30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Jantung Kumat, Syamsul Arifin Drop

Syamsul Arifin
Syamsul Arifin saat disidang beberapa tahun lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kondisi kesehatan Syamsul Arifin ngedrop lagi. Penyakit komplikasi jantungnya kumat. Mantan gubernur Sumut itu harus opname di rumah sakit.

Itu terungkap setelah wartawan SUMUTPOS.CO menghubungi Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Sukamiskin, Bandung, Giri Purbadi.

“Ya, Pak Syamsul sakit, dirawat di rumah sakit,” ujar Giri. Hanya saja, dia tak mau menyebut di rumah sakit mana mantan bupati Langkat itu dirawat. “Wah, saya tak tahu persis di rumah sakit mana. Tapi memang jantungnya kambuh,” kata Giri.

Ditanya sejak kapan Syamsul dirawat di RS, Giri juga mengaku kurang tahu persis.  “Saya tahunya kalau Pak Syamsul sudah dirawat ya barusan tadi. Karena memang saat di dalam (di Lapas, red), kondisinya ngedrop dan harus dipasang alat pacu jantung. Ya mau tak mau harus dibawa ke rumah sakit,” terangnya.

Diketahui, kondisi Syamsul memang sedang sakit-sakitan. Sebelumnya, 17 Februari 2014, dia juga sempat terbaring di Rumah Sakit Santoso, Bandung, Jawa Barat. Sepekan sebelumnya, Syamsul sempat menjalani operasi jantung di RS Abdi Waluyo, Jakarta.

“Usai operasi, dia balik lagi ke lapas. Tapi empat hari kemudian, jantungnya kambuh, anfal, Senin dibawa ke RS Santoso, hingga saat ini masih terbaring, kritis. Kasihan dia,” ujar Giri Purbadi lewat ponselnya, 19 Februari 2014.

Giri Purbadi bahkan sempat menduga, terpidana kasus korupsi APBD Langkat itu sakit-sakitan karena stress. Itu lantaran usulan pembebasan bersyaratnya belum juga disetujui Dirjen Pemasyarakatan Kemkum-HAM.

Dia mengatakan, tidak hanya Syamsul yang mengalami penurunan kondisi kesehatan. Sejumlah napi lain yang usulan pembebasan bersyaratnya juga belum disetujui, juga menunjukkan tanda-tanda stres yang berdampak pada kondisi fisiknya.

Giri sendiri mulai cemas dengan kondisi warga binaannya itu. Pasalnya, menurut dia , hal-hal semacam ini yang biasanya memunculkan keributan di dalam lapas. “Jadi kalau ada ribut di lapas, itu bukan karena perlakukan petugas kami, tapi ya yang seperti-seperti ini,” katanya lagi.

Giri mengaku sudah menanyakan langsung ke atasannya, mengapa usulan pembebasan bersyarat Syamsul dan yang lainnya, yang sudah lama disodorkan berkasnya, belum juga mendapat persetujuan.(sam/ala)

Syamsul Arifin
Syamsul Arifin saat disidang beberapa tahun lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kondisi kesehatan Syamsul Arifin ngedrop lagi. Penyakit komplikasi jantungnya kumat. Mantan gubernur Sumut itu harus opname di rumah sakit.

Itu terungkap setelah wartawan SUMUTPOS.CO menghubungi Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Sukamiskin, Bandung, Giri Purbadi.

“Ya, Pak Syamsul sakit, dirawat di rumah sakit,” ujar Giri. Hanya saja, dia tak mau menyebut di rumah sakit mana mantan bupati Langkat itu dirawat. “Wah, saya tak tahu persis di rumah sakit mana. Tapi memang jantungnya kambuh,” kata Giri.

Ditanya sejak kapan Syamsul dirawat di RS, Giri juga mengaku kurang tahu persis.  “Saya tahunya kalau Pak Syamsul sudah dirawat ya barusan tadi. Karena memang saat di dalam (di Lapas, red), kondisinya ngedrop dan harus dipasang alat pacu jantung. Ya mau tak mau harus dibawa ke rumah sakit,” terangnya.

Diketahui, kondisi Syamsul memang sedang sakit-sakitan. Sebelumnya, 17 Februari 2014, dia juga sempat terbaring di Rumah Sakit Santoso, Bandung, Jawa Barat. Sepekan sebelumnya, Syamsul sempat menjalani operasi jantung di RS Abdi Waluyo, Jakarta.

“Usai operasi, dia balik lagi ke lapas. Tapi empat hari kemudian, jantungnya kambuh, anfal, Senin dibawa ke RS Santoso, hingga saat ini masih terbaring, kritis. Kasihan dia,” ujar Giri Purbadi lewat ponselnya, 19 Februari 2014.

Giri Purbadi bahkan sempat menduga, terpidana kasus korupsi APBD Langkat itu sakit-sakitan karena stress. Itu lantaran usulan pembebasan bersyaratnya belum juga disetujui Dirjen Pemasyarakatan Kemkum-HAM.

Dia mengatakan, tidak hanya Syamsul yang mengalami penurunan kondisi kesehatan. Sejumlah napi lain yang usulan pembebasan bersyaratnya juga belum disetujui, juga menunjukkan tanda-tanda stres yang berdampak pada kondisi fisiknya.

Giri sendiri mulai cemas dengan kondisi warga binaannya itu. Pasalnya, menurut dia , hal-hal semacam ini yang biasanya memunculkan keributan di dalam lapas. “Jadi kalau ada ribut di lapas, itu bukan karena perlakukan petugas kami, tapi ya yang seperti-seperti ini,” katanya lagi.

Giri mengaku sudah menanyakan langsung ke atasannya, mengapa usulan pembebasan bersyarat Syamsul dan yang lainnya, yang sudah lama disodorkan berkasnya, belum juga mendapat persetujuan.(sam/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/