JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kemenpar terus melakukan digitalisasi di semua lini. Termasuk di industri yang bergerak di 3A, atraksi, akses, dan amenitas. Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizky Ratman menyebut sampai urusan tiketing juga didigitalisasi. “Terutama di destinasi pariwisata kita. Kemudahan dengan online ini untuk meningkatkan jumlah wisatawan,” ujar Deputi Dadang di Jakarta.
Saat ini tujuh taman bertema sedang digadang-gadang untuk mendapatkan peningkatan wisatawan. Tujuh taman bertema tersebut adalah Taman Nusa Bali, Jatim Park, Taman Buah Mekarsari, TMII, Taman Bunga Nusantara Kebun Ragunan dan Taman Safari.
“Ini untuk meningkatkan kemudahan pembelian tiket secara langsung dan online,” kata Deputi Dadang Rizky Ratman, di Jakarta.
Dadang menjelaskan, digitalisasi juga merambah sisi pemasaran. Tujuh lokasi taman wisata terpadu akan terintegrasi dalam situs www.indonesia.travel. Masyarakat diharapkan lebih mudah dalam mendapatkan informasi ketujuh tanaman.
“Untuk promosi kesemuanya akan dilakukan bersama pada acara-acara tingkat internasional,” jelas dia.
Ia menyebut, pemerintah akan mempromosikan tujuh taman bertema ke dunia international. Promosi akan dibantu oleh kedutaan besar di masing-masing negara sahabat.
“Konsolidasi juga sepakat kami lakukan untuk memfasilitasi kerja sama promosi dengan kedutaaan besar negara sumber pasar utama taman bertema,” pungkasnya.
Go Digital adalah prioritas nomor satu Kemenpar yang dipilih Menpar Arief Yahya. Dari strategi pemasaran, branding dan advertising menggunakan media digital, seperti Google, TripAdvisor, Baidu, Ctrip, dan lainnya. Dari sisi selling, mantan Dirut PT Telkom itu menyiapkan digital platform untuk market place, yakni ITX, Indonesia Tourism Xchange.
Di lantai 16 juga sudah ada war room M-17, yang berisi informasi live up date tentang jumlah wisman, wisnus, sentimen perbincangan di media sosial, persentase project management system, untuk mengetahui berapa persen perkembangan 10 Bali baru.
“Kenali dirimu, kenali musuhmu, maka kau akan memenangkan pepeangab,” ungkap Menteri Arief. Dashboard M-17 sendiri berisi layar LED yang terpasang di lantai 16 Gedung Sapta Pesona. Dashbord ini memiliki sejumlah layar untuk memonitor dan menampilkan data informasi mengenai pemasaran mancanegara, serta memonitor perkembangan destinasi dan industri pariwisata nasional, kelembagaan, dan SDM pariwisata.
Dengan ruang M-17, Menpar Arief Yahya tahu informasi kedatangan wisman dan pergerakan wisatawan nusantara secara real up date dari seluruh pintu masuk dapat terpantau. Dengan koneks dengan imigrasi, Kementerian Pariwisata memungkinkan memiliki data secara real up date mengenai pergerakan wisatawan di Indonesia, termasuk originasi, usia, dan jenis kelamin. Data inilah yang dibutuhkan untuk menganalisa pasar.
“Customers kita 70% sudah digital lifestye, yang makin interaktif, personal, dan digital online. Karena itu sudah menjadi keniscayaan, cepat atau lambat pasti terjadi,” ungkap Arief Yahya. (rel)