BANDA ACEH, SUMUTPOS.CO – Sejumlah pedagang batu akik mulai merasakan minat konsumen untuk memiliki batu mulia tersebut mulai menurun. Pasalnya, permintaan sejak dua bulan lalu semakin berkurang dan melemah.
Amir, penjual batu akik di jalan Sukarno Hatta, Lampeunurut, Banda Aceh mengakui penjualan batu akik terasa melemah, tidak seperti dulu.
“Ya sekarang terasa penjualan berkurang,” ujarnya, Sabtu (2/5).
Menurutnya, berkurangnya permintaan kemungkinan masyarakat sudah memiliki batu cincin. “Pembeli mulai berkurang, omsetpun berkurang,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, kurangnya pembeli bisa jadi masyarakat sedang mengumpulkan uang untuk kebutuhan puasa yang sudah di depan mata. Ia mengatakan, meski jualan di pinggiran jalan, banyak pembeli yang mampir untuk menawarkan barang dagangan miliknya. Harga penjualan bervariasi mulai dari Rp 200 ribu hingga jutaan.
“Sekarang jauh beda penjualan. Terkadang hanya laku dua atau tiga cincin perhari,” kata dia.
Meski demikian, lanjutnya, walaupun penghasilan minim, mereka tetap menjalankan usaha yang sudah dikenal di Aceh. “Yang penting kita usaha, banyak sikit sudah ditentukan oleh yang mahakuasa,” jelas Amir.
Sementara itu, pengusaha Batu Alam, Nasrul Sufi panggilan akrabnya Tgk Abang, tidak menafik kalau penjualan batu alam sedikit menurun di Aceh. Namun, untuk di luar Aceh permintaan batu akik tidak berpengaruh. “Sejak dua bulan ini terasa menurun, hingga 30 Persen,” ungkapnya.
Menurutnya, menurunnya konsumsi masyarakat Aceh untuk membeli batu akik, menghadapi masa Ujian Nasional (UN), puasa dan lebaran yang tidak lama lagi. “Kita pun maklum, habis lebaran event tentang batu alam akan kita gelar,” pungkasnya. (adi/jpnn)