YOGYAKARTA, SUMUTPOS.CO – Seluruh lini di Kementerian Pariwisata kompak mempersiapkan Konferensi TEFL Asia ke-15 dan TEFLIN ke-64 di Yogyakarta. Divisi Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar langsung tancap gas mempersiapkan segala hal menjelang Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Inggris TEFL Asia ke-15 dan Teflin ke-64 di kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), 13-15 Juli 2017. Utamanya, tawaran paket wisata.
Kementerian Pariwisata memang tak ingn melewatkan begitu saja konfrensi internasional itu. Bayangkan, 1500 orang bakal masuk ke Kota Gudeg secara bersamaan. Setengahnya berasal dari mancanegara. Ada Cina, India, Israel, Jepang, Malaysia, Mongolia, Filipina, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Srilanka dan Vietnam. Semua potensi wisata di destinasi liburan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama itu langsung dikupas habis.
“Kami ingin jadi tuan rumah yang terbaik, karena itu semua potensi wisaat Yogyakarta kami gali. Semuanya akan ditawarkan ke peserta konferensi,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata Esthy Reko Astuti yang diamini Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar Eddy Susilo, Selasa (11/7).
Dua paket wisata langsung disiapkan untuk memanjakan MICE (meetings, incentives, conferences, and exhibitions) tourism itu. Paket pertama dinamakan Morning Package dengan tujuan Kraton Yogyakarta, Merapi Volcano, Lava Tour, dan Candi Borobudur. Sedangkan untuk paket kedua (Afternoon Package). Para peniliti, dosen, dan praktisi ini akan diajak mengexplore Candi Prambanan, menikmati Sunset di Candi Ratu Boko, dan menyaksikan Sendratari Ramayana.
“Ya, sayang banget kalau ke Yogyakarta tapi tidak menikmati wisatanya, Yogyakarta itu bukan hanya terkenal akan seribu julukannya, tetapi ada juga kuliner, alam, seni dan budaya, peninggalan purbakala, heritage keraton, arsitektural gedung- gedung peninggalan Belanda, sampai seni tradisi. Semuanya ada di Yogyakarta,” tambah wanita berkerudung itu.
Eddy Susilo menambahkan, pertemuan ini juga makin memantapkan posisi Indonesia yang layak sebagai destinasi wisata MICE (meetings, incentives, conferences, and exhibitions). “Ini kegiatan yang bagus untuk mencari dan memperluas networking. Kita memang fokus pada wisata MICE. Yogyakarta memiliki objek wisata, juga memiliki fasilitas convention hall, lengkap amenitasnya, dan mempromosikan MICE-nya”.
Selama tiga hari, pertemuan ini mengambil berbagai macam topik seperti Alternative Approaches and Methodologies, Education/Language Policy, Language Acquisition, Curriculum Design, Flipped Classroom Teaching, Digital Literacy, Intercultural Awareness in the Classroom, Micro Teaching and MOOCs, Motivation in Language Education, Materials Development and Design, Teacher Education and Development. (Jadwal lengkap dalam grafis)
“Akan tampil sebagai keynote speaker adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir. Selain itu sebagai pembicara sebanyak 11 peneliti, dosen yang berasal dari perguruan tinggi terkemuka di dunia, seperti Anita Lie, Anthony J. Liddicoat dan Diane Tedick dll,” lanjutnya
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, jumlah wisatawan ke Yogyakarta yang identik dengan kota budaya dan kota pariwisata sangat cocok untuk menggelar acara Konferensi. Kunjungan ke Yogyakarta akhir akhir ini melonjak sangat tajam, terlebih setelah kedatangan Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Obama ke Yogyakarta yang membawa efek positif yang luar biasa bagi pelaku pariwisata.
“Orang jadi tahu mana itu Becici, Dlingo, Bantul tidak hanya candi-candinya saja yang indah tapi banyak hal lain di Yogya yang bisa dieksplore. Silakan berkonferensi. Nikmati kuliner, budaya, dan destinasi kelas dunia di Yogyakarta,” kata Menpar Arief Yahya. (rel)