26.7 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Dijanjikan Saluran Irigasi Sawah malah Dialiri Air Asin

PROGRAM cetak sawah yang diklaim didengung-dengungkan berhasil oleh Pemerintah Kabupaten Deliserdang, ternyata hanya isapan jempol. Pasalnya ratusan hektare (Ha) sawah yang masuk ke dalam program cetak sawah di Desa Sei Tuan Kecamatan Pantai Labu dinilai gagal. Selain irigasi yang dibangun tidak mengalirikan air tetapi air asin dari laut menggenai sawah warga.

Warga tentu saja kecewa, sawah tidak bisa ditanami padi areal persawaan mereka. Karena pasokan air yang diharapkan tidak mengalir. “Kita berharap program cetak sawah itu dapat mengalirkan air. Tetapi bukan air tawar yang didapat tetapi malah air bercampur garam,” ungkap Patar Tampubolon (32), warga setempat saat ditemui persawahannya, beberapa waktu lalu.

Patar yang mengerjakan sawah keluarganya tersebut mengatakan setiap musim tanam padi, ia harus mengeluarkan biaya untukmembeliBahanBakarMinyak(BBM) untuk menyalahkan pompa air.

Namun, musim tanam tahun 2013 kali ini, ia kewalahan pasalnya parit terdekat yang ada hanya berisi air asin. Pintu klep yang berfungsi menahan air asin dari laut rusak karena papan penahan air dari laut kerab dicuri, kemudian beberapa tiang semennya mulai keropos dan mulai retak retak.

Padahal disana ada sekitar 740 hektare (Ha) sawah warga yang tergantung dengan saluran irigasi dan pintu klep yang dibangun tiga tahun silam itu.

Untuk saluran irigasinya, tidak berfungsi karena dikerjakan tidak sesuai dengan target. Target pembangunan saluran irigasi itu, untuk mengaliri persawahan warga. Tetapi semenjak dibangun oleh Dinas PU Pemkab Deliserdang setetes air tidak pernah mengalir mengaliri persawahan warga itu.

“Kami telah berulang kali melaporkan hal ini ke Pemkab Deliserdang namun, tak pernah digubris oleh Pemkab. Padahal Pemkab Deliserdang selalu meng gembor gemborkan bahwa telah berahsil membuat program cetak sawa,” Ungkap E Marunung yang merupakan petani yang berada di daerah tersebut.

Sejak saluran irigasi tersebut dibangun Dinas PU Pemkab Deliserdang, air tidak pernah mengaliri persawahan warga.

“Kami tidak pernah menikmati pembangunan yang digembor-gemborkan di media oleh Pemkab Deliserdang. Sejak ada program cetak sawah itu, kami terpaksa jadi buruh tani di desa tetangga untuk menghidupi keluarga,” ucap S Nababan (45) petani lainnya.

Terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Deliserdang Ir Faisal, berjanji bakal mengerahkan tim teknis untuk mengecek keluahan warga itu. “Nanti akan saya suruh staf mencek lokasi yang dibilangkan itu,” bilang Faisal.

Ir Faisal tidak menapik bahwa proyek cetak sawa itu adalah proyek swakelola yang dananya dari APBD Tahun 2011 silam dibantu dengan dana swadaya warga.

“Jumlahnya saya lupa, tetapi itu program cetak sawah swakelola,” ucapnya.

Menurut sejumlah petani di lokasi itu, dana swadaya yang dikumpulkan warga lebih seratusan juta rupiah. Dana itu disebut sebut dipakai untuk membiayai pembelian bahan bakar solar untuk alat berat yang dipakai membuat program cetak sawah di Dusun Saur Matio Desa Sei Tuan Kecamatan Pantai Labu. “Ada beberapa kali oknum PU datang kepada saya untuk meminta uang katanya untuk beli solar. Kalau ditotal-total, dari kami beberapapetanisajajumlahnya sudah Rp80 juta.

Itu belum dari petani lain,” ungkap S Tampubolon warga lainnya. (btr)

PROGRAM cetak sawah yang diklaim didengung-dengungkan berhasil oleh Pemerintah Kabupaten Deliserdang, ternyata hanya isapan jempol. Pasalnya ratusan hektare (Ha) sawah yang masuk ke dalam program cetak sawah di Desa Sei Tuan Kecamatan Pantai Labu dinilai gagal. Selain irigasi yang dibangun tidak mengalirikan air tetapi air asin dari laut menggenai sawah warga.

Warga tentu saja kecewa, sawah tidak bisa ditanami padi areal persawaan mereka. Karena pasokan air yang diharapkan tidak mengalir. “Kita berharap program cetak sawah itu dapat mengalirkan air. Tetapi bukan air tawar yang didapat tetapi malah air bercampur garam,” ungkap Patar Tampubolon (32), warga setempat saat ditemui persawahannya, beberapa waktu lalu.

Patar yang mengerjakan sawah keluarganya tersebut mengatakan setiap musim tanam padi, ia harus mengeluarkan biaya untukmembeliBahanBakarMinyak(BBM) untuk menyalahkan pompa air.

Namun, musim tanam tahun 2013 kali ini, ia kewalahan pasalnya parit terdekat yang ada hanya berisi air asin. Pintu klep yang berfungsi menahan air asin dari laut rusak karena papan penahan air dari laut kerab dicuri, kemudian beberapa tiang semennya mulai keropos dan mulai retak retak.

Padahal disana ada sekitar 740 hektare (Ha) sawah warga yang tergantung dengan saluran irigasi dan pintu klep yang dibangun tiga tahun silam itu.

Untuk saluran irigasinya, tidak berfungsi karena dikerjakan tidak sesuai dengan target. Target pembangunan saluran irigasi itu, untuk mengaliri persawahan warga. Tetapi semenjak dibangun oleh Dinas PU Pemkab Deliserdang setetes air tidak pernah mengalir mengaliri persawahan warga itu.

“Kami telah berulang kali melaporkan hal ini ke Pemkab Deliserdang namun, tak pernah digubris oleh Pemkab. Padahal Pemkab Deliserdang selalu meng gembor gemborkan bahwa telah berahsil membuat program cetak sawa,” Ungkap E Marunung yang merupakan petani yang berada di daerah tersebut.

Sejak saluran irigasi tersebut dibangun Dinas PU Pemkab Deliserdang, air tidak pernah mengaliri persawahan warga.

“Kami tidak pernah menikmati pembangunan yang digembor-gemborkan di media oleh Pemkab Deliserdang. Sejak ada program cetak sawah itu, kami terpaksa jadi buruh tani di desa tetangga untuk menghidupi keluarga,” ucap S Nababan (45) petani lainnya.

Terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Deliserdang Ir Faisal, berjanji bakal mengerahkan tim teknis untuk mengecek keluahan warga itu. “Nanti akan saya suruh staf mencek lokasi yang dibilangkan itu,” bilang Faisal.

Ir Faisal tidak menapik bahwa proyek cetak sawa itu adalah proyek swakelola yang dananya dari APBD Tahun 2011 silam dibantu dengan dana swadaya warga.

“Jumlahnya saya lupa, tetapi itu program cetak sawah swakelola,” ucapnya.

Menurut sejumlah petani di lokasi itu, dana swadaya yang dikumpulkan warga lebih seratusan juta rupiah. Dana itu disebut sebut dipakai untuk membiayai pembelian bahan bakar solar untuk alat berat yang dipakai membuat program cetak sawah di Dusun Saur Matio Desa Sei Tuan Kecamatan Pantai Labu. “Ada beberapa kali oknum PU datang kepada saya untuk meminta uang katanya untuk beli solar. Kalau ditotal-total, dari kami beberapapetanisajajumlahnya sudah Rp80 juta.

Itu belum dari petani lain,” ungkap S Tampubolon warga lainnya. (btr)

Artikel Terkait

Rekening Gendut Akil dari Sumut?

Pedagang Emas Kian Ketar-ketir

Selalu Menghargai Sesama

Dahlan Iskan & Langkanya Daging Sapi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/