25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

‘Golden State’ di Batam Gelar Lari Marathon Berskala Global

Lari marathon-ilustrasi. Bersama media Tribun Batam, Kemenpar menghelat event sport tourism lari marathon Batam Balerang Bridge, Minggu, (10/12).

BATAM, SUMUTPOS.CO – Banyak jalan menuju Roma. Kira-kira peribahasa itu tepat untuk mewakili strategi Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan wisatawan, namun dengan cara berbeda.

Bersama media Tribun Batam, Kemenpar menghelat event sport tourism lari marathon Batam Balerang Bridge, Minggu, (10/12).

Memiliki konstruksi seperti jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat, bangunan ini menjadi simbol Kota Batam.

Jembatan Barelang terdiri dari enam jembatan di mana bangunan baju bertulang ini menghubungkan tiga pulau besar dan beberapa pulau kecil termasuk dalam provinsi Kepulauan Riau. Nama Barelang akronim  dari tiga kepulaun besar di Batam; Batam-Rempang-Galang.

Obyek vital ini praktis menjadi urat nadi perekonomiam di Batam. Bukan cuma mendongkrak sektor ekonomi, resmi beroperasi pada 1997, Jembatan Balerang menjadi salah satu destinasi wisata di Kepulauan Riau (Kepri).

Event lari marathon Batam Bridge ini langsung diserbu pelari-pelari internasional. Mereka penasaran berkompetisi di atas jembatan sambil menikamti dengan panorama indah tiga pulau besar di Batam.

Sampai Senin, atau H-6, sudah ratusan peserta dari 11 negara sudah mendaftar untuk berpartisipasi dalam lari marathon ini. Para peserta itu berasal dari Singapura, Malaysia, Cina, India, Turki, Kenya, Jepang, Perancis, Mongolia dan Finlandia serta, tuan rumah Indonesia.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti berani menjamin, para peserta bakal mendapat pengalaman seru mengikuti event ini.

“Bukan cuma berlari, peserta nanti bisa sambil menikmati keindahan alam Jembatan Balerang, ikon Kepri. Penasaran? silahkan datang ke Batam dan ikuti event ini,” papar Esty berpromosi.

Dia merasa, jumlah peserta masih bisa membengkak, karena daftar peserta di meja panitia belum termasuk masyarakat dari

Kepri dan daerah-daerah lain di Indonesia. “Besar kemungkinan, peserta bakal bertambah,” ucap wanita berkacamata ini.

Lari marathon-ilustrasi

Media Tribun Batam sebagai pencetus event ini optimistis, Batam Bridge Marathon bisa mengumpulkan massa dalam jumlah besar, mengingat arena berlari ini termasuk dalam daftar destinasi wisata papan atas di Kepri.

Senada dengan Esthy, Danang Purwoko selaku pemimpin perusahaan Tribun Medan berani sesumbar, peserta mendapat kenangan manis, karena panorama dari jambatan ini salah satu spot terbaik untuk mengabadikan gambar, apalagi jembatan ini mirip-mirip dengan Golden State di San Fransisco, Amerika Serikat.

“Pasti, pelari tidak mau meninggalkan kesempatan untuk berfoto-foto. Untuk jembatan pertama ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton dan memiliki lebar tinggi 642 x 350 x 38 meter,” beber Danang.

Peserta kemudian melintasi Jembatan II alias Jembatan Narasinga sepanjang 420 meter menghubungkan Pulau Tonton dan Pulau Nipah. Jembatan III alias Jembatan Raja Ali Haji sepanjang 270 meter menghubungkan Pulau Nipah dan Pulau Setokok. Struktur dari Jembatan II dan Jembatan III lurus dan memiliki panjang lebar tinggi 420 x 160 x 15 meter.

Jembatan IV alias jembatan Sultan Zainal Abidin sepanjang  145 meter menghubungkan Pulau Setokok dan Pulau Rempang. Bentuk dari Jembatan IV persis seperti Jembatan II dan III hanya lurus tanpa lengkungan tetapi tetap mampu menghadirkam pemandangan alam dan kepulauan nomor satu.

“Kontur jalur sangat variatif, berupa tanjakan dan turunan panjang, terpaan angin laut, dan alam khas kepulauan. Lari marathon ini jelas, menjadi tantangan tidak terlupakan,” papar Danang.

Terdapat beberapa kategori lomba lari, 42 kilometer, 21 kilometer dan 10 kilometer. Selain itu, panitia juga membuka kategori 10 kilometer untuk personel TNI-Polri dan pelajar-mahasiswa. Hadiah untuk para peserta tidak main-main, dengan total hadiah uang tunai mencapai Rp Rp 250 juta!.

Menpar Arief Yahya menilai, perlu inovasi untuk menghelat atraksi wisata seperti event sport tourism, seperti lari marathon di atas jembatan ikon Kota Batam, agar peserta merasa tertantang. Terpenting, peserta bisa membuang rasa bosan sehingga mereka dapat berkunjung lagi ke jembatan ini dalam kesempatan berbeda.

“Apresiasi untuk kerja keras panitia. Kami siap memberikan dukungan. Kami berharap ajang ini sebagai program tahunan kalender even pariwisata Kota batam,” kata Arief Yahya. (rel)

Lari marathon-ilustrasi. Bersama media Tribun Batam, Kemenpar menghelat event sport tourism lari marathon Batam Balerang Bridge, Minggu, (10/12).

BATAM, SUMUTPOS.CO – Banyak jalan menuju Roma. Kira-kira peribahasa itu tepat untuk mewakili strategi Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan wisatawan, namun dengan cara berbeda.

Bersama media Tribun Batam, Kemenpar menghelat event sport tourism lari marathon Batam Balerang Bridge, Minggu, (10/12).

Memiliki konstruksi seperti jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat, bangunan ini menjadi simbol Kota Batam.

Jembatan Barelang terdiri dari enam jembatan di mana bangunan baju bertulang ini menghubungkan tiga pulau besar dan beberapa pulau kecil termasuk dalam provinsi Kepulauan Riau. Nama Barelang akronim  dari tiga kepulaun besar di Batam; Batam-Rempang-Galang.

Obyek vital ini praktis menjadi urat nadi perekonomiam di Batam. Bukan cuma mendongkrak sektor ekonomi, resmi beroperasi pada 1997, Jembatan Balerang menjadi salah satu destinasi wisata di Kepulauan Riau (Kepri).

Event lari marathon Batam Bridge ini langsung diserbu pelari-pelari internasional. Mereka penasaran berkompetisi di atas jembatan sambil menikamti dengan panorama indah tiga pulau besar di Batam.

Sampai Senin, atau H-6, sudah ratusan peserta dari 11 negara sudah mendaftar untuk berpartisipasi dalam lari marathon ini. Para peserta itu berasal dari Singapura, Malaysia, Cina, India, Turki, Kenya, Jepang, Perancis, Mongolia dan Finlandia serta, tuan rumah Indonesia.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti berani menjamin, para peserta bakal mendapat pengalaman seru mengikuti event ini.

“Bukan cuma berlari, peserta nanti bisa sambil menikmati keindahan alam Jembatan Balerang, ikon Kepri. Penasaran? silahkan datang ke Batam dan ikuti event ini,” papar Esty berpromosi.

Dia merasa, jumlah peserta masih bisa membengkak, karena daftar peserta di meja panitia belum termasuk masyarakat dari

Kepri dan daerah-daerah lain di Indonesia. “Besar kemungkinan, peserta bakal bertambah,” ucap wanita berkacamata ini.

Lari marathon-ilustrasi

Media Tribun Batam sebagai pencetus event ini optimistis, Batam Bridge Marathon bisa mengumpulkan massa dalam jumlah besar, mengingat arena berlari ini termasuk dalam daftar destinasi wisata papan atas di Kepri.

Senada dengan Esthy, Danang Purwoko selaku pemimpin perusahaan Tribun Medan berani sesumbar, peserta mendapat kenangan manis, karena panorama dari jambatan ini salah satu spot terbaik untuk mengabadikan gambar, apalagi jembatan ini mirip-mirip dengan Golden State di San Fransisco, Amerika Serikat.

“Pasti, pelari tidak mau meninggalkan kesempatan untuk berfoto-foto. Untuk jembatan pertama ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton dan memiliki lebar tinggi 642 x 350 x 38 meter,” beber Danang.

Peserta kemudian melintasi Jembatan II alias Jembatan Narasinga sepanjang 420 meter menghubungkan Pulau Tonton dan Pulau Nipah. Jembatan III alias Jembatan Raja Ali Haji sepanjang 270 meter menghubungkan Pulau Nipah dan Pulau Setokok. Struktur dari Jembatan II dan Jembatan III lurus dan memiliki panjang lebar tinggi 420 x 160 x 15 meter.

Jembatan IV alias jembatan Sultan Zainal Abidin sepanjang  145 meter menghubungkan Pulau Setokok dan Pulau Rempang. Bentuk dari Jembatan IV persis seperti Jembatan II dan III hanya lurus tanpa lengkungan tetapi tetap mampu menghadirkam pemandangan alam dan kepulauan nomor satu.

“Kontur jalur sangat variatif, berupa tanjakan dan turunan panjang, terpaan angin laut, dan alam khas kepulauan. Lari marathon ini jelas, menjadi tantangan tidak terlupakan,” papar Danang.

Terdapat beberapa kategori lomba lari, 42 kilometer, 21 kilometer dan 10 kilometer. Selain itu, panitia juga membuka kategori 10 kilometer untuk personel TNI-Polri dan pelajar-mahasiswa. Hadiah untuk para peserta tidak main-main, dengan total hadiah uang tunai mencapai Rp Rp 250 juta!.

Menpar Arief Yahya menilai, perlu inovasi untuk menghelat atraksi wisata seperti event sport tourism, seperti lari marathon di atas jembatan ikon Kota Batam, agar peserta merasa tertantang. Terpenting, peserta bisa membuang rasa bosan sehingga mereka dapat berkunjung lagi ke jembatan ini dalam kesempatan berbeda.

“Apresiasi untuk kerja keras panitia. Kami siap memberikan dukungan. Kami berharap ajang ini sebagai program tahunan kalender even pariwisata Kota batam,” kata Arief Yahya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/