Staf ahli Bidang Multikultur, Kementerian Pariwisata, Hari Untoro Drajat mengatakan, moment ini harus dimanfaatkan travel agent untuk menawarkan pilgrimage tour atau wisata religi. Perjalanan wisata selain ke Candi Borobudur, bisa dilanjutkan dengan pilgrimage tour ke Candi Mendut, Candi Prambanan, Candi Sewu, dan Candi Plaosan atau lainnya di sekitar Borobudur.
“Kami sangat berharap melalui kegiatan-kegiatan pilgrimage tour dapat mendorong mengalirkan wisatawan asing berkunjung ke Candi Borobudur sehingga target wisatawan asing yang berkunjung ke wilayah Joglosemar dapat tercapai,” kata Hari.
Kawasan wisata Borobudur beserta daerah Yogyakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar) yang termasuk dalam sepuluh destinasi prioritas memiliki tugas untuk mendatangkan dua juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019.
“Target tersebut naik 600 persen dari target kunjungan wisman yang datang pada tahun 2014 yakni 300.000 orang di Candi Borobudur. Dari pusat, daerah, dan masyarakat harus bersatu,” kata Hari.
Hari mengatakan, untuk membuat Borobudur dan kawasan Joglosemar semakin diminati wisatawan mancanegara maka dibutuhkan rumus 3A-nya Menpar Arief Yahya, atraksi, amenitas, dan akses yang memadai.
“Menurut saya ada sesuatu kerumunan yang harus dikembangkan di luar Borobudur. Jadi kerumunan itu bisa pusat pertokoan, pusat budaya, dan juga yang perlu dikembangkan itu narasi,” kata Hari.
Narasi yang dimaksud oleh Hari adalah kisah-kisah Borobudur yang dibuat menjadi sebuah seni pertunjukan. Hari membandingkan dengan pertunjukan seni budaya di Bali, yang juga menjadi daya tarik wisman selain keindahan alam dan benda. (rel)