26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Dorong Millenial Menuju Indonesia Emas

Nicholas Goh, CEO QIU, di Jakarta pada 10 Desember 2018 lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Badan Statistik Indonesia (2012) menganalisa bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi sekitar tahun 2025 dan Provinsi DKI Jakarta diperkirakan sudah mengalami bonus demografi yang terus berlangsung hingga tahun 2030.

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2017) agar Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang melimpah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan keterampilan, termasuk kaitannya dalam menghadapi keterbukaan pasar tenaga kerja.

Dengan demografi yang dimiliki, Indonesia diperkirakan akan mencapai keemasan pada tahun 2045, tepat 100 Tahun setelah merdeka (BPS, 2015).Mereka yang termasuk usia produktif (15-64 tahun) pada tahun 2045 nanti merupakan penduduk yang saat ini berusia 0-37 tahun, termasuk generasi millennial yang kini berusia 17-37 tahun.

Sebelum memasuki masa keemasan, anak-anak muda Indonesia ini memerlukan persiapan yang berkualitas. Kualitas ini dibutuhkan agar mereka dapat ‘survive’ di era globalisasi dengan derasnya arus komunikasi dan teknologi.Kemampuan dasar di bidang literasi sangat dibutuhkan agar tetap bisa melakukan komunikasi dan menerima informasi. Kemampuan tersebut dapat berkembang dengan pendidikan yang baik.

Pendidikan, sebagai aspek paling penting untuk mewujudkan generasi yang berkualitas, menjadi salah satu alasan khusus agar siswa Indonesia setidaknya memiliki pengalaman sekolah di luar negeri yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya.

Pengalaman ini akan mempertajam kemampuan literasi berbahasa Inggris serta kemampuan interaksi multikultural dengan siswa dari negara-negara lain.

Quest International University Perak (QIU), salah satu institusi pendidikan tinggi di Ipoh-Malaysia, didirikan untuk mengembangkan kemampuan siswa yang cerdas dan menghasilkan lulusan berkualitas yang memiliki ambisi dan kapasitas intelektual yang mumpuni. Lebih dari 5 fakultas dengan lebih dari 40 jurusan, QIU dapat menjadi pilihan bagi siswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tingginya kelak.

“QIU memiliki standar internasional untuk memaksimalkan pendidikan yang berkualitas. Bagi kami, membangun karakter melalui sistem pendidikan dan lingkungan yang mendukung sangatlah penting. Oleh karena itu, melalui lingkungan belajar yang multikultural serta kondusif meskipun jauh dari rumah, kami menciptakan lulusan siap kerja melalui kesempatan praktik yang besar,” jelas Nicholas Goh, CEO QIU, di Jakarta pada 10 Desember 2018 lalu.

QNET, sebuah perusahaan penjualan langsung yang tergabung dalam Grup QI di Malaysia dan juga terdaftar di Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), memberikan dana hibah sebesar USD 100,000 atau sekitar Rp 1,5 milyar kepada QIU sebagai dana penelitian mengenai daur ulang plastik.

“Grup QI sangat tertarik terhadap hasil penemuan QIU mengenai daur ulang sampah plastik ini. Sangat menarik mengetahui bahwa QIU menemukan 7 plastik yang dapat didaur ulang menjadi batu-bata. Dengan demikian nilai plastik bekas akan sangat berharga sehingga masyarakat mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari,” tutup Ganang Rindarko, GM QNET Indonesia.

Sejalan dengan misi mewujudkan Indonesia Emas dari hasil bonus demografi, QIU memberikan kesempatan siswa di Indonesia memiliki pengalaman mengenyam pendidikan di luar negeri yang mampu menghasilkan lulusan berkualitas, siap kerja, dan mampu berinteraksi di lingkungan multikultural. (Rel/sih)

Nicholas Goh, CEO QIU, di Jakarta pada 10 Desember 2018 lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Badan Statistik Indonesia (2012) menganalisa bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi sekitar tahun 2025 dan Provinsi DKI Jakarta diperkirakan sudah mengalami bonus demografi yang terus berlangsung hingga tahun 2030.

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2017) agar Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang melimpah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan keterampilan, termasuk kaitannya dalam menghadapi keterbukaan pasar tenaga kerja.

Dengan demografi yang dimiliki, Indonesia diperkirakan akan mencapai keemasan pada tahun 2045, tepat 100 Tahun setelah merdeka (BPS, 2015).Mereka yang termasuk usia produktif (15-64 tahun) pada tahun 2045 nanti merupakan penduduk yang saat ini berusia 0-37 tahun, termasuk generasi millennial yang kini berusia 17-37 tahun.

Sebelum memasuki masa keemasan, anak-anak muda Indonesia ini memerlukan persiapan yang berkualitas. Kualitas ini dibutuhkan agar mereka dapat ‘survive’ di era globalisasi dengan derasnya arus komunikasi dan teknologi.Kemampuan dasar di bidang literasi sangat dibutuhkan agar tetap bisa melakukan komunikasi dan menerima informasi. Kemampuan tersebut dapat berkembang dengan pendidikan yang baik.

Pendidikan, sebagai aspek paling penting untuk mewujudkan generasi yang berkualitas, menjadi salah satu alasan khusus agar siswa Indonesia setidaknya memiliki pengalaman sekolah di luar negeri yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya.

Pengalaman ini akan mempertajam kemampuan literasi berbahasa Inggris serta kemampuan interaksi multikultural dengan siswa dari negara-negara lain.

Quest International University Perak (QIU), salah satu institusi pendidikan tinggi di Ipoh-Malaysia, didirikan untuk mengembangkan kemampuan siswa yang cerdas dan menghasilkan lulusan berkualitas yang memiliki ambisi dan kapasitas intelektual yang mumpuni. Lebih dari 5 fakultas dengan lebih dari 40 jurusan, QIU dapat menjadi pilihan bagi siswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tingginya kelak.

“QIU memiliki standar internasional untuk memaksimalkan pendidikan yang berkualitas. Bagi kami, membangun karakter melalui sistem pendidikan dan lingkungan yang mendukung sangatlah penting. Oleh karena itu, melalui lingkungan belajar yang multikultural serta kondusif meskipun jauh dari rumah, kami menciptakan lulusan siap kerja melalui kesempatan praktik yang besar,” jelas Nicholas Goh, CEO QIU, di Jakarta pada 10 Desember 2018 lalu.

QNET, sebuah perusahaan penjualan langsung yang tergabung dalam Grup QI di Malaysia dan juga terdaftar di Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), memberikan dana hibah sebesar USD 100,000 atau sekitar Rp 1,5 milyar kepada QIU sebagai dana penelitian mengenai daur ulang plastik.

“Grup QI sangat tertarik terhadap hasil penemuan QIU mengenai daur ulang sampah plastik ini. Sangat menarik mengetahui bahwa QIU menemukan 7 plastik yang dapat didaur ulang menjadi batu-bata. Dengan demikian nilai plastik bekas akan sangat berharga sehingga masyarakat mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari,” tutup Ganang Rindarko, GM QNET Indonesia.

Sejalan dengan misi mewujudkan Indonesia Emas dari hasil bonus demografi, QIU memberikan kesempatan siswa di Indonesia memiliki pengalaman mengenyam pendidikan di luar negeri yang mampu menghasilkan lulusan berkualitas, siap kerja, dan mampu berinteraksi di lingkungan multikultural. (Rel/sih)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/