26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Terganggu Gundukan Lumpur Kerukan Parit

MEDAN- Perbaikan dan pembersihan saluran drainase sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh Pemko Medan. Lumpur dan sampah-sampah diangkut dari untuk memperlancar saluran air di parit-parit atau selokan-selokann
Namun, di beberapa tempat, perbaikan saluran drainase ini tak hanya menimbulkan polusi udara. Lumpur yang tak segera diangkut dan dibiarkan begitu saja, malah mengganggu pejalan kaki. Ketika kering, berubah menjadi debu yang berterbangan di jalanan. Seperti hasil amatan wartawan koran ini di Jalan Sutomo/Jalan Prof HM Yamin.

“Kalau bisa paretnya agak dipercepat perbaikannya karena abu (debu) berterbangan saat suhu sudah terik. Abu itu dari tanah hasil korekan parit yang mongering, tak diangkut,” kata Sulaiman Rizal (40), pengemudi betor yang biasa mangkal di simpang jalan tersebut, Sabtu (27/10) sore.

Hal senada juga diucapkan Yuli (20), mahasiswi yang sering menunggu angkot hendak pulang ke kostnya di Padang Bulan, Medan. “Kalau panas banyak abunya, becek dan berlumpur jika hujan turun. Seperti itu yang saya alami selama sebulan ini setiap menunggu angkot mau pulang,” ucapnya.

Amatan wartawan koran ini, pengorekan dan perbaikan parit sudah memasuki tahap pemasangan mal di pinggir parit. Tak hanya itu, akibat pengorekan dan perbaikan parit ini, pejalan kaki pun menjadi susah berjalan dan terpaksa harus melompat dan mengambil jalan dipinggir badan jalan.(jon)

MEDAN- Perbaikan dan pembersihan saluran drainase sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh Pemko Medan. Lumpur dan sampah-sampah diangkut dari untuk memperlancar saluran air di parit-parit atau selokan-selokann
Namun, di beberapa tempat, perbaikan saluran drainase ini tak hanya menimbulkan polusi udara. Lumpur yang tak segera diangkut dan dibiarkan begitu saja, malah mengganggu pejalan kaki. Ketika kering, berubah menjadi debu yang berterbangan di jalanan. Seperti hasil amatan wartawan koran ini di Jalan Sutomo/Jalan Prof HM Yamin.

“Kalau bisa paretnya agak dipercepat perbaikannya karena abu (debu) berterbangan saat suhu sudah terik. Abu itu dari tanah hasil korekan parit yang mongering, tak diangkut,” kata Sulaiman Rizal (40), pengemudi betor yang biasa mangkal di simpang jalan tersebut, Sabtu (27/10) sore.

Hal senada juga diucapkan Yuli (20), mahasiswi yang sering menunggu angkot hendak pulang ke kostnya di Padang Bulan, Medan. “Kalau panas banyak abunya, becek dan berlumpur jika hujan turun. Seperti itu yang saya alami selama sebulan ini setiap menunggu angkot mau pulang,” ucapnya.

Amatan wartawan koran ini, pengorekan dan perbaikan parit sudah memasuki tahap pemasangan mal di pinggir parit. Tak hanya itu, akibat pengorekan dan perbaikan parit ini, pejalan kaki pun menjadi susah berjalan dan terpaksa harus melompat dan mengambil jalan dipinggir badan jalan.(jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/