27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Hijrah Moral Untuk Kebangkitan Indonesia

Seminar Nasional dan Silakwil  ICMI Sumut

Perkembangan zaman dan modernisasi Iptek membuat permasalahan moral di masyarakat semakin mengarah kepada penurunan moral. Bentuk penurunan moral bangsa ini terangkum di berbagai tayangan televisi dan pemberitaan media massa lainnya.

Hal tersebut diungkapkan Ketua ICMI Sumut Prof Arif Nasution dalam kata sambutannya pada Seminar Nasional bertajuk ‘Hijrah Moral Untuk Kebangkitan Indonesia’ di Hotel Emerald Garden Jalan Putri Hijau Medan, Jumat (25/11). Menurutnya, hingga saat ini hijrah moral belum dilakukan mayoritas ummat Muslim. “Apakah kita mau berhijrah? Nah, ini yang harus kita tanamkan dalam hati. Sekarang kita harus berhijrah dari keterpurukan moral,” ujar Arif.
Indonesia sebagai negara dengan masyarakat pemeluk agama Islam terbesar di dunia, sudah tentu menjadi bidikan bangsa lain untuk memberikan goncangan dari berbagai segi, baik ekonomi, sosial dan lainnya.

“Diharapkan hari ini kita bisa berkomitmen untuk membangun negara dari segi moral dengan penyampaian yang ikhlas dan khusu’. Islam harus tetap bergandengan tangan,” jelas Arif lagi.

Sementara itu, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho yang hadir menuturkan, saat ini yang harus dibangun adalah moral tentang kesetiaan. “Mau dibawa kemana moral kita, kesetiaan kita? Mudah-mudahan kita tetap menjadi pribadi layaknya sosok nabi Ibrahim AS yang selalu menuju jalan Allah SWT dan berorientasi kepada kebenaran,” katanya.
Menurutnya, untuk mencapai tujuan seorang manusia tak bisa melakukannya sendiri. “Kita harus bersama-sama atau ditemani dengan orang-orang yang setia dan memiliki orientasi sama dalam perjuangan membangun komitmen,” jelas Plt Gubsu.

Hadir sebagai pembicara pada seminas tersebut adalah Ketua Dewan Penasehat ICMI Pusat Prof Jimly Asshiddiqie. Ia menerangkan hijrah merupakan semangat untuk berubah. Yakni berpindah dari satu kondisi kekinian ke arah kondisi yang lebih diidealkan di masa yang akan datang.

“Jika diperhatikan, Indonesia kini sungguh berada di tengah persimpangan jalan. Saat ini kita berada di tengah-tengah gelombang pengaruh kebudayaan dan peradaban yang demikian deras datangnya dari luar. Ini juga sebagai akibat cepatnya laju perkembangan Iptek yang menyebabkan terjadinya globalisasi dalam semua bidang kehidupan,” tuturnya.

Karena itu, lanjutnya, baik pendekatan struktural maupun kultural perlu digerakkan secara sungguh-sungguh dan simultan. “Ini untuk membangun watak dan karakter bangsa kita dengan cepat,” kata Jimly.

Jimly juga menuturkan, Indonesia perlu menyampaikan harapan kepada kaum cerdik dan cendikia khususnya para ahli pendidikan agar dapat memikirkan pelbagai alternatif solusi dalam memperbaiki sistem pendidikan nasional.
Narasumber lainnya yang merupakan Ketua Dewan Pakar ICMI Sumut, Prof Subhilhar dalam makalahnya menerangkan, diketahui dari berita yang diterbitkan koran nasional di Indonesia, Selandia Baru menempati urutan pertama negara paling Islami di antara 208 negara, diikuti Luksemburg. Sementara Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim menempati urutan ke-140.

Menurutnya, pertumbuhan keimanan masyarakat di Indonesia berbanding lurus dengan peningkatan kemaksiatan dan tindakan kejahatan. “Kita ketahui bersama, jumlah jamaah haji dan umrah semakin meningkat tiap tahun. Tempat ibadah juga terus bertambah jumlahnya. Namun, di sisi lain, korupsi dan tindakan kejahatan juga meraja lela. Dan kesenjangan kesalehan individu dengan kesalehan sosial sangat tinggi,” jelas Subhilhar.

Karena itu, sambung Subhilhar, diperlukan penanaman etika dengan terus mengisi nutrisi moral agar diperoleh moral yang sehat. “Kita harus menemukan mana yang memperkaya dan mana yang meracuni moral bangsa dalam rangka mencapai kesehatan moral. Diharapkan pula, kita bisa bersama membangun jiwa dan badan untuk Indonesia Raya. Karena orang yang berkata jujur akan mendapatkan tiga hal, yakni kepercayaan, cinta dan kehormatan,” katanya.

Sebelumnya, ICMI Sumut juga menggelar Silaturahmi Kerja Wilayah (Silakwil) yang dihadiri 15 Organisasi Daerah (Orda). Silakwil ini merupakan program kerja ICMI Sumut.  Adapun Orda yang hadir adalah Medan, Deliserdang, Phak-Phak Barat, Sibolga, Madina, Pematang Siantar, Tanjung Balai, Padang Lawas Utara, Simalungun, Serdang Bedagai, Binjai, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan dan Langkat.

Silakwil bertujuan untuk saling tukar pikiran. Beberapa perwakilan dari daerah juga tak sungkan menyampaikan gagasannya langsung kepada Ketua Umum ICMI Sumut Prof Arif Nasution yang hadir dan didampingi Sekretaris Umum Drs Nuzirwan Lubis, MSP dan bendehara Syafrida Fitri MSP.

“ICMI Sumut sempat vakum beberapa tahun belakangan, maka di masa kepengurusan kita bersama harus kembali membangkitkan kegiatan yang membawa kebangkitan umat,” kata Prof Arif.

Nuzirwan Lubis juga mengingatkan pengurus Orda untuk bersiap menatap Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas), yang akan digelar 2012 mendatang di Kendari Sulawesi Tenggara. (*)

Seminar Nasional dan Silakwil  ICMI Sumut

Perkembangan zaman dan modernisasi Iptek membuat permasalahan moral di masyarakat semakin mengarah kepada penurunan moral. Bentuk penurunan moral bangsa ini terangkum di berbagai tayangan televisi dan pemberitaan media massa lainnya.

Hal tersebut diungkapkan Ketua ICMI Sumut Prof Arif Nasution dalam kata sambutannya pada Seminar Nasional bertajuk ‘Hijrah Moral Untuk Kebangkitan Indonesia’ di Hotel Emerald Garden Jalan Putri Hijau Medan, Jumat (25/11). Menurutnya, hingga saat ini hijrah moral belum dilakukan mayoritas ummat Muslim. “Apakah kita mau berhijrah? Nah, ini yang harus kita tanamkan dalam hati. Sekarang kita harus berhijrah dari keterpurukan moral,” ujar Arif.
Indonesia sebagai negara dengan masyarakat pemeluk agama Islam terbesar di dunia, sudah tentu menjadi bidikan bangsa lain untuk memberikan goncangan dari berbagai segi, baik ekonomi, sosial dan lainnya.

“Diharapkan hari ini kita bisa berkomitmen untuk membangun negara dari segi moral dengan penyampaian yang ikhlas dan khusu’. Islam harus tetap bergandengan tangan,” jelas Arif lagi.

Sementara itu, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho yang hadir menuturkan, saat ini yang harus dibangun adalah moral tentang kesetiaan. “Mau dibawa kemana moral kita, kesetiaan kita? Mudah-mudahan kita tetap menjadi pribadi layaknya sosok nabi Ibrahim AS yang selalu menuju jalan Allah SWT dan berorientasi kepada kebenaran,” katanya.
Menurutnya, untuk mencapai tujuan seorang manusia tak bisa melakukannya sendiri. “Kita harus bersama-sama atau ditemani dengan orang-orang yang setia dan memiliki orientasi sama dalam perjuangan membangun komitmen,” jelas Plt Gubsu.

Hadir sebagai pembicara pada seminas tersebut adalah Ketua Dewan Penasehat ICMI Pusat Prof Jimly Asshiddiqie. Ia menerangkan hijrah merupakan semangat untuk berubah. Yakni berpindah dari satu kondisi kekinian ke arah kondisi yang lebih diidealkan di masa yang akan datang.

“Jika diperhatikan, Indonesia kini sungguh berada di tengah persimpangan jalan. Saat ini kita berada di tengah-tengah gelombang pengaruh kebudayaan dan peradaban yang demikian deras datangnya dari luar. Ini juga sebagai akibat cepatnya laju perkembangan Iptek yang menyebabkan terjadinya globalisasi dalam semua bidang kehidupan,” tuturnya.

Karena itu, lanjutnya, baik pendekatan struktural maupun kultural perlu digerakkan secara sungguh-sungguh dan simultan. “Ini untuk membangun watak dan karakter bangsa kita dengan cepat,” kata Jimly.

Jimly juga menuturkan, Indonesia perlu menyampaikan harapan kepada kaum cerdik dan cendikia khususnya para ahli pendidikan agar dapat memikirkan pelbagai alternatif solusi dalam memperbaiki sistem pendidikan nasional.
Narasumber lainnya yang merupakan Ketua Dewan Pakar ICMI Sumut, Prof Subhilhar dalam makalahnya menerangkan, diketahui dari berita yang diterbitkan koran nasional di Indonesia, Selandia Baru menempati urutan pertama negara paling Islami di antara 208 negara, diikuti Luksemburg. Sementara Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim menempati urutan ke-140.

Menurutnya, pertumbuhan keimanan masyarakat di Indonesia berbanding lurus dengan peningkatan kemaksiatan dan tindakan kejahatan. “Kita ketahui bersama, jumlah jamaah haji dan umrah semakin meningkat tiap tahun. Tempat ibadah juga terus bertambah jumlahnya. Namun, di sisi lain, korupsi dan tindakan kejahatan juga meraja lela. Dan kesenjangan kesalehan individu dengan kesalehan sosial sangat tinggi,” jelas Subhilhar.

Karena itu, sambung Subhilhar, diperlukan penanaman etika dengan terus mengisi nutrisi moral agar diperoleh moral yang sehat. “Kita harus menemukan mana yang memperkaya dan mana yang meracuni moral bangsa dalam rangka mencapai kesehatan moral. Diharapkan pula, kita bisa bersama membangun jiwa dan badan untuk Indonesia Raya. Karena orang yang berkata jujur akan mendapatkan tiga hal, yakni kepercayaan, cinta dan kehormatan,” katanya.

Sebelumnya, ICMI Sumut juga menggelar Silaturahmi Kerja Wilayah (Silakwil) yang dihadiri 15 Organisasi Daerah (Orda). Silakwil ini merupakan program kerja ICMI Sumut.  Adapun Orda yang hadir adalah Medan, Deliserdang, Phak-Phak Barat, Sibolga, Madina, Pematang Siantar, Tanjung Balai, Padang Lawas Utara, Simalungun, Serdang Bedagai, Binjai, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan dan Langkat.

Silakwil bertujuan untuk saling tukar pikiran. Beberapa perwakilan dari daerah juga tak sungkan menyampaikan gagasannya langsung kepada Ketua Umum ICMI Sumut Prof Arif Nasution yang hadir dan didampingi Sekretaris Umum Drs Nuzirwan Lubis, MSP dan bendehara Syafrida Fitri MSP.

“ICMI Sumut sempat vakum beberapa tahun belakangan, maka di masa kepengurusan kita bersama harus kembali membangkitkan kegiatan yang membawa kebangkitan umat,” kata Prof Arif.

Nuzirwan Lubis juga mengingatkan pengurus Orda untuk bersiap menatap Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas), yang akan digelar 2012 mendatang di Kendari Sulawesi Tenggara. (*)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru