25 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Polisi Gerebek Pimpinan MNLF

Polisi Gerebek Pimpinan MNLF
Polisi Gerebek Pimpinan MNLF

ZAMBOANGA – Polisi Filipina menggerebek rumah pemimpin kelompok pemberontak yang menyerang bulan lalu, Front Nasional Pembebasan Moro (MNLF), Nur Misuari, di pinggiran Kota Zamboanga. Dalam operasi tersebut, aparat mengamankan dokumen dan beberapa barang lainnya.

Inspektur Kepala Ariel Huesca kepada AFP mengatakan, polisi terpaksa menggunakan bom untuk memasuki halaman rumah Misuari yang terkunci. ’’Tidak ada yang ditangkap,’’ terang juru bicara kepolisian Zamboanga kemarin. Nur Misuari tidak berada di dalam rumah tersebut.

Polisi telah meminta jaksa untuk menuntut Misuari dan pengikutnya karena menyerang aparat dan menyandera ratusan warga sipil bulan lalu. Dalam pertempuran yang berlangsung hampir sepekan tersebut, sedikitnya 200 orang tewas.

Misuari dituduh memerintahkan militan bersenjata MNLF ke Zamboanga pada 9 September dalam upayanya menggagalkan perundingan damai antara pemerintah dan faksi rivalnya, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), di Kuala Lumpur. Pemerintah menuduh kelompok bersenjata tersebut menyandera warga sipil dan membakar lebih dari 10 ribu rumah.

Huesca mengungkapkan, polisi diperintahkan untuk menangkap Misuari dan menyita amunisi yang disimpan di dalam rumah bertembok tinggi di sebuah distrik, sekitar tujuh kilometer dari lokasi pertempuran September lalu. ’’Polisi mengamankan dokumen dan beberapa benda dari rumah tersebut,’’ tambahnya. Namun, polisi tidak menyebutkan detail apa saja yang disita.

Pemberontak Muslim telah berjuang sejak 1970-an untuk kemerdekaan atau wilayah otonomi penuh di wilayah selatan negara berpenduduk mayoritas Katolik tersebut. Diperkirakan 150 ribu nyawa melayang sejak pecahnya konflik tersebut.

MNLF, yang didirikan Misuari, menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah pada 1996. Perjanjian tersebut membuahkan kesepakatan pembentukan wilayah otonomi di selatan, yang minoritas berpenduduk muslim.

Meski demikian, MNLF memprotes negosiasi damai antara pemerintah dan MILF. Sebab, pihaknya merasa dikesampingkan dalam proses tersebut. (AFP/cak/dos)

Polisi Gerebek Pimpinan MNLF
Polisi Gerebek Pimpinan MNLF

ZAMBOANGA – Polisi Filipina menggerebek rumah pemimpin kelompok pemberontak yang menyerang bulan lalu, Front Nasional Pembebasan Moro (MNLF), Nur Misuari, di pinggiran Kota Zamboanga. Dalam operasi tersebut, aparat mengamankan dokumen dan beberapa barang lainnya.

Inspektur Kepala Ariel Huesca kepada AFP mengatakan, polisi terpaksa menggunakan bom untuk memasuki halaman rumah Misuari yang terkunci. ’’Tidak ada yang ditangkap,’’ terang juru bicara kepolisian Zamboanga kemarin. Nur Misuari tidak berada di dalam rumah tersebut.

Polisi telah meminta jaksa untuk menuntut Misuari dan pengikutnya karena menyerang aparat dan menyandera ratusan warga sipil bulan lalu. Dalam pertempuran yang berlangsung hampir sepekan tersebut, sedikitnya 200 orang tewas.

Misuari dituduh memerintahkan militan bersenjata MNLF ke Zamboanga pada 9 September dalam upayanya menggagalkan perundingan damai antara pemerintah dan faksi rivalnya, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), di Kuala Lumpur. Pemerintah menuduh kelompok bersenjata tersebut menyandera warga sipil dan membakar lebih dari 10 ribu rumah.

Huesca mengungkapkan, polisi diperintahkan untuk menangkap Misuari dan menyita amunisi yang disimpan di dalam rumah bertembok tinggi di sebuah distrik, sekitar tujuh kilometer dari lokasi pertempuran September lalu. ’’Polisi mengamankan dokumen dan beberapa benda dari rumah tersebut,’’ tambahnya. Namun, polisi tidak menyebutkan detail apa saja yang disita.

Pemberontak Muslim telah berjuang sejak 1970-an untuk kemerdekaan atau wilayah otonomi penuh di wilayah selatan negara berpenduduk mayoritas Katolik tersebut. Diperkirakan 150 ribu nyawa melayang sejak pecahnya konflik tersebut.

MNLF, yang didirikan Misuari, menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah pada 1996. Perjanjian tersebut membuahkan kesepakatan pembentukan wilayah otonomi di selatan, yang minoritas berpenduduk muslim.

Meski demikian, MNLF memprotes negosiasi damai antara pemerintah dan MILF. Sebab, pihaknya merasa dikesampingkan dalam proses tersebut. (AFP/cak/dos)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/