30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Berlindung di Balik Minimnya Anggaran

SUMATERA Utara membutuhkan Rp1,7 triliun untuk menyediakan sistem irigasi yang mampu mengaliri lahan sawah seluas sekitar 486.008 hektare di provinsi ini.

Kepala Bidang Pengelolaan Lahan Air dan Sarana Dinas Pertanian Suamtara Utara Adam B Nasution mengatakan, keterbatasan anggaran pemerintah menyebabkan dana ini tidak dapat dipenuhi dalam waktu singkat, sehingga harus dibangun secara bertahap.

“Tahun ini kami targetkan untuk perluasan irigasi di 32 kabupaten di Sumut degan total luas area persawahan 34.000 hektare, dengan pendanaan senilai Rp106 miliar dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ujarnya.

Namun, tambahnya, keterbatasan itu menyebabkan banyak saluran irigasi yang telah rusak belum dapat diperbaiki.

Seperti saluran terputus, ada sedimentasi di saluran, serta berkurangnya debit aliran air dari sejumlah sungai. “Tingkat kerusakan irigasi di Sumut mencapai 40 persen.

Saat ini ada sekitar 60 persen sawah yang belum dilalui irigasi. Total luas lahan persawahan di Sumut mencapai 486.008 hektare,” tambahnya.

Kondisi ini menyebabkan produktivitas dan potensi produksi padi di Sumut tidak maksimal, meskipun hingga saat ini Sumut masih surplus produksi padi.

Hasil panen petani Sumut yang saat ini mampu memenuhi kebutuhan lokal dan di pasarkan ke sejumlah provinsi.

Jika saluran irigasi sudah mampu memenuhi semua kebutuhan sawah 100 persen, tambahnya, pihaknya meyakini produksi padi dari Sumut dapat mencapai 577.000 ton per tahun dari sekitar 230.000 ton per tahun saat ini.

Data Dinas Pertanian Sumut menunjukkan tahun lalu, pihaknya telah menggunakan dana APBN untuk membangun irigasi sepanjang 25.700 hektare yang mencakup 23 kabupaten dan kota.

Selain dana APBNpaparnya, Pemprov Sumut melalui Dinas Pertanian juga menganggarkan dana perbaikan dan pembangunan irigasi untuk 10.100 hektare di 13 kabupaten dan kota guna mempercepat target perbaikan semua irigasi di provinsi ini.

Kepala Dinas Pertanian Sumut M Roem menambahkan, jaringan irigasi di Sumut, hingga saat ini, masih perlu diperluas guna meningkatkan produktivitas hasil pertanian, mengingat lahan persawahan semakin sempit karena dikonversi ke komoditas perkebunan, pembangunan perumahan, dan kawasan industri.

“Untuk bantuan irigasi dana dari APBN masih sangat dominant. Ke depan pasti ada kemungkinan untuk kami tingkatkan pendanaan, baik melalui dana APBN ataupun APBD Sumut.” (mag-9)

SUMATERA Utara membutuhkan Rp1,7 triliun untuk menyediakan sistem irigasi yang mampu mengaliri lahan sawah seluas sekitar 486.008 hektare di provinsi ini.

Kepala Bidang Pengelolaan Lahan Air dan Sarana Dinas Pertanian Suamtara Utara Adam B Nasution mengatakan, keterbatasan anggaran pemerintah menyebabkan dana ini tidak dapat dipenuhi dalam waktu singkat, sehingga harus dibangun secara bertahap.

“Tahun ini kami targetkan untuk perluasan irigasi di 32 kabupaten di Sumut degan total luas area persawahan 34.000 hektare, dengan pendanaan senilai Rp106 miliar dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ujarnya.

Namun, tambahnya, keterbatasan itu menyebabkan banyak saluran irigasi yang telah rusak belum dapat diperbaiki.

Seperti saluran terputus, ada sedimentasi di saluran, serta berkurangnya debit aliran air dari sejumlah sungai. “Tingkat kerusakan irigasi di Sumut mencapai 40 persen.

Saat ini ada sekitar 60 persen sawah yang belum dilalui irigasi. Total luas lahan persawahan di Sumut mencapai 486.008 hektare,” tambahnya.

Kondisi ini menyebabkan produktivitas dan potensi produksi padi di Sumut tidak maksimal, meskipun hingga saat ini Sumut masih surplus produksi padi.

Hasil panen petani Sumut yang saat ini mampu memenuhi kebutuhan lokal dan di pasarkan ke sejumlah provinsi.

Jika saluran irigasi sudah mampu memenuhi semua kebutuhan sawah 100 persen, tambahnya, pihaknya meyakini produksi padi dari Sumut dapat mencapai 577.000 ton per tahun dari sekitar 230.000 ton per tahun saat ini.

Data Dinas Pertanian Sumut menunjukkan tahun lalu, pihaknya telah menggunakan dana APBN untuk membangun irigasi sepanjang 25.700 hektare yang mencakup 23 kabupaten dan kota.

Selain dana APBNpaparnya, Pemprov Sumut melalui Dinas Pertanian juga menganggarkan dana perbaikan dan pembangunan irigasi untuk 10.100 hektare di 13 kabupaten dan kota guna mempercepat target perbaikan semua irigasi di provinsi ini.

Kepala Dinas Pertanian Sumut M Roem menambahkan, jaringan irigasi di Sumut, hingga saat ini, masih perlu diperluas guna meningkatkan produktivitas hasil pertanian, mengingat lahan persawahan semakin sempit karena dikonversi ke komoditas perkebunan, pembangunan perumahan, dan kawasan industri.

“Untuk bantuan irigasi dana dari APBN masih sangat dominant. Ke depan pasti ada kemungkinan untuk kami tingkatkan pendanaan, baik melalui dana APBN ataupun APBD Sumut.” (mag-9)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/