“Ini memang menjadi tradisi sejak nenek moyang kami, aksi siram menyiram ini sebagai tanda berbagi keceriaan setelah setahun penuh kita mendapatkan rejeki dari hasil melaut. Tidak ada rasa marah saat disiram air, tanda kita semua bersyukur,” katanya.
Apresiasi tinggi ditunjukkan Asisten Ekbang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Arief Wibowo yang berharap, kegiatan Pesta Laut merupakan tradisi tahunan masyarakat nelayan Pulau Kelapa Dua yang telah berlangsung sejak 20 tahun lalu ini.
“Dukungan Kemenpar membuat kegiatan ini berlangsung sangat meriah dan menjadi makna dari Pesta Laut itu sendiri yakni sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT setelah selama satu tahun mengeruk hasil kekayaan laut berupa ikan,” katanya.
Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti didampingi Kasubdit Promosi Wisata Pantai dan Pesisir Kemenpar I Nyoman Wija Sudiantara, menyatakan, Kemenpar memang sangat mendukung kegiatan di daerah yang telah ditetapkan menjadi destinasi 10 Bali baru ini.
Dia berharap agar pada tahun-tahun mendatang event ini dikemas lebih baik lagi dengan menggelar sejumlah acara pendukung. Menpar Arief Yahya punya rumus pre event, on event dan post event dalam mengemas promosi di media. Lalu strategi medianya harus convergence, dengan paid media, own media, social media dan endorser media.
“Tetap dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah setempat, Kemenpar mendukung dan memberikan bantuan agar kegiatan berjalan lancar dan nuansanya tidak hilang,” ujar Esthy.
Syukuran laut ini juga diisi dengan kegiatan parade kapal nelayan. Para nelayan telah menghiasi kapal menggunakan kertas warna dan memasang umbul-umbul dari kain panjang bercorak batik. Selain itu, di kapal juga dihiasi berbagai makanan pokok nelayan yang dijadikan bekal saat menangkap ikan.
“Letusan petasan menandai bergeraknya puluhan perahu hias nelayan ini mengitari Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua. Ini acara menarik dan harus dilestarikan,” kata Nyoman.(rel)