28.9 C
Medan
Thursday, June 20, 2024

Kemenpar dan 34 Dispar Provinsi Bahas Master Plan Wisata

Frans menjelaskan, ISTA dirancang sebagai alat untuk merecognisi dan mendorong penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan oleh destinasi-destinasi pariwisata di Indonesia. Di antaranya, mendorong lahirnya berbagai inovasi atas produk-produk pariwisata berkelanjutan, partisipasi dan kerjasama sektor publik maupun swasta, dan ajang promosi serta branding bagi destinasi pariwisata baik di tingkat nasional maupun internasional dalam rangka peningkatan kunjungan wisatawan.

“Secara garis besar, keempat kriteria dimaksud adalah pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, dan pelestarian lingkungan,” pungkas Frans.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebutkan, Indonesia memiliki penilaian yang bagus terkait sustainable tourism. Bahkan, kata dia, Indonesia menempati peringkat kedua setelah China dalam hal dimaksud, seperti diungkapkan pada pembukaan PATA Travel Mart 2016. Prestasi tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi daerah di destinasi untuk terus menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.

“Bicara pariwisata, tidak hanya tentang destinasi melainkan juga pengembangan infrastruktur secara keseluruhan dan berkelanjutan. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) mendefinisikan pariwisata berkelanjutan secara sederhana sebagai pariwisata yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat,” jelas mantan Dirut PT Telkom ini.

Praktek manajemen dan pedoman pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat diaplikasikan ke semua bentuk aktifitas pariwisata di semua jenis destinasi wisata, termasuk pariwisata massal dan berbagai jenis kegiatan pariwisata lainnya.

“Untuk menjamin keberlanjutan jangka panjang, maka keseimbangan antar prinsip-prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan harus dibangun dengan baik,” kata menpar Arief Yahya. (rel)

Frans menjelaskan, ISTA dirancang sebagai alat untuk merecognisi dan mendorong penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan oleh destinasi-destinasi pariwisata di Indonesia. Di antaranya, mendorong lahirnya berbagai inovasi atas produk-produk pariwisata berkelanjutan, partisipasi dan kerjasama sektor publik maupun swasta, dan ajang promosi serta branding bagi destinasi pariwisata baik di tingkat nasional maupun internasional dalam rangka peningkatan kunjungan wisatawan.

“Secara garis besar, keempat kriteria dimaksud adalah pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, dan pelestarian lingkungan,” pungkas Frans.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebutkan, Indonesia memiliki penilaian yang bagus terkait sustainable tourism. Bahkan, kata dia, Indonesia menempati peringkat kedua setelah China dalam hal dimaksud, seperti diungkapkan pada pembukaan PATA Travel Mart 2016. Prestasi tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi daerah di destinasi untuk terus menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.

“Bicara pariwisata, tidak hanya tentang destinasi melainkan juga pengembangan infrastruktur secara keseluruhan dan berkelanjutan. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) mendefinisikan pariwisata berkelanjutan secara sederhana sebagai pariwisata yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat,” jelas mantan Dirut PT Telkom ini.

Praktek manajemen dan pedoman pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat diaplikasikan ke semua bentuk aktifitas pariwisata di semua jenis destinasi wisata, termasuk pariwisata massal dan berbagai jenis kegiatan pariwisata lainnya.

“Untuk menjamin keberlanjutan jangka panjang, maka keseimbangan antar prinsip-prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan harus dibangun dengan baik,” kata menpar Arief Yahya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/