Namun, lanjut Hari, dari kelima klaster tersebut, saat ini baru Klaster Krikilan yang masih menjadi pusat kunjungan para wisatawan. Klaster Krikilan memang sudah dilengkapi dengan sarana penunjang aktivitas wisata, seperti area kantin, toko souvenir sampai tempat parkir.
“Perlu adanya sistem transportasi yang terintegrasi dari satu klaster ke klaster lainnya, agar jumlah kunjungan wisatawan bisa merata dan lebih meningkat. Karena wisatawan banyak yang belum tahu atau bingung mengenai cara mengunjungi klaster lainnya,” kata Hari.
Hari menambahkan, pemerintah juga mendorong masyarakat Sangiran untuk meningkatkan potensi wisata di kawasannya. “Budaya masyarakat Sangiran itu sangat menarik, memiliki ciri khas. Konsep wisata berbasis komunitas sangat bisa diterapkan di sini,” pungkas Hari.
Untuk informasi, Kemenpar mengembangkan sektor pariwisata di Jawa Tengah dan Yogyakarta didorong lewat pembangunan empat kawasan strategis pariwisata nasional. Keempat KSPN tersebut yakni Borobudur, Sangiran, Karimunjawa dan Dieng.
“Sesuai janji saya, penyusunan master plan keempat KSPN tersebut telah diselesaikan akhir 2016 lalu. Di Semarang yang akan dibangun pelabuhannya, di Karimunjawa bandara dan sementara untuk Dieng kita akan renovasi bandara yang di Purbalingga,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Dengan adanya penambahan akses perhubungan tersebut, dia optimistis sektor pariwisata di kedua daerah tersebut akan mampu melonjak dengan cepat.
Menpar Arief Yahya juga mengajak maskapai penerbangan untuk membuka jalur penerbangan internasional ke Solo. Saat ini, Air Asia telah bersedia mengoperasikan rute Kuala Lumpur-Solo.
Tantangan selanjutnya, kata Arief, yakni membuka penerbangan Bangkok-Solo. “Beberapa maskapai penerbangan sudah mau membuka rute ke Solo. Dan itu akan menghidupkan denyut pariwisata dan ekonomi di Solo dan sekitarnya,” jelas Arief Yahya. (red)