JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyemangati Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) agar berupaya keras dan getol menggenjot potensi kepariwisataannya. Sebab, provinsi yang beribu kota di Kupang itu memang kaya akan potensi wisata yang bisa menjadi destinasi kelas dunia.
Berbicara pada peluncuran Events Pariwisata Provinsi NTT Tahun 2017 di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Jumat (12/5), Arief mengatakan bahwa pemerintah pusat memberi perhatian serius pada sektor turisme di provinsi penghasil cendana itu. Setidaknya ada dua destinasi di NTT yang sudah kondang, yakni Ende yang pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat.
“Untuk pariwisata Ende, Kemenpar telah mengembangkan atraksinya dengan Gunung Meja. Dibantu oleh Bapak Budi Faisal (arsitek, red) dari ITB (Institut Teknologi Bandung,red),” ujar Arief.
Upaya memoles Ende juga tidak terhenti pada atraksi. Sebab pemerintah juga memperbaiki aksesibilitas.
Saat ini, pemerintah akan meningkatkan status dan kapasitas Bandara Hasan Aroeboesman di Ende. Yakni dengan memperpanjang landas pacu atau runway Bandara Aroeboesman yang saat ini masih sepanjang 1.658 meter. Rencananya akan ada perpanjangan runway sepanjang 400 meter. “Sehingga bisa didarati Boeing 737,” ujar Arief.
Selain itu, upaya meningkatkan pariwisata Ende juga dengan membenahi amenitasnya. Kemenpar pun mendorong pembuatan homestay. “Untuk amenitas, dibangun homestay di sepuluh desa wisata di Ende,” ujarnya.
Sedangkan untuk Labuan Bajo, kata Arief, progresnya memang lebih terlihat. Pada Juni 2017 nanti akan ada Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo.
Penyusunan masterplan pengembangan Labuan Bajo pun ditargetkan kelar pada Juli-Desember 2017. Nantinya, Labuan Bajo memiliki pelabuhan marina.
Menurut Arief, pelabuhan marina Labuan Bajo ditargetkan beroperasi pada Agustus 2018. “Untuk soft launching Juli 2018,” katanya.
Selain itu, upaya membenahi akses ke Labuan Bajo juga dengan memoles Bandara Komodo. Nantinya, bandara di Kabupaten Manggarai Barat itu akan menjadi international airport dan dikelola PT Angkasa Pura I.