LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Ayah dan anak, serta seorang pengunjung lainnya tewas tertimpa longsoran bebatuan di lokasi pemandian alam Air Terjun Pulau VII, Pantai Salak, Dusun Kwala Gemuk, Desa Namosialang, Kecamatan Batang Serangan, Langkat, Sumatera Utara, Minggu (23/6) siang. Sedangkan tiga orang pengunjung lainnya mengalami luka-luka akibat terkena reruntuhan batu.
Ketiga korban meninggal yakni Irham Efendy Lubis (38), dan anaknya Rahel Qori (9), warga Jalan Baut, Medan Marelan, serta Raidah (37) warga Jalan Istiqomah Helvetia Medan. Sedangkan tiga korban luka yakni Azizi Yafi (20) warga Belawan, Yuni Ulfa Boru Sinaga (46), warga Pulo Brayan Kota, dan Bintang (15) warga Medan Marelan. Jenazah ketiga korban langsung dilarikan ke RSU PTPN II Tanjung Selamat, Jalan Batang Serangan, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, guna menjalani proses visum.
Kapolres Langkat, AKBP Doddy Hermawan, saat dikonfirmasi melalui Kasubbag Humas, AKP Arnold Hasibuan, via sambungan telepon seluler membenarkan kejadian itu. “Keterangan dari saksi Armansyah Lubis (40), penduduk Jalan Istiqomah Helvetia, yakni suami dari korban meninggal atas nama Raidah, yang juga abang kandung dari korban Irham Efendi Lubis. Kemudian saksi lain yakni Prisai Sembiring (27) dan Darma Sinulingga, keduanya penduduk Dusun Kwla Gemo Desa Namo Sialang,” jelasnya.
Dijelaskannya, kejadian sekitar pukul 12.30 WIB, rombongan pengunjung wisata berjumlah 18 orang tiba di pemandian Pulau VII Pantai Salak Dusun Kwala Gemo Desa Namo Sialang degan didampingi saksi Prisai Sembiring dan Darma Sinulingga yang berperan sebagai pemandu wista.
Beberapa orang dari rombongan korban sekitar 12 orang langsung menyeberang menuju air terjun menggunakan ban/pelampung dengan didampingi kedua saksi, sementara lainnya menunggu di tepi untuk makan siang.
Sekitar jam 13.15 WIB, tiba-tiba batu dinding air terjun longsor dan langsung menimpa rombongan yg sedang mandi di bawah air terjun. Malang bagi Irham Efendi Lubis, Raidah, dan Rahel Qori, longsoran batu besar justru tepat menimpa bagian kepala mereka, hingga menyebabkan ketiga korban tidak sadarkan diri dan meninggal di lokasi kejadian.
Nasib lebih beruntung dialami Azizi, Yuni Ulfa dan Bintang. Pasalnya, mereka selamat dari maut, setelah longsoran batu hanya mengenai tubuh mereka. Meski begitu, ketiga korban tetap mendapat perawatan medis kerena beberapa luka memar. “Rombongan wisata yang selamat dengan dibantu warga langsung melakukan pertolongan, membawa korban menyeberang. Hingga personel Polsek Padang Tualang langsung membawa korban luka ke Rumah Sakit untuk mendapatkan tindakan medis. korban meninggal juga dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum,” jelasnya.
“Sampai saat ini kita masih belum dapat informasi lanjutan dari petugas kita di lapangan, apakah seluruh korban merupakan satu keluraga atau tidak,” seru Arnold, yang menyebut kasus tersebut telah ditangani Polsek Padang Tualang.
Fauzan, warga Namo Sialang yang mengetahui peristiwa itu menyebutkan, lokasinya berbatuan sangat sulit untuk melakukan evakuasi para korban. Apalagi, lokasi kejadian berjarak lebih dari 600 meter dari tangga masuk objek wisata alam Tangkahan. “Pak Babinsa itu kerepotan, korban dari lokasi terpaksa ditandu dan dinaikkan ke atas ban hingga ke darat,” sebutnya.
Menurutnya, sebelum pergi ke lokasi pemandian air terjun, mereka sekeluarga datang Sabtu (22/6) sore, ke lokasi Tangkahan, dan menginap di salah satu penginapan di Tangkahan. Sebelum tengah hari, korban mandi di bawah air terjun, di situlah mereka tertimpa tebing yang longsor,” ungkap Fauzan. (bam/mbc)