BATAM , SUMUTPOS.CO – Cuaca yang kurang bersahabat, hujan dan diselingi angin kencang tidak menghalangi 150 ribu orang untuk berduyun-duyun datang menghadiri acara Halal Bihalal ke-9 Paguyuban Among Wargo Jowo (Punggowo) di Dataran Engku Putri, Batam Center.
Terhitung 150 ribu (bukan 140 ribu, red) orang yang masuk dan membawa kupon, dalam catatan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori halal bihalal dengan peserta terbanyak yang memecahkan rekor tahun lalu dengan jumlah peserta 115.000 orang.
“Alhamdullilah, untuk pertama kalinya halal bihalal ini digelar di lapangan outdoor, dengan cuaca mendung dan hujan ini ternyata tidak mengurangi kebersamaan dan kekompakan paguyuban ini. Mereka tetap datang untuk mempererat tali silaturahmi dan bahkan berhasil memecahkan rekor tahun lalu,” kata Ki Lurah Punggowo Dr HM Soerya Respationo SH MH, Minggu (27/8).
Ki Lurah mengatakan, selain memecahkan rekor halal bihalal dengan jumlah peserta terbanyak, tahun ini halal bihalal Paguyuban Punggowo yang didukung Kementerian Pariwisata juga berhasil menorehkan rekor MURI lainnya untuk kategori Pagelaran Seni Budaya terbanyak oleh Paguyuban Jowo dalam satu kegiatan.
“Setidaknya ada 68 group kesenian yang tampil sekaligus dalam acara halal bihalal ini yang berasal dari berbagai wilayah Jawa dan Sumatera, seperti kuda kepang, reog, rontek, jathilan, topeng ireng, tayub, kerawitan hingga barongsai. Sedangkan untuk artis yang dihadirkan antara lain Didi Kempot, Cak Sodik dan pedangdut dari Jakarta dan Batam, ” lanjutnya.
Tidak hanya itu, MURI juga memberikan empat penghargaan rekor MURI kepada paguyuban/ kelompok, yaitu kepada Jogoboyo yang diberikan kepada Ruji Pani untuk kategori halal bihalal dengan peserta terbanyak, Punggowo Mudo yang dipimpin Putra Yustisi Respaty untuk kategori halal bihalal dengan peserta terbanyak,
Dewan Seni dan budoyo Punggowo yang diketuai Mardji atas kategori Pagelaran Seni dan budaya terbanyak oleh Paguyuban Jowo dan Paguyuban Saraswati Wanitomo Punggowo yang dipimpin Silvia Hilda Kusumaningrum untuk Pagelaran Seni Budaya terbanyak Paguyuban Jowo.
Dalam kesempatan ini, Ki Lurah juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata yang konsisten mendukung halal bihalal dan ingin menjadikannya agenda tahunan pariwisata berbasis budaya.
“Jumlah pengunjung yang banyak hingga memecahkan rekor MURI, pentas aneka budaya dari puluhan grup kesenian, hingga keunikan kuliner daerah ternyata menjadi pertimbangan khusus Kemenpar, sehingga acara halal bihalal punggowo ditetapkan sebagai even nasional dan akan rutin digelar setiap tahun,” ujar Ki Lurah.
Halal Bihalal Punggowo yang tahun ini mengambil tema Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa ini adalah wadah bagi lebih dari 100 paguyuban Jawa yang merupakan representasi asal daerah dan profesi di kalangan etnis Jawa dan Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) di Batam dan Kepulauan Riau.
Sekretaris Kementerian Pariwisata RI Ukus Kuswara yang hadir mewakili Menpar Arief Yahya mengapresiasi aktualisasi dari Punggowo untuk menjalin silaturahmi yang bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia.
“Atraksi ini luar biasa, sehingga perlu dijaga kelestariannya. Kemenpar akan mensupport kegiatan ini dan memasukkan dalam Calender of Event, dengan atraksi budaya sebagai event berdaya tarik wisatawan,” kata Ukus Kuswara.
Ukus mengaku tidak menyangka di Batam bisa membuat acara berbasis budaya bisa semarak ini dengan aneka seni budaya. “Kita akan bantu mengkurasi event ini, agar lebih rapi dan mendatangkan wisman dan wisnus,” ujarnya.
Bagi Menpar Arief Yahya, Kegiatan Halal Bihalal menambah warna dari kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition) yang memang menjadi prioritas untuk Kota Batam saat ini.
“Batam juga masuk program crossborder tourism. Jadi nggak cuma wisata alam, sport tourism dan wisata religi saja yang kita support. Atraksi MICE seperti halal bihalal ini juga ikut kami dukung,” kata Menpar Arief Yahya.
Terlebih, lanjut Menpar Arief Yahya, dengan potensi pergerakan orang dari satu kota ke kota lain, serta dari satu negara ke negara lain, dalam jumlah masif akan menggerakkan ekonomi. Pergerakan orang sama dengan pergerakan bisnis. “Karena itu industri pariwisata pasti akan ikut bergerak,” pungkasnya. (rel)