MEDAN-Pelaku pembunuhan sekeluarga yang terjadi di Desa Sukamulia Hilir, kecamatan Namorambe, Kabupaten Deliserdang, Minggu (12/4) yang lalu, belum menunjukkan titik terang. Hasil penyeledikkan dari Direktorat Kriminal Umum (Dit Krimum) Poldasu dan Polres Deliserdang, siapa pelaku dibalik pembunuhan dengan sadis ini.
“Moga, moga ya, tim masih melakukan ini,” ungkap Kasubdit III/Umum Dit Reskrimum Polda Sumut, AKBP Andry Setiawan, kepada Sumut Pos, Selasa (14/5) sore.
Saat ditanya, proses penyeledikkan sementara yang dilakukan pihaknya, perwira menyandang melati dua ini mengaku sudah memeriksa 10 saksi.
“Sudah 10 saksi yang dimintai keterangan atas itu,”sebutnya sembari optimis pelaku akan segera terungkap dan dibekuk.
Disinggung dibalik motif pembunuhan dengan sadis ini, Andry enggan memberikan komentar. Pasalnya, semua itu masih dalam proses penyeledikkan.
“Belum tahu, pelaku belum ketangkap, moga, moga lah doakan ya pelakunya ketangkap, biar tahu kita dibalik motif itu,” cetusnya.
Disisi lain, untuk proses pengejaran pelaku, tim yang dipimpimnya ini terbagi dua. Satu tim terfokus oleh kasus tewasnya anggota Satuan Brimob Poldasu Briptu Marisi Robert Silaen (35) yang dibantai di Jalan Sei Serayu Medan, Jum’at (10/4) yang lalu. Sementara tim yang lain juga fokus terhadap kasus pembunuhan satu keluarga di Namorabe, Kabupaten Deliserdang.”Tim kita ada yang bertugas menyelidiki kasus tewasnya anggota Brimob itu, ada kekasus ini juga (pembunuhan satu keluarga,red), jadi dibagi, semuanya harus terungkap pelakunya,” sebutnya.
Sebelumnya, Satu keluarga terdiri suami, istri dan anak perempuan yang masih berusia tujuh tahun tewas dibantai kawanan perampok di rumah mereka, Desa Sukamulia Hilir, Kecamatan Namorambe, Deliserdang, Minggu (12/5).
Menanggapi maraknya pembunuhan di Kota Medan yang terjadi belakangan ini, pengamat sosial, Sohibul Anshor menyatakan, hal itu dikarenakan dendam pribadi, atau tentang masalah masalah yang sulit diadukan ke pihak yang berwajib. “Saat ini, untuk mengadu ke pihak yang berwajib pakai biaya, belum lagi proses yang lambat, jadi seperti tidak ada keseriusan lembaga hukum setiap adanya pengaduan masyarakat, sehingga menimbulkan seperti hukum rimba. Jika merasa tidak cocok dengan seseorang, tinggal digorok atau ditikam saja, risiko ditangkap jadi pemikiran yang biasa saja,” ujarnya Selasa (13/5).
Nurul, mahasiswi swasta di Kota Medan mengaku resah dengan maraknya aksi pembunuhan belakangan ini. Menurutnya, kriminalitas seperti perampokan, mencuri, dan pembunuhan yang selalu terjadi belakangan ini dilatarbelakangi dari segi faktor ekonomi.
“Jelas kami sangat resah, apalagi kami sering pulang kuliah pada malam hari, sehingga ada kekhawatiran muncul,” katanya. (gus/ial)
Baca juga: Keamanan di Medan Mengkhawatirkan