29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Peserta Toraja Maraton 2017 Bakal Saksikan Pesona Budaya dan Adat Lokal

Peserta Toraja Maraton tahun lalu. Tahun ini, para peserta bakal menyaksikan Pesona Budaya dan Adat Lokal.

TANA TORAJA, SUMUTPOS.CO – Event sport tourism Toraja Marathon 2017 yang digelar 29 Juli 2017 akan yang akan dipusatkan di dua kabupaten, yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara. Karena dua kabupaten ini memiliki keindahan alam yang luar biasa dengan budaya dan adat sangat khas.

Lomba lari bertaraf internasional ini ditargetkan diikuti 1.500 pelari dari dalam dan luar negeri. Rute yang dipilih pun, melintasi keindahan potensi wisata di Toraja.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuty mengatakan, setelah sukses ditahun pertama, lomba ini tak hanya menjadi salah satu agenda yang diburu para pelari lokal saja, tetapi pelari luar negeri dan juga wisatawan, karena menawarkan keindahan panorama alam Toraja yang menjadi salah satu situs warisan budaya dunia (UNESCO).

“Pemandangan Toraja luar biasa, dan ini daya tariknya. Rute lari yang dilewati sangat menarik, para peserta akan merasakan beragam destinasi wisata, mulai dari kampung adat berusia ratusan tahun, hamparan pemandangan sawah, hingga pemakaman kuno, seperti Tampang Allo dan Kete Kesu. elama lari, tidak menutup kemungkinan juga bertemu dengan warga,” ujar Esthy di Jakarta, Selasa (31/5).

Esthy menambahkan, Toraja memang dikenal dunia sebagai daerah yang memiliki budaya dan adat istiadat yang sangat beragam dan unik. Alamnya indah dan asri. Dihiasi oleh perbukitan, gunung dan bebatuan granit, serta lembahnya yang hijau. Sungai berair jernih membelah perbukitan, menyusuri perkebunan kopi rakyat hingga sawah yang membentang luas. Semuanya tersaji untuk para pelari.

“Di beberapa titik di lintasan lari, nantinya masyarakat akan berkumpul, mereka akan bersorak-sorai, melambai dan bertepuk tangan menyemangati para pelari. Ada pula anak-anak sekolah yang tergabung dalam tim drum band unjuk kemampuan mereka,” terang Esthy.

Seirama dengan Esthy, Panitia Inti Toraja Marathon 2017, Eduard Anugrahwan menjelaskan, Toraja Marathon merupakan ajang Full Marathon pertama di Pulau Sulawesi yang menawarkan keindahan alam Toraja. Panita pun memilih rute terbaik dan menantang, sehingga para perlari dapat benar-benar merasakan indahnya alam dan budaya Toraja.

“Tema yang diangkat pada perlombaan kali ini adalah ‘Run Above the Clouds’. Istimewanya, para peserta lomba akan berlari sambil menikmati objek wisata berupa daya tarik alam (nature), budaya (culture), dan wisata buatan (manmade), Rute lari berupa road dan semi trail, sebagi melawati kota dan juga perkampungan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Eduard menjelaskan kategori yang akan diperlombakan dalam Toraja Marathon 2017 meliputi full marathon (42 Km), half marathon (21 Km), 10K (10 Km), dan 5K (5 Km). Peserta yang mengikuti lomba lari Toraja Marathon ini, bukan hanya sekadar untuk menang atau untuk menyelesaikan lari hingga garis finish.

“Tetapi ingin menikmati alam, budaya, adat istiadat Toraja. Tak sedikit dari para pelari yang berhenti untuk berfoto di tempat pemakaman khas Toraja,” katanya.

Peserta Toraja Maraton tahun lalu. Tahun ini, para peserta bakal menyaksikan Pesona Budaya dan Adat Lokal.

TANA TORAJA, SUMUTPOS.CO – Event sport tourism Toraja Marathon 2017 yang digelar 29 Juli 2017 akan yang akan dipusatkan di dua kabupaten, yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara. Karena dua kabupaten ini memiliki keindahan alam yang luar biasa dengan budaya dan adat sangat khas.

Lomba lari bertaraf internasional ini ditargetkan diikuti 1.500 pelari dari dalam dan luar negeri. Rute yang dipilih pun, melintasi keindahan potensi wisata di Toraja.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuty mengatakan, setelah sukses ditahun pertama, lomba ini tak hanya menjadi salah satu agenda yang diburu para pelari lokal saja, tetapi pelari luar negeri dan juga wisatawan, karena menawarkan keindahan panorama alam Toraja yang menjadi salah satu situs warisan budaya dunia (UNESCO).

“Pemandangan Toraja luar biasa, dan ini daya tariknya. Rute lari yang dilewati sangat menarik, para peserta akan merasakan beragam destinasi wisata, mulai dari kampung adat berusia ratusan tahun, hamparan pemandangan sawah, hingga pemakaman kuno, seperti Tampang Allo dan Kete Kesu. elama lari, tidak menutup kemungkinan juga bertemu dengan warga,” ujar Esthy di Jakarta, Selasa (31/5).

Esthy menambahkan, Toraja memang dikenal dunia sebagai daerah yang memiliki budaya dan adat istiadat yang sangat beragam dan unik. Alamnya indah dan asri. Dihiasi oleh perbukitan, gunung dan bebatuan granit, serta lembahnya yang hijau. Sungai berair jernih membelah perbukitan, menyusuri perkebunan kopi rakyat hingga sawah yang membentang luas. Semuanya tersaji untuk para pelari.

“Di beberapa titik di lintasan lari, nantinya masyarakat akan berkumpul, mereka akan bersorak-sorai, melambai dan bertepuk tangan menyemangati para pelari. Ada pula anak-anak sekolah yang tergabung dalam tim drum band unjuk kemampuan mereka,” terang Esthy.

Seirama dengan Esthy, Panitia Inti Toraja Marathon 2017, Eduard Anugrahwan menjelaskan, Toraja Marathon merupakan ajang Full Marathon pertama di Pulau Sulawesi yang menawarkan keindahan alam Toraja. Panita pun memilih rute terbaik dan menantang, sehingga para perlari dapat benar-benar merasakan indahnya alam dan budaya Toraja.

“Tema yang diangkat pada perlombaan kali ini adalah ‘Run Above the Clouds’. Istimewanya, para peserta lomba akan berlari sambil menikmati objek wisata berupa daya tarik alam (nature), budaya (culture), dan wisata buatan (manmade), Rute lari berupa road dan semi trail, sebagi melawati kota dan juga perkampungan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Eduard menjelaskan kategori yang akan diperlombakan dalam Toraja Marathon 2017 meliputi full marathon (42 Km), half marathon (21 Km), 10K (10 Km), dan 5K (5 Km). Peserta yang mengikuti lomba lari Toraja Marathon ini, bukan hanya sekadar untuk menang atau untuk menyelesaikan lari hingga garis finish.

“Tetapi ingin menikmati alam, budaya, adat istiadat Toraja. Tak sedikit dari para pelari yang berhenti untuk berfoto di tempat pemakaman khas Toraja,” katanya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/