PALEMBANG, SUMUTPOS.CO – Festival Sriwijaya 2017 dipastikan diselenggarakan 22 sampai 28 Agustus 2017 dan dipusatkan di Benteng Kuto Besak (BKB). Sebelumnya, acara tahunan pemprov Sumsel ini belum mendapat izin dari Harnojoyo, Wali Kota Palembang. Festival ini merupakan wadah bagi semua pekerja seni yang berasal dari 17 kabupaten dan kota yang berada di Sumatera Selatan.
“Temanya tentang fashion seni budaya Sriwijaya, fashion show kolosal yang bakal ditampilkan bujang gadis dari kabupaten kota di Sumsel,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariswisata Sumatera Selatan, Irene Camelyn Sinaga, Sabtu (19/8).
Irene menjelaskan, Festival Sriwijaya yang telah masuk tiga besar terpopuler di Indonesia ini hanya menampilkan pergelaran seni budaya se-Sumsel, bukan untuk bertransaksi tunai. Kegiatan rutin yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan ini dalam rangka mengangkat kembali nilai-nilai tradisional dalam bingkai kejayaan Kerajaan Sriwijaya.
“Tujuan utama dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah untuk memberikan apresiasi terhadap usaha maksimal dan berkesinambungan dari Pemerintah Kabupaten dan Kota di Sumatera Selatan,” kata Irene.
Festival Sriwijaya tahun ini mengangkat tema perniagaan maritim dengan tujuan menjadikan Sumatera Selatan sebagai prioritas destinasi pariwisata nasional.
“Pada Festival Sriwijaya kali ini ada yang istimewa dengan mempromosikan Asian Games XVIII,” kata Irene.Menurut Irene, salah satu promosi yang akan dilakukan adalah peluncuran count down atau hitung mundur satu tahun menjelang Asian Games.
Irene menambahkan, Pemprov Sumsel akan mempersiapkan Festival Sriwijaya dengan kemasan secara apik dan modern untuk mendongkrak sektor industri pariwisata nasional. Agenda Festival Sriwijaya 2017 yang telah diluncurkan Menteri Pariwisata Arief Yahya pekan lalu akan mendukung promosi pariwasata nasional. Dari agenda Festival Sriwijaya 2017, akan ada pemutaran bioskop keliling yang menayangkan film-film bertemakan pendidikan, budaya dan pariwisata.
Pada hari ke-2 akan ada lomba lukis kertas karton tebal, pertunjukan seni rupa, pameran karya lukis seniman, lukis wajah karikatur, demo pembatik dan lomba lukis baju kaos.“Juga, ada panggung hiburan yang menampilkan musik etnik, parade musik jalanan dan parade teater tradisional Dul Muluk serta penampilan gelar budaya dari kabupaten atau kota,” ujar Irene.
Pada hari ke-4, ada pementasan teater mini, Festival Batanghari Sembilan dengan menampilkan 60 peserta gitar tunggal, pementasan musik jalanan dan malamnya pementasan wayang kulit Palembang.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar Wawan Gunawan mengatakan, kegiatan ini juga dimaksudkan selain untuk mempromosikan Pesona Indonesia, juga sebagai kegiatan yang bermanfaat untuk menangkap atraksi wisata budaya di Kota Pelembang dan sekitarnya.