25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Nurhasanah Susul Kembarannya ke Liang Lahat

INKUBATOR: Nurhasanah, bayi kembar siam pascaoperasi pemisahan di RS H Adam Malik Medan.
Nurhasanah, bayi kembar siam itu akhirnya menyusul kembarannya ke liang lahat, pascaoperasi pemisahan di RS H Adam Malik Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah 16 hari dirawat pasca operasi pemisahan di Ruang Perinatal Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP-HAM), Selasa (19/11) lalu. Nurhasanah, bayi kembar siam yang akhirnya menyusul saudara kembarnya, Nurhidayah ke liang lahat.

Kasubbag Humas RSUP-HAM Sairi M Saragih, Selasa (10/12) siang mengatakan, banyak kelainan pada bayi Nurhasanah, hingga sulit bertahan meskipun sudah melewati masa kritis 8 hari pasca operasi. Di antaranya, ginjal yang hanya ada satu dan gangguan pada saluran pencernaan. “Bayi juga sempat mengalami infeksi dibekas operasinya, sehingga muncul cairan,” kata Sairi.

Tim dokter penanganan bayi kembar siam Nurhayati 1 dan 2 tersebut telah berupaya semaksimal mungkin agar bayi tetap bertahan. “Tim dokter terus memantau bayi ini, baik detak jantungnya dan lainnya. Memang bayi itu sempat mengalami kemajuan, diantaranya dapat membuka mata dan menggerakkan kaki,” ujarnya.

Ayah dari bayi kembar siam dempet perut hingga daerah kelamin, Hendri Sinuraya juga mengakui hal ini. Dikatakannya, kondisi kesehatan yang menurun mengakibatkan anaknya tersebut meninggal dunia pada Kamis (5/12) lalu. “Kondisi kesehatannya kemarin naik-turun, terakhir ini memang kata dokter menurun dan hari Kamis pagi dia menyusul kembarannya, tepat jam 8.15 WIB dan langsung kita lakukan proses pemakaman di Patumbak sana,” katanya.

Ia mengaku sedih, namun sebisa mungkin menerima dan ikhlas dengan kepergian anaknya. Nurhasanah akhirnya disemayamkan berdampingan dengan makan kembarannya, Nurhidayah.”Kita sudah ikhlaskan semuanya, meskipun sebagai orangtua pasti sangat sedih apalagi istri saya. Kemarin sempat senang ketika lihat kondisinya yang sudah bisa membuka mata, tapi sekarang dua-duanya sudah pergi. Kita kebumikan masih di area tanah kita di Patumbak dan kita buat bersampingan,” ujarnya.

Ia berharap hal serupa tak kembali terjadi kepada orang lain khususnya keluarganya. “Harapan saya tidak ada lagi kejadian seperti ini,” ujarnya singkat.

Sebelumnya, ketua tim dokter penanganan Bayi Kembar Siam, Makmur Sitepu saat ditemui di RSIA Rosiva mengatakan, keadaan Nurhasanah sudah mulai membaik. “Kita sudah melakukan operasi pada tanggal 27 lalu untuk membuat stoma, buang air kecil karena ada gangguan ditempat pembuangan air dan saat ini sudah bagus,” katanya.

Meskipun sudah melewati 8 hari masa kritisnya, tim dokter masih terus melakukan perawatan intensif kepada bayi yang membawa telapak kaki kembarannya, yang telah mendahuluinya ini. “Diupayakan sedikit demi sedikit nantinya semua selang bisa dicopot dan bayi tidak lagi menggunakan ventilator. Saat ini masih minum ASI dan kita terus melakukan perawatan itensif,” kata Makmur. Makmur juga sempat mengatakan kondisi Nurhasanah sempat menurun lantaran terjadi infeksi kulit yang ditutupi setelah dilakukan operasi, tetapi infeksi tersebut langsung cepat diatasi.

“Kamis semalam sudah dilakukan pembersihan kulit yang mati dan mengobati infeksi kulit yang infeksi dan sudah stabil. Mudah-mudahan keadaannya terus membaik dan di usianya 9 bulan atau beratnya 10 kg nanti, akan dilakukan koreksi telapak kakinya,” ujarnya. (put/smg/deo)

INKUBATOR: Nurhasanah, bayi kembar siam pascaoperasi pemisahan di RS H Adam Malik Medan.
Nurhasanah, bayi kembar siam itu akhirnya menyusul kembarannya ke liang lahat, pascaoperasi pemisahan di RS H Adam Malik Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah 16 hari dirawat pasca operasi pemisahan di Ruang Perinatal Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP-HAM), Selasa (19/11) lalu. Nurhasanah, bayi kembar siam yang akhirnya menyusul saudara kembarnya, Nurhidayah ke liang lahat.

Kasubbag Humas RSUP-HAM Sairi M Saragih, Selasa (10/12) siang mengatakan, banyak kelainan pada bayi Nurhasanah, hingga sulit bertahan meskipun sudah melewati masa kritis 8 hari pasca operasi. Di antaranya, ginjal yang hanya ada satu dan gangguan pada saluran pencernaan. “Bayi juga sempat mengalami infeksi dibekas operasinya, sehingga muncul cairan,” kata Sairi.

Tim dokter penanganan bayi kembar siam Nurhayati 1 dan 2 tersebut telah berupaya semaksimal mungkin agar bayi tetap bertahan. “Tim dokter terus memantau bayi ini, baik detak jantungnya dan lainnya. Memang bayi itu sempat mengalami kemajuan, diantaranya dapat membuka mata dan menggerakkan kaki,” ujarnya.

Ayah dari bayi kembar siam dempet perut hingga daerah kelamin, Hendri Sinuraya juga mengakui hal ini. Dikatakannya, kondisi kesehatan yang menurun mengakibatkan anaknya tersebut meninggal dunia pada Kamis (5/12) lalu. “Kondisi kesehatannya kemarin naik-turun, terakhir ini memang kata dokter menurun dan hari Kamis pagi dia menyusul kembarannya, tepat jam 8.15 WIB dan langsung kita lakukan proses pemakaman di Patumbak sana,” katanya.

Ia mengaku sedih, namun sebisa mungkin menerima dan ikhlas dengan kepergian anaknya. Nurhasanah akhirnya disemayamkan berdampingan dengan makan kembarannya, Nurhidayah.”Kita sudah ikhlaskan semuanya, meskipun sebagai orangtua pasti sangat sedih apalagi istri saya. Kemarin sempat senang ketika lihat kondisinya yang sudah bisa membuka mata, tapi sekarang dua-duanya sudah pergi. Kita kebumikan masih di area tanah kita di Patumbak dan kita buat bersampingan,” ujarnya.

Ia berharap hal serupa tak kembali terjadi kepada orang lain khususnya keluarganya. “Harapan saya tidak ada lagi kejadian seperti ini,” ujarnya singkat.

Sebelumnya, ketua tim dokter penanganan Bayi Kembar Siam, Makmur Sitepu saat ditemui di RSIA Rosiva mengatakan, keadaan Nurhasanah sudah mulai membaik. “Kita sudah melakukan operasi pada tanggal 27 lalu untuk membuat stoma, buang air kecil karena ada gangguan ditempat pembuangan air dan saat ini sudah bagus,” katanya.

Meskipun sudah melewati 8 hari masa kritisnya, tim dokter masih terus melakukan perawatan intensif kepada bayi yang membawa telapak kaki kembarannya, yang telah mendahuluinya ini. “Diupayakan sedikit demi sedikit nantinya semua selang bisa dicopot dan bayi tidak lagi menggunakan ventilator. Saat ini masih minum ASI dan kita terus melakukan perawatan itensif,” kata Makmur. Makmur juga sempat mengatakan kondisi Nurhasanah sempat menurun lantaran terjadi infeksi kulit yang ditutupi setelah dilakukan operasi, tetapi infeksi tersebut langsung cepat diatasi.

“Kamis semalam sudah dilakukan pembersihan kulit yang mati dan mengobati infeksi kulit yang infeksi dan sudah stabil. Mudah-mudahan keadaannya terus membaik dan di usianya 9 bulan atau beratnya 10 kg nanti, akan dilakukan koreksi telapak kakinya,” ujarnya. (put/smg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/