25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

4.500 Pengungsi Sinabung Dilarang Pulang

Pengungsi Gunung Sinabung Karo, Sumatera Utara, Indonesia,
PENGUNGSI- Para pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia,masih dilarang pulang.

MEDAN-

Masa tanggap darurat kawasan sekitar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), diperpanjang. Sebab, status gunung tertinggi di Sumut tersebut masih siaga. Tidak boleh ada aktivitas pada radius tiga kilometer dari kawah. Karena itu, sebagian pengungsi belum diperbolehkan pulang.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa kegempaan vulkanik dalam di gunung setinggi 2.460 meter itu sudah menurun. Selama empat hari terakhir, gempa vulkanik tercatat rata-rata hanya 20 kali perhari. Selain itu, gunung tersebut beberapa kali batuk dan menyemburkan abu vulkanik dalam skala kecil.

Warga lima desa yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III di Gunung Sinabung masih diwajibkan mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga kemarin ada 4.349 jiwa yang menghuni 12 titik pengungsian. Mereka berasal dari Desa Simacem, Bekerah, Sigarang-garang, Kutagunggung, dan Sukameriah.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, titik pengungsian berada di sejumlah gedung fasilitas umum seperti masjid dan gereja. “Siang tadi sudah dimulai proses pemulangan pengungsi yang tinggal di luar zona tiga kilometer,” ujarnya di Jakarta kemarin

Sekitar 2.500 jiwa pengungsi dari sembilan lokasi pengungsian dipulangkan menggunakan 15 truk dari TNI, BPBD, Brimob, Polres, Satpol PP, maupun dari Dinas PU Kabupaten Karo. Dengan begitu, nyaris semua pengungsi di luar KRB III sudah kembali ke rumah masing-masing.

Untuk pemulangan pengungsi yang tinggal di zona bahaya, pihak BNPB masih menunggu perkembangan terkini kondisi Sinabung dari PVMBG. Jika PVMBG menyatakan Sinabung sudah aman, maka pengungsi bakal dipulangkan.

Doa Hamba Tuhan Gabungan

Sementara, tepat sepekan, pascameletus Gunung Sinabung, ratusan jemaat gereja dari berbagai daerah di Kabupaten Karo, melaksanakan ibadah bersama secara terbuka, di Danau Lau Kawar, Desa Kuta Gugung, Kecamatan Teman Teran, Kabupaten Karo. Acara ibadah ini, dilaksanakan persis di kaki Gunung Sinabung, hanya berjarak 3,5 kilometer saja dari kawah.

Sebelumnya, Rabu (18/9), juga dilakukan ritual leluhur dengan memberikan hewan ternak berupa kerbau dan kambing serta makanan, yang disembahkan kepada Gunung Sinabung, sebagai bentuk memohon lindungan dari bencana.”Karena kami Kristen Karismatik, jadi dipisahkan dengan ritual yang dilakukan 4 hari yang lalu dengan acara rohani hari ini (kemarin,red),”sebut Pendeta Sastra Ginting, salah satu pendeta yang ikut serta dalam ibadah bersama Hamba Tuhan Gabungan.

Ibadah ini, sudah kedua kali dilakukan setelah Gunung Sinabung meletus, pertama kali ibadah yang sama dilakukan pada tahun 2010 silam dengan becana alam yang sama.”Tujuan ibadah ini, kita meminta kepada Tuhan agar masyarakat diberikan keselamatan atas musibah bencana alam. Karena semua ini merupakan milik Tuhan, sehingga kita harus meminta lindungan kepada Tuhan lah,” katanya. (byu/ca/jpnn/gus)

 

Pengungsi Gunung Sinabung Karo, Sumatera Utara, Indonesia,
PENGUNGSI- Para pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia,masih dilarang pulang.

MEDAN-

Masa tanggap darurat kawasan sekitar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), diperpanjang. Sebab, status gunung tertinggi di Sumut tersebut masih siaga. Tidak boleh ada aktivitas pada radius tiga kilometer dari kawah. Karena itu, sebagian pengungsi belum diperbolehkan pulang.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa kegempaan vulkanik dalam di gunung setinggi 2.460 meter itu sudah menurun. Selama empat hari terakhir, gempa vulkanik tercatat rata-rata hanya 20 kali perhari. Selain itu, gunung tersebut beberapa kali batuk dan menyemburkan abu vulkanik dalam skala kecil.

Warga lima desa yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III di Gunung Sinabung masih diwajibkan mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga kemarin ada 4.349 jiwa yang menghuni 12 titik pengungsian. Mereka berasal dari Desa Simacem, Bekerah, Sigarang-garang, Kutagunggung, dan Sukameriah.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, titik pengungsian berada di sejumlah gedung fasilitas umum seperti masjid dan gereja. “Siang tadi sudah dimulai proses pemulangan pengungsi yang tinggal di luar zona tiga kilometer,” ujarnya di Jakarta kemarin

Sekitar 2.500 jiwa pengungsi dari sembilan lokasi pengungsian dipulangkan menggunakan 15 truk dari TNI, BPBD, Brimob, Polres, Satpol PP, maupun dari Dinas PU Kabupaten Karo. Dengan begitu, nyaris semua pengungsi di luar KRB III sudah kembali ke rumah masing-masing.

Untuk pemulangan pengungsi yang tinggal di zona bahaya, pihak BNPB masih menunggu perkembangan terkini kondisi Sinabung dari PVMBG. Jika PVMBG menyatakan Sinabung sudah aman, maka pengungsi bakal dipulangkan.

Doa Hamba Tuhan Gabungan

Sementara, tepat sepekan, pascameletus Gunung Sinabung, ratusan jemaat gereja dari berbagai daerah di Kabupaten Karo, melaksanakan ibadah bersama secara terbuka, di Danau Lau Kawar, Desa Kuta Gugung, Kecamatan Teman Teran, Kabupaten Karo. Acara ibadah ini, dilaksanakan persis di kaki Gunung Sinabung, hanya berjarak 3,5 kilometer saja dari kawah.

Sebelumnya, Rabu (18/9), juga dilakukan ritual leluhur dengan memberikan hewan ternak berupa kerbau dan kambing serta makanan, yang disembahkan kepada Gunung Sinabung, sebagai bentuk memohon lindungan dari bencana.”Karena kami Kristen Karismatik, jadi dipisahkan dengan ritual yang dilakukan 4 hari yang lalu dengan acara rohani hari ini (kemarin,red),”sebut Pendeta Sastra Ginting, salah satu pendeta yang ikut serta dalam ibadah bersama Hamba Tuhan Gabungan.

Ibadah ini, sudah kedua kali dilakukan setelah Gunung Sinabung meletus, pertama kali ibadah yang sama dilakukan pada tahun 2010 silam dengan becana alam yang sama.”Tujuan ibadah ini, kita meminta kepada Tuhan agar masyarakat diberikan keselamatan atas musibah bencana alam. Karena semua ini merupakan milik Tuhan, sehingga kita harus meminta lindungan kepada Tuhan lah,” katanya. (byu/ca/jpnn/gus)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/