Sedikitnya 41 narapidana berhasil ditangkap pihak yang berwajib. Penangkapan dilakukan di berbagai lokasi, bahkan samapi ke Langkat. Bahkan, untuk menutup gerak para narapidana, jalan akses Medan Tebingtinggi sampai ditutup.
“Setiap truk, mobil penumpang dan mobil pribadi yang melintas kita periksa penumpangnya petugas melakukan pemeriksaan yang tidak memiliki kartu tanda pengenal atau tidak memiliki KTP,”papar Kasat Sabahra Polres Tebingtinggi AKP Ariyanto Ginting kepada Sumut Pos.
“Kita menduga ada kawana napi yang kabur ada yang menuju Kota Tebingtinggi mengarah ke Kisaran ataupun Pematang Siantar, menggunakan jasa mobil penumpang atau truk yang sedang melintas. “ Semua kenderaan yang masuk ke Kota Tebingtinggi wajib diperiksa penumpangnya,”tambah Ariyanto.
Salah seorang tahanan yang berhasil ditangkap, Riki Alfian (27) warga Desa Prambutan Kota Tebingtinggi, mengaku kabur karena tak puas dengan fasilitas lapas. Selain itu, penghuni ‘kamar’ T5 yang sudah menjalani 7 tahun dari hukuman 20 tahun tersebut lari karena melihat orang lari.
Riki mengaku berjalan sekitar 2 jam melewati semak belukar dan pepohonan. Dia ditangkap di Bukit I Brandan. Saat masih di hutan itu dia melihat seorang petugas polisi berseragam lalu ditanyai dan mengaku.
Selain RIki, Yos Edi (38) warga Jalan Sekip berhasil ditangkap di Kelambir V Desa Manunggal. Pesakitan yang sudah 14 bulan menjalani hukuman dari 14 tahun subsider 1 tahun ini ditanhgkap setelah berjalan 7 kilometer melewati semak belukar. Setelah tiba di jalan besar, dia terlihat polisi. Selanjutnya dibawa ke Polsek Medan Barat.
Sebelumnya sekitar 30 orang narapidana yang kabur dari Lapas Tanjunggusta, Kamis (11/7) sore, sempat melewati rumah M Siagian (45) yang berada di tanah garapan sekitar 100 meter hotel prodeo tersebut.
M Siagian yang kebetulan sedang mandi menjadi heran. Dia sempat bertanya kepada orang-orang tersebut ada apa? “Aku baru selesai mandi dan keluar, kulihat banyak orang berjalan dari samping rumahku. Aku juga heran kok banyak kali orang berjalan sambil tergesa-gesa,” katanya kepada Sumut Pos.
Siagian yang sudah tinggal ditanah garapan itu sekitar setahun tersebut pun bertanya kepada orang-orang itu. “Ada apa bang, kok rame? Orang-orang itu menjawab ada maling. Aku juga sempat heran, sebab sebelumnya tidak ada orang lewat di samping rumahku itu,” ungkapnya.
Karena tidak curiga, Siagian pun membiarkan orang itu. Usai buka puasa, dia pun keluar rumah menuju ke arah Lapas. Dia pun menjadi heran, di depan Lapas itu sudah banyak polisi dan orang. Api pun mulai berkorbar di tempat penjaga atas sebelah kanan depan lapas. “Aku keluar rumah dan melihat orang sudah banyak berkumpul dan api mulai berkobar dari sudut kanan depan Lapas itu sekitar pukul 18.30 WIB,” tambahnya.
Ingin mengetahui lebih jauh, Siagian pun mencari tahu apa yang terjadi. Rupanya, ratusan napi yang ditahan di Lapas itu telah kabur. “Mereka menipu aku, katanya mau mengejar maling, padahal mereka melarikan diri. Pantas mereka berjalan dengan tergesa-gesa, bahkan ada yang lari ke arah samping rumah orang,” jelasnya.
Menurutnya, para napi itu melintas di samping rumahnya sebelum buka puasan atau sekitar pukul 18.00 WIB lebih. “Sebelum buka puasa lah. Aku mandi sebenarnya ingin mempersiapkan diri untuk buka puasa, tak tahunya ada napi yang kabur,” sebutnya.
Ditambahkannya, dirinya tidak curiga karena para napi tersebut tidak ada memakai baju tahanan, mereka hanya memakai baju biasa. “Saya tidak curiga karena hanya memakai biasa, tidak memakai baju tahanan,” tambahnya.
Tidak lama berselang, petugas pun menyisir gang-gang di tanah garapan tersebut. Hasilnya, tiga orang langsung diamankan. “Aku lihat tadi, tiga orang sudah berhasil diamankan polisi. Yang lainnya, saya tidak tahu. Tapi, polisi tadi juga langsung melakukan pencarian,” jelasnya.
Sementara itu, seorang saksi mata Idrus (25) mengatakan, para napi tersebut berlarian dari pintu depan Lapas tersebut. “Mereka berlarian dari arah pintu depan, pas seperti anak SD yang baru keluar kelas. Mereka lari ke arah tanah garapan dan berpencar,” ungkapnya.
Polsek Hamparan Perak Tangkap 31 Napi
Sementara itu, Kepolisian Sektor (Polsek) Hamparan Perak, berhasil meringkus 31 orang narapidana yang kabur. “Untuk identitasnya kita belum tahu, karena saat ini mereka masih dalam perjalanan menuju Mapolsek,” tegas Waka Polsek Hamparan Perak, AKP Irsol.
Irsol langsung menjelaskan proses penangkapan tersebut. Menurutnya, berdasarkan laporan, personel kepolisian langsung bersiaga di wilayah perbatasan antara Hamparan Perak dan Helvetia. “Begitu memperoleh informasi, kita berupaya menelusuri jejak-jejak napi kabur di wilayah perbatasan. Selain itu, lewat beragam informasi masyarakat kita memburu para napi yang melarikan hingga ke perkebunan
tebu di Bulucina,” ungkapnya.
Selain itu ada juga yang berhasil ditangkap di Dese Selemak. “Masing-masing napi yang ditangkap dari berbagai lokasi terpisah, ada tiga diantaranya sedang menumpangi becak bermotor (betor), sedangkan yang lainnya dari informasi masyarakat ditangkap di perkebunan. Saat ini personie menyebar termasuk daerah pinggiran sungai,” terangnya.
Pihak Polsekta Medan Labuhan pun berhasil menangkap napi kabur. Adalah Irfansyah (31) dan Dedi
Irawan (32) berhasil dibekuk di kawasan perkebunan eks PTPN II Pasar X Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli, Jumat (12/7) dinihari sekira pukul 24.15 WIB. “Ya, mereka ditangkap di lahan garapan Pasar X Desa Manunggal, setelah menerima informasi dari masyarakat personel,” ujar AKP Pahala Manurung, Kanit Reskrim Polsekta Medan Labuhan.
Sedangkan di wilayah Langkat, Polres Langkat berhasil menangkap 5 napi yang kabur dari Tanjunggusta. “Benar. Satu di antaranya merupakan tahanan dalam kasus teroris. Maaf namanya belum dapat kita sebutkan karena sekarang ini lagi sweeping,” kata Kapolres Langkat, AKBP L Eric Bhismo, dihubungi via seluler Kamis (11/7) malam.
“Ok ya, maaf segitu dulu karena sedang sibuk ni,” tuntas Kapolres. (mag-10/rul/dek/jie/ian)
[table caption=”Kisruh di Lapas” delimiter=”|” terminator=”/” th=”1″]
Waktu[attr style=”width:100px”] | Kejadian/
05.00 WIB|
Air dan listrik mati/
10.00 WIB |
Listrik mati (versi PLN bukan pemadaman bergilir, tapi kabel terbakar)/
17.00 WIB |
Listrik berhasil dinyalakan (versi PLN)/
17.30 WIB |
-Travo listrik di luar LP Tanjunggusta terbakar (versi PLN)
-Terjadi keributan yang dipicu belum pulihnya listrik dan air. Para napi melawan petugas dan menjebol pintu utama serta membakar ruangan kantor LP. Diperkirakan sekitar 200 tahanan melarian diri./
20.50 WIB|
Ledakan cukup keras terdengar dari dalam LP. Belum diketahui asal muasal ledakan itu, namun saat ledakan terjadi letupan api terlihat cukup besar./
21.42 WIB|
Petugas gabungan Polri dan TNI yang jumlahnya mencapai 500 orang berjaga di sekitar LP. Selain itu, terdapat 15 mobil pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api./
22.00 WIB|
Api membesar di LP. Pihak keamanan belum nguasai LP./
23.15 WIB|
Pihak keamanan mulai merengsek ke dalam LP
[/table]
Sumber: Poldasu dan PLN