30 C
Medan
Monday, October 28, 2024
spot_img

Tiga Menteri Sambut Cruise Perdana P&O Australia Carnival di Tanjung Benoa Bali

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menpar Arief Yahya dan Menhub Budi Karya Sumadi menjemput cruise perdana di Tanjung Benoa, Bali, 13 April 2017.

BENOA, SUMUTPOS.CO – Keseriusan Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menjadikan pariwisata sebagai core economy bangsa makin terlihat nyata. Tiga menterinya, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menpar Arief Yahya dan Menhub Budi Karya Sumadi menjemput cruise perdana di Tanjung Benoa, Bali, 13 April 2017.

Mereka didampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Kapolda Bali Irjen Pol Petrus R Golose. Mereka menyambut kedatangan perdana kapal pesiar Pacific Eden yang berada di bawah group Carnival Corporation & PLC dari Australia.

Para pejabat Kabinet Kerja itu, Menkomar Luhut, Menpar Arief dan Menhub Budi Karya itu langsung ditemui oleh Mr. Sture Myrmell, President of Carnival Australia of Carnival Corporation dan Mr. Mike Drake, Director P&O Australia Carnival Group. Mereka juga disambut oleh kesenian Bali yang tampil khas dengan musik yang dinamis dan para penari yang jelita dengan pakaian adat warna-warna emas.

Mereka menyebut Indonesia punya kekayaan dan keindahan alam yang sulit tertandingi. Indonesia punya segalanya, dan sangat berproapek dikembangkan sebagai destinasi cruise. Mereka sangat tertarik untuk bersandar ke Bali, Lombok, Jakarta sampai Komodo Labuan Bajo NTT.

“Sayangnya, bersandar di pelabuhan-pelabuhan Indonesia itu sangat mahal. Termasuk di Benoa Bali,” sebut Mike Drake, Director P&O Australia Carnival Group. Dia paparkan data benchmark biaya sandar yang 10-15 persen lebih mahal daripada Singapore, Malaysia dan Hongkong.

Tiga menteri itupun bengong dan terbelalak melihat biaya yang mahal itu. “Sementara fasilitas yang disediakan Pelindo III masih sangat minim. Dari soal air bersih, pengolahan sampah, sampai fasilitas di terminal. Strategi harga inilah yang membuat kapal-kapal cruise pindah sandar ke negara tetangga!” kata Luhut bersemangat.

Karena itu, Luhut langsung meminta Menhub Budi Karya untuk memanggil Pelindo III untuk membicarakan soal fee sandar dan lepas sandar di semua pelabuhan di tanah air. “Tolong perbaiki harganya, bechmark dengan Singapore,” jelas Luhut.

Menurut Menkomar, masalah port charges yang tinggi, fuel prices, sampah, air, dan lainnya, sudah bertahun-tahun terjadi. Terminalnya juga harus segera diperbaiki. Inilah critical yang harus segera diselesaikan.

“Tolong segera di deregulasi, dibuat kebijakan yang cepat untuk mengatasi hal tersebut, buat   National Cruise Tourism Strategy,” katanya.

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menpar Arief Yahya dan Menhub Budi Karya Sumadi menjemput cruise perdana di Tanjung Benoa, Bali, 13 April 2017.

BENOA, SUMUTPOS.CO – Keseriusan Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menjadikan pariwisata sebagai core economy bangsa makin terlihat nyata. Tiga menterinya, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menpar Arief Yahya dan Menhub Budi Karya Sumadi menjemput cruise perdana di Tanjung Benoa, Bali, 13 April 2017.

Mereka didampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Kapolda Bali Irjen Pol Petrus R Golose. Mereka menyambut kedatangan perdana kapal pesiar Pacific Eden yang berada di bawah group Carnival Corporation & PLC dari Australia.

Para pejabat Kabinet Kerja itu, Menkomar Luhut, Menpar Arief dan Menhub Budi Karya itu langsung ditemui oleh Mr. Sture Myrmell, President of Carnival Australia of Carnival Corporation dan Mr. Mike Drake, Director P&O Australia Carnival Group. Mereka juga disambut oleh kesenian Bali yang tampil khas dengan musik yang dinamis dan para penari yang jelita dengan pakaian adat warna-warna emas.

Mereka menyebut Indonesia punya kekayaan dan keindahan alam yang sulit tertandingi. Indonesia punya segalanya, dan sangat berproapek dikembangkan sebagai destinasi cruise. Mereka sangat tertarik untuk bersandar ke Bali, Lombok, Jakarta sampai Komodo Labuan Bajo NTT.

“Sayangnya, bersandar di pelabuhan-pelabuhan Indonesia itu sangat mahal. Termasuk di Benoa Bali,” sebut Mike Drake, Director P&O Australia Carnival Group. Dia paparkan data benchmark biaya sandar yang 10-15 persen lebih mahal daripada Singapore, Malaysia dan Hongkong.

Tiga menteri itupun bengong dan terbelalak melihat biaya yang mahal itu. “Sementara fasilitas yang disediakan Pelindo III masih sangat minim. Dari soal air bersih, pengolahan sampah, sampai fasilitas di terminal. Strategi harga inilah yang membuat kapal-kapal cruise pindah sandar ke negara tetangga!” kata Luhut bersemangat.

Karena itu, Luhut langsung meminta Menhub Budi Karya untuk memanggil Pelindo III untuk membicarakan soal fee sandar dan lepas sandar di semua pelabuhan di tanah air. “Tolong perbaiki harganya, bechmark dengan Singapore,” jelas Luhut.

Menurut Menkomar, masalah port charges yang tinggi, fuel prices, sampah, air, dan lainnya, sudah bertahun-tahun terjadi. Terminalnya juga harus segera diperbaiki. Inilah critical yang harus segera diselesaikan.

“Tolong segera di deregulasi, dibuat kebijakan yang cepat untuk mengatasi hal tersebut, buat   National Cruise Tourism Strategy,” katanya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru