Indroyono mengajak kepada seluruh stakeholder terkait untuk memberikan dukungan perhatian pada wisata sejarah Monumen Perjuangan ini, dan dapat diintegrasikan dengan objek wisata di Kecamatan Kalasan. Seperti Candi Sambisari, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Kedulan dan juga dengan kompleks Candi Prambanan ” Ini akan memberikan dampak bagus ke masyarakat dan 10 destinasi prioritas, jika Monumen Plataran dan rentetan wisata sejarah dapat berkembang bagus dan pesat,” ujar Indroyono.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Perjalanan Insentif Kemenpar Hendri Karnoza mengucapkan terima kasih kepada IKAM yang perduli mengemas wisata sejarah menjadi bagian percepatan 10 Bali Baru yang telah ditetapkan Kemenpar yang salah satunya Borobudur.
Apalagi, imbuh Esthy, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya sudah meluncurkan Badan Otorita Pariwisata (BOP), beberapa waktu lalu. Launching dilakukan di Kompleks Taman Candi Prambanan, persisnya di panggung tertutup candi di tepian sungai Opak itu.
Seperti diketahui, pembentukan Badan Otorita Pariwisata Borobudur berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2017 tentang Pembentukan Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur yang sudah disahkan presiden 11 April lalu dan diundangkan pada 12 April 2017 lalu.
Kata Esthy, BOP ini akan menjadikan Destinasi Borobudur sebagai salah satu destinasi pariwisata nasional dan internasional yang memiliki kekayaan potensi wisata budaya berkelanjutan yang mampu menarik 2.000.000 wisatawan mancanegara pada tahun 2019.
“Borobudur dikembangkan sebagai destinasi yang memiliki kekuatan daya tarik yang berbasis pada potensi heritage dan sudah diakui sebagai UNESCO World Cultural Heritage. Pengembangannya nanti akan difokuskan pada elemen 3A yaitu atraksi, aksesibilitas dan amenitas. Nah, wisata sejarah yang menjadi bagian dari IKAM ini menjadi bagian penting pengembangan Borobudur ke depan,” ujar Esthy yang juga diamini Hendri.
Hendri menambahkan , BOP Borobudur nantinya akan terus melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Borobudur.
“Critical success factornya ada di akses! Dan itu sudah ada jawabannya, Bandara New Jogjakarta International Airport di Kulonprogo akan menjawab masalah aksesibilitas udara menuju Yogyakarta, jadi kami yakin, Wisata Sejarah di Yogyakarta akan menjadi bagian dalam mendukung 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019 mendatang,” kata Hendri. (rel)