26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Jogja Puaskan Diaspora Keturunan Jawa yang Lagi Reuni

Javanese Diaspora Event (JDE).

JOGJA, SUMUTPOS.CO – Rangkaian kegiatan Seni Budaya yang disediakan panitia Javanese Diaspora Event (JDE) III mampu memuaskan peserta. Ratusan orang keturunan Jawa yang berasal dari Suriname, Kaledonia Baru, Belanda, Singapura, Malaysia, Thailand, Sulawesi dan lainnya, antusias mengikuti rangkaian acara.

Sejak dibuka pada Senin (17/4/2017) atau 20 Rejeb 1950 Tahun Saka, JDE III diisi dengan sejumlah acara pengenalan budaya Jawa. Pusat kegiatan hingga tanggal 23 April berada di Museum Beteng (Beteng Vredeburg) Jogja.

Ada 19 kegiatan seperti bazar, pameran karya seni dari diaspora Jawa. Ada diskusi dan pertunjukan wayang kulit dengan menghadirkan Ki Warsena Slank, ada stand up comedy berbahasa Jawa dengan tema “Waton Njeplak”, dan pemaparan materi Filosofi Jawa. Kemudian ada workshop membatik, pelajaran bahasa dan huruf Jawa Hanacaraka serta pemutaran film Jawa. Ada pula kunjungan ke museum, ke sekolah SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa, dan sebagainya.

Saat workshop membatik, para peserta dengan tekun mengikuti arahan pembimbing. “Para peserta semangat sekali. Rasa ingin tahunya begitu tinggi. Kami pun jadi semangat pula,” ujar Podang Suroto dari Batik Keris Solo yang menyediakan materi workshop.

Forum berkumpulnya orang Jawa dari berbagai tempat tersebar  di dunia ini bertema “Ngumpulke Balung Pisah”. Menariknya, kendati mereka belum pernah bertemu, komunikasi bisa lancar. “Nganggo boso Jowo ngoko,” ujar Yakiem Asmowidjojo, Rabu (19/4).

Yakim keturunan Jawa Suriname sekarang bermukim di Belanda. Ia merupakan Kordinator Diaspora Nedherland dan Suriname. Dalam acara kali ini ia membawa rombongan besar. “Petang puluh seka Londo, selikur seka Suriname (Empat puluh dari Belanda dan dua puluh satu dari Suriname),” urainya.

Pria yang memiliki kakek asal Nganjuk dan nenek Blitar, Jawa Timur ini menjelaskan teman-temannya sangat senang bisa sampai Jogja. “Seneng iso mulih Njawa. Simbah mbiyen ora iso, merga ora duwe duit, saiki putune iso dolan mrene (Senang bisa pulang ke Jawa. Jika kakek nenek dulu tidak bisa karena tidak punya uang, sekarang cucunya bisa ke sini),” katanya.

Yakiem dan kawan-kawan memanfaatkan kesempatan ini untuk berwisata ke sejumlah lokasi wisata di Indonesia. “Sekarang kerja dulu sampai tanggal 23. Tanggal 25 April saya mulai liburan keliling Solo, Madiun, Malang, Bali, Lombok dan Jakarta. Saya akan menikmati liburan,” tandasnya memakai bahasa Jawa.

Kepada media lokal, salah satu peserta, Sri Rahayu yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara, mengaku sangat emosional saat mengikuti upacara pembukaan, bahkan ia sampai meneteskan air mata saat lagu Matur Nuwun Simbah dinyanyikan. Lagu ini adalah lagu tema Javanese Diaspora Event III.

Javanese Diaspora Event (JDE).

JOGJA, SUMUTPOS.CO – Rangkaian kegiatan Seni Budaya yang disediakan panitia Javanese Diaspora Event (JDE) III mampu memuaskan peserta. Ratusan orang keturunan Jawa yang berasal dari Suriname, Kaledonia Baru, Belanda, Singapura, Malaysia, Thailand, Sulawesi dan lainnya, antusias mengikuti rangkaian acara.

Sejak dibuka pada Senin (17/4/2017) atau 20 Rejeb 1950 Tahun Saka, JDE III diisi dengan sejumlah acara pengenalan budaya Jawa. Pusat kegiatan hingga tanggal 23 April berada di Museum Beteng (Beteng Vredeburg) Jogja.

Ada 19 kegiatan seperti bazar, pameran karya seni dari diaspora Jawa. Ada diskusi dan pertunjukan wayang kulit dengan menghadirkan Ki Warsena Slank, ada stand up comedy berbahasa Jawa dengan tema “Waton Njeplak”, dan pemaparan materi Filosofi Jawa. Kemudian ada workshop membatik, pelajaran bahasa dan huruf Jawa Hanacaraka serta pemutaran film Jawa. Ada pula kunjungan ke museum, ke sekolah SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa, dan sebagainya.

Saat workshop membatik, para peserta dengan tekun mengikuti arahan pembimbing. “Para peserta semangat sekali. Rasa ingin tahunya begitu tinggi. Kami pun jadi semangat pula,” ujar Podang Suroto dari Batik Keris Solo yang menyediakan materi workshop.

Forum berkumpulnya orang Jawa dari berbagai tempat tersebar  di dunia ini bertema “Ngumpulke Balung Pisah”. Menariknya, kendati mereka belum pernah bertemu, komunikasi bisa lancar. “Nganggo boso Jowo ngoko,” ujar Yakiem Asmowidjojo, Rabu (19/4).

Yakim keturunan Jawa Suriname sekarang bermukim di Belanda. Ia merupakan Kordinator Diaspora Nedherland dan Suriname. Dalam acara kali ini ia membawa rombongan besar. “Petang puluh seka Londo, selikur seka Suriname (Empat puluh dari Belanda dan dua puluh satu dari Suriname),” urainya.

Pria yang memiliki kakek asal Nganjuk dan nenek Blitar, Jawa Timur ini menjelaskan teman-temannya sangat senang bisa sampai Jogja. “Seneng iso mulih Njawa. Simbah mbiyen ora iso, merga ora duwe duit, saiki putune iso dolan mrene (Senang bisa pulang ke Jawa. Jika kakek nenek dulu tidak bisa karena tidak punya uang, sekarang cucunya bisa ke sini),” katanya.

Yakiem dan kawan-kawan memanfaatkan kesempatan ini untuk berwisata ke sejumlah lokasi wisata di Indonesia. “Sekarang kerja dulu sampai tanggal 23. Tanggal 25 April saya mulai liburan keliling Solo, Madiun, Malang, Bali, Lombok dan Jakarta. Saya akan menikmati liburan,” tandasnya memakai bahasa Jawa.

Kepada media lokal, salah satu peserta, Sri Rahayu yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara, mengaku sangat emosional saat mengikuti upacara pembukaan, bahkan ia sampai meneteskan air mata saat lagu Matur Nuwun Simbah dinyanyikan. Lagu ini adalah lagu tema Javanese Diaspora Event III.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/