/