30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menikmati Puncak Sibayak

Mencari kenikmatan dibalik lelahnya pendakian sebuah gunung adalah hal yang lumrah dan dinanti para pendaki. Namun tak mudah memang untuk bisa mencapai puncak tanpa stamina dan persiapan yang matang. Ya, bagi para pendaki , setiap tetesan air keringat dan letihnya kaki memapaki lereng gunung, memberikan nuansa tersendiri di balik panjang dan berlikunya jalur yang dilalui.

LEPAS LELAH: Para pendaki tengah menikmati keindahan puncak Sibayak sembari melepas lelah pasca pendakian.//istimewa
LEPAS LELAH: Para pendaki tengah menikmati keindahan puncak Sibayak sembari melepas lelah pasca pendakian.//istimewa

Nah untuk para pendaki yang berpengalaman, nama Gunung Sibayak yang terletak di Kabupaten Karo, Sumut ini pastinya sudah tidak asing lagi. Namun, Gunung Sibayak yang memiliki tinggi sekitar 2.212 meter diatas permukaan laut (mdpl) ini tidak hanya bisa dijadikan referensi bagi pendaki berpengalaman saja loh, ternyata pendakian Gunung Sibayak juga sangat cocok untuk para pendaki pemula. Apalagi kini jalur yang dibuat oleh Pemerintah sudah sangat baik dan bisa dilalui kendaraan.

Bahkan bagi wisatawan yang hendak ke gunung ini tanpa harus mengeluarkan tenaga ekstra, kini banyak transportasi yang siap menghantarkan para wisatawan. Terutama bagi wisatawan yang berada di Kota Medan dan sekitarnya, bisa menggunakan kendaraan bus yang sudah tersedia dan mengarah ke Kabupaten Karo, seperti Sutra, Sinabung dan lainnya.

Untuk mendaki Gunung Sibayak sendiri ada banyak rute yang di gambarkan dari peta tofografi, ada yang masih tergolong ekstrim, sedang, maupun rute aman. Untuk rute pertama bisa dilalui dari kaki gunung Sibayak yakni di Desa Raja Berneh atau Berna (Terkenal juga dengan nama Desa Semangat Gunung). Desa ini berjarak 15 km dari kota Brastagi. Jalur ini melewati pemandian air panas Lau Sidebuk-Debuk.

Selain itu, jalur kedua yang lain yakni dari kaki Gunung Sibayak di Desa Jaranguda. Desa ini berjarak 3 km dari kota Brastagi. Dan kjalur terakhir yakni jalur 54 yang bermula dari kawasan Penatapan (bakaran jagung ) yang terletak di jalan raya Medan – Brastagi. Jalur ini dinamakan jalur 54 karna letaknya persis berada pada Km 54 dari kota Medan. Di usahakan bagi pemula untuk jalur 54 sebaiknya dihindari, pasalnya jalur ini cukup menguras tenaga dan harus ada pemandunya.

Dalam perjalanan kali ini, Sumut Pos memilih jalur kedua, karena merupakan jalur dengan jarak tempuh yang paling cepat dan aman untuk dilalui oleh pemula yang belum pernah mendaki gunung.

Untuk tiba di lokasi, tim Sumut Pos beranjak dari pasar Brastagi menggunakan (angkutan kota) menuju Desa Jaragunda, yang letaknya tak jauh dari objek wisata Gundaling. Angkutan ini hanya mengantarkan wisatawan sampai depan pintu gerbang jalur pendakian saja.
Hamparan pepohonan dan semak belukar menemani perjalanan tim. Ya, kawasan ini merupakan kawasan hutan Negara, di lokasi ini tidak diperkenankan untuk diduduki, dikelola serta diutik oleh orang dan badan hukum secara tidak resmi. Hal itu terlihat dari papan pengumuman yang terpampang di beberapa ruas jalan.

Pesona Gunung ‘Raja’

Konon, Gunung Sibayak dijulukis ebagai ‘Gunung Raja’ arti kata Sibayak ialah ‘Raja’, karena dahulu kala tanah Karo diperintah oleh 4 Raja (Sibayak) yaitu Sibayak lingga, Sarinembah, Barusjahe, dan Kutabuluh.

Dulunya, gunung ini meletus terakhir pada 1800 an, pasalnya gunung ini merupakan gunung vulkanik yang masih aktif mengeluarkan asap dengan ketinggian 2 Km. Gumpalan asapnya berasal dari panas bumi dan berguna untuk sumber energi energi listrik.
Memasuki kawasan leher sibayak, artinya tinggal sebentar lagi untuk menaklukan gunung yang dijuluki sebagai Gunung Raja. Setibanya di atas, udara dingin dan bau belerang semakin kental terasa menunjukkan masih adanya aktivitas gunung. Ada banyak hal yang dapat di jumpai di puncak sibayak ini. Di samping kawahnya, selaku terdengar gemuruh mengeluarkan asap dan berbau belerang, juga terdapat telaga. Selain itu, wisatawan dapat melihat secara langsung puncak tapal kuda yang menjadi ikon puncak sibayak. Dari atas pandangan mata sangat luas dan bebas, Brastagi, Bandar Baru, Sibolangit, dan bahkan kota Medan dapat terlihat dari atas sini. Sungguh luar biasa mahakarya sang pencipta.(ban)

Mencari kenikmatan dibalik lelahnya pendakian sebuah gunung adalah hal yang lumrah dan dinanti para pendaki. Namun tak mudah memang untuk bisa mencapai puncak tanpa stamina dan persiapan yang matang. Ya, bagi para pendaki , setiap tetesan air keringat dan letihnya kaki memapaki lereng gunung, memberikan nuansa tersendiri di balik panjang dan berlikunya jalur yang dilalui.

LEPAS LELAH: Para pendaki tengah menikmati keindahan puncak Sibayak sembari melepas lelah pasca pendakian.//istimewa
LEPAS LELAH: Para pendaki tengah menikmati keindahan puncak Sibayak sembari melepas lelah pasca pendakian.//istimewa

Nah untuk para pendaki yang berpengalaman, nama Gunung Sibayak yang terletak di Kabupaten Karo, Sumut ini pastinya sudah tidak asing lagi. Namun, Gunung Sibayak yang memiliki tinggi sekitar 2.212 meter diatas permukaan laut (mdpl) ini tidak hanya bisa dijadikan referensi bagi pendaki berpengalaman saja loh, ternyata pendakian Gunung Sibayak juga sangat cocok untuk para pendaki pemula. Apalagi kini jalur yang dibuat oleh Pemerintah sudah sangat baik dan bisa dilalui kendaraan.

Bahkan bagi wisatawan yang hendak ke gunung ini tanpa harus mengeluarkan tenaga ekstra, kini banyak transportasi yang siap menghantarkan para wisatawan. Terutama bagi wisatawan yang berada di Kota Medan dan sekitarnya, bisa menggunakan kendaraan bus yang sudah tersedia dan mengarah ke Kabupaten Karo, seperti Sutra, Sinabung dan lainnya.

Untuk mendaki Gunung Sibayak sendiri ada banyak rute yang di gambarkan dari peta tofografi, ada yang masih tergolong ekstrim, sedang, maupun rute aman. Untuk rute pertama bisa dilalui dari kaki gunung Sibayak yakni di Desa Raja Berneh atau Berna (Terkenal juga dengan nama Desa Semangat Gunung). Desa ini berjarak 15 km dari kota Brastagi. Jalur ini melewati pemandian air panas Lau Sidebuk-Debuk.

Selain itu, jalur kedua yang lain yakni dari kaki Gunung Sibayak di Desa Jaranguda. Desa ini berjarak 3 km dari kota Brastagi. Dan kjalur terakhir yakni jalur 54 yang bermula dari kawasan Penatapan (bakaran jagung ) yang terletak di jalan raya Medan – Brastagi. Jalur ini dinamakan jalur 54 karna letaknya persis berada pada Km 54 dari kota Medan. Di usahakan bagi pemula untuk jalur 54 sebaiknya dihindari, pasalnya jalur ini cukup menguras tenaga dan harus ada pemandunya.

Dalam perjalanan kali ini, Sumut Pos memilih jalur kedua, karena merupakan jalur dengan jarak tempuh yang paling cepat dan aman untuk dilalui oleh pemula yang belum pernah mendaki gunung.

Untuk tiba di lokasi, tim Sumut Pos beranjak dari pasar Brastagi menggunakan (angkutan kota) menuju Desa Jaragunda, yang letaknya tak jauh dari objek wisata Gundaling. Angkutan ini hanya mengantarkan wisatawan sampai depan pintu gerbang jalur pendakian saja.
Hamparan pepohonan dan semak belukar menemani perjalanan tim. Ya, kawasan ini merupakan kawasan hutan Negara, di lokasi ini tidak diperkenankan untuk diduduki, dikelola serta diutik oleh orang dan badan hukum secara tidak resmi. Hal itu terlihat dari papan pengumuman yang terpampang di beberapa ruas jalan.

Pesona Gunung ‘Raja’

Konon, Gunung Sibayak dijulukis ebagai ‘Gunung Raja’ arti kata Sibayak ialah ‘Raja’, karena dahulu kala tanah Karo diperintah oleh 4 Raja (Sibayak) yaitu Sibayak lingga, Sarinembah, Barusjahe, dan Kutabuluh.

Dulunya, gunung ini meletus terakhir pada 1800 an, pasalnya gunung ini merupakan gunung vulkanik yang masih aktif mengeluarkan asap dengan ketinggian 2 Km. Gumpalan asapnya berasal dari panas bumi dan berguna untuk sumber energi energi listrik.
Memasuki kawasan leher sibayak, artinya tinggal sebentar lagi untuk menaklukan gunung yang dijuluki sebagai Gunung Raja. Setibanya di atas, udara dingin dan bau belerang semakin kental terasa menunjukkan masih adanya aktivitas gunung. Ada banyak hal yang dapat di jumpai di puncak sibayak ini. Di samping kawahnya, selaku terdengar gemuruh mengeluarkan asap dan berbau belerang, juga terdapat telaga. Selain itu, wisatawan dapat melihat secara langsung puncak tapal kuda yang menjadi ikon puncak sibayak. Dari atas pandangan mata sangat luas dan bebas, Brastagi, Bandar Baru, Sibolangit, dan bahkan kota Medan dapat terlihat dari atas sini. Sungguh luar biasa mahakarya sang pencipta.(ban)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/