27 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Idealnya, Event di Danau Toba Digelar Swasta, Pemerintah Cukup Mendukung

SOLU BOLON: Lomba Solu Bolon saat Festival Danau Toba, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belajar dari pengalaman, even di kawasan Danau Toba sebaiknya dilaksanakan oleh pihak swasta atau komunitas. Pasalnya, cukup banyak even yang digelar pihak swasta maupun komunitas di Danau Toba yang mampu menarik minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Sedangkan pemerintah, cukup berperan sebagai pendukung event tersebut.

Direktur Utama (Dirut) Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba (BOPDT), Arie Prasetyo mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dan pemerintah kabupaten di kawasan Danau Toba, cukung mendukung dalam bentuk penyediaan tempat dan perizinan serta lainnya, sedangkan eventnya diserahkan kepada pihak swasta yang berkompeten. “Ya, idealnya pemerintah mensuport, bukan menjadi leader. Kalau pemerintah leader, pemerintah tergantung dengan kucuran dana,” kata Arie kepada Sumut Pos, Rabu (15/1).

Arie mencontohkan, event yang dilaksanakan komunitas dan pihak swasta yang sukses seperti 1.000 tenda dan Samosir Music Internasional (SMI) di Danau Toba. Ia menilai, kedua event ini memiliki konsep yang baik dan hanya mendapat dukungan pemerintah sekadarnya. “Dari yang kami pelajari di Danau Toba dan tempat-tempat lainnya, banyak event bagus dan berkelanjutan serta meningkat jika digawangi atau dikomandoi komunitas,” tutur Arie.

Pola ini, kata Arie, akan diterap pada event Danau Toba 2020. Menurutnya, di sini bukan berarti pemerintah lepas tangan dalam penyelenggaraan event, tapi memberikan kesempatan pihak lain di luar pemerintah berkontribusi membuat event untuk menarik kunjungan wisatawan. “Wisatawan datang ke Danau Toba untuk menyaksikan event ini. Itu buktinya eventnya bagus,” ujar Arie.

Seperti event Samosir Music Internasional (SMI) yang digelar di Kabupaten Samosir, menurut Arie, wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara (Wisman) sudah menjadwalkan akan berkunjung ke Danau Toba untuk menyaksikan event musik tersebut. “Saya lihat, event yang bagus di Danau Toba itu adalah Samosir Music Internasional. Turis sudah bisa menjadwalkan perjalanan ke Danau Toba, sekalian menyaksikan Samosir Music Internasional. Itu artinya bagus,” pungkasnya.

Diketahui, SMI merupakan event yang digelar di Danau Toba dan sangat dinantipara wisatawan. Pasalnya, konsep SMI disajikan dengan menghadirkan musisi lokal, nasional, dan internasional berasal dari Asia dan Eropa.

Para musisi akan berkolaborasi menyanyikan lagu-lagu Batak yang diaransmen ulang dengan perpaduan musik etnis Batak dan modern. Hal ini, berdampak dengan baik kunjungan wisatawan yang banyak datang. ?Dilihat dengan hunian hotel di sekitar Kabupaten Samosir penuh. (gus)

SOLU BOLON: Lomba Solu Bolon saat Festival Danau Toba, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belajar dari pengalaman, even di kawasan Danau Toba sebaiknya dilaksanakan oleh pihak swasta atau komunitas. Pasalnya, cukup banyak even yang digelar pihak swasta maupun komunitas di Danau Toba yang mampu menarik minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Sedangkan pemerintah, cukup berperan sebagai pendukung event tersebut.

Direktur Utama (Dirut) Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba (BOPDT), Arie Prasetyo mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dan pemerintah kabupaten di kawasan Danau Toba, cukung mendukung dalam bentuk penyediaan tempat dan perizinan serta lainnya, sedangkan eventnya diserahkan kepada pihak swasta yang berkompeten. “Ya, idealnya pemerintah mensuport, bukan menjadi leader. Kalau pemerintah leader, pemerintah tergantung dengan kucuran dana,” kata Arie kepada Sumut Pos, Rabu (15/1).

Arie mencontohkan, event yang dilaksanakan komunitas dan pihak swasta yang sukses seperti 1.000 tenda dan Samosir Music Internasional (SMI) di Danau Toba. Ia menilai, kedua event ini memiliki konsep yang baik dan hanya mendapat dukungan pemerintah sekadarnya. “Dari yang kami pelajari di Danau Toba dan tempat-tempat lainnya, banyak event bagus dan berkelanjutan serta meningkat jika digawangi atau dikomandoi komunitas,” tutur Arie.

Pola ini, kata Arie, akan diterap pada event Danau Toba 2020. Menurutnya, di sini bukan berarti pemerintah lepas tangan dalam penyelenggaraan event, tapi memberikan kesempatan pihak lain di luar pemerintah berkontribusi membuat event untuk menarik kunjungan wisatawan. “Wisatawan datang ke Danau Toba untuk menyaksikan event ini. Itu buktinya eventnya bagus,” ujar Arie.

Seperti event Samosir Music Internasional (SMI) yang digelar di Kabupaten Samosir, menurut Arie, wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara (Wisman) sudah menjadwalkan akan berkunjung ke Danau Toba untuk menyaksikan event musik tersebut. “Saya lihat, event yang bagus di Danau Toba itu adalah Samosir Music Internasional. Turis sudah bisa menjadwalkan perjalanan ke Danau Toba, sekalian menyaksikan Samosir Music Internasional. Itu artinya bagus,” pungkasnya.

Diketahui, SMI merupakan event yang digelar di Danau Toba dan sangat dinantipara wisatawan. Pasalnya, konsep SMI disajikan dengan menghadirkan musisi lokal, nasional, dan internasional berasal dari Asia dan Eropa.

Para musisi akan berkolaborasi menyanyikan lagu-lagu Batak yang diaransmen ulang dengan perpaduan musik etnis Batak dan modern. Hal ini, berdampak dengan baik kunjungan wisatawan yang banyak datang. ?Dilihat dengan hunian hotel di sekitar Kabupaten Samosir penuh. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/